[65]

290 41 1
                                    

"Ya, begitulah," ujarmu, "aku pernah bergabung di sana."

Serta-merta, Archer menyeringai lebar. Dari belakangnya, muncul Deev, yang ikut menyeringai. Kamu mencurigai ini semacam rekayasa.

"Memang kamu berguna sekali! Kita butuh banyak informasi soal Veritasensor, by the way."

Sebelum kamu yang disekakmat oleh dua orang itu, kamu buru-buru menyemburkan pertanyaan pertama.

"Kalian tahu Gilles?"

"Eh?"

"Gilles. Kepala proyek Veritasensor."

Archer merenung sekitar lima detik, sebelum meledakkan tawa menggelegar. "Maksudmu Gilles si tukang chip sialan itu? Ya enggak mungkin dialah kepala proyeknya. Dia itu cuma penyelia. Datang-datang, ngecek-ngecek, perintah-perintah." Sejurus, ia menoleh kanan kiri, lalu membisikkan lanjutan kalimatnya ke dekat telinga kananmu, "Dia itu cuma babu negara. Tapi tidak ada fungsinya selain perpanjangan tangan negara ke anggota komitariat yang tua-tua itu."

"Anumet dan Brekit?"

"Iya."

"Mereka belum terlalu tua. Tidak setua yang kamu kira."

"Well," Archer mundur, bersedekap. Ganti Deev yang bertanya, "Dari mana kamu yakin kalau mereka belum tua?"

"Mereka tahu benar cara memakai berbagai gawai. Tahu cara memasang rangkaian listrik dengan mikrosemiskop."

Kalau zaman biasanya ditandai dengan film atau dengan tren berpakaian, bagimu, dan para alumni Biomedicine lainnya, salah satu penanda penting zaman adalah alat canggih yang digunakan di laboratorium. Yang kamu ingat hanya mikrosemiskop, yang sangat membantu menjembatani kesenjangan antara suryakanta dan mikroskop biasa. Mikroskop elektron, malah, menurutmu sudah ketinggalan zaman, sejak ada mikroskop proton yang diciptakan beberapa tahun silam. Sayang, teknologi terbaru itu belum bisa diakses orang banyak; sehingga kamu dan rekan-rekan sebayamu masih harus puas dengan mikrosemiskop.

"Ah, itu tidak bisa dijadikan patokan. Mereka ngerti musik?"

"Anumet suka The Chainsmokers. Kalau Brekit sepertinya suka Bebe Rexha."

Archer dan Deev mendengus bersama. Pasti jawabanmu tak sesuai ekspektasi dua orang itu.

"Mereka alumni jurusan apa?"

Selagi Deev memanjang-manjangkan leher dan memastikan tidak ada penjaga yang berpatroli, Archer berubah menjadi lebih menyebalkan daripada seorang detektif risi yang bokongnya tertusuk paku payung.

"Anumet dari psikologi fisika. Brekit dari biologi inteligensi."

"NAH ITU! Positif! Mereka dulu orang Veritaject."

Giliran kamu yang melongo.

"Jadi, ini nyambung sama urusan Gilles tadi. Gilles itu memang pengusaha chip komputer. Karena prestasinya di luar negeri, dia disewa pemerintah, secara privat, untuk bantu develop Veritasensor. Gilles memang paham apa saja yang diperlukan untuk meracik Veritasensor. Tetapi dia butuh tangan." Archer mengajakmu sambil berjalan, pelan-pelan saja, dengan kamu berada di depan, dan Deev paling belakang, masih berlagak selaku penjaga. "Belok kanan. Dia butuh orang yang bisa melaksanakan apa yang dia pikirkan tentang Veritasensor. Yang paham fisika, yang paham inteligensi. Perpaduan gelar ganda begitu tidak ada di Augariana. Jadi dia terpaksa merekrut dua orang itu. Eh, tapi, yang diakui pemerintah, ya cuma dua orang itu. Dia tidak. Awalnya karena dia cuma mau di belakang layar. Tidak mau turun tangan langsung megang-megang chip yang mau dibikin."

Kamu ingat betapa sombong Gilles di hadapanmu, tetapi betapa protokolernya ia di hadapan Anumet dan Brekit. Kini kamu tahu mengapa.

"Sebentar. Berarti selama ini Anumet tidak membuat spesifikasi yang...."

"Nah, itu kamu tahu."

"Seben.... Perjelas. Aku bingung. Aku cuma menebak-nebak dan...."

"Memang itu yang terjadi. Gilles tidak memberitahukan status Anumet dan Brekit ke dua orang itu. Tahu-tahu Sanomat muncul. Entah dari mana, dia memerintah-merintah Anumet dan Brekit, menyuruh mereka...."

"Membuat Veritasensor sesuai yang dia mau."

"Nah, benar."

"Sementara Gilles meminta mereka untuk...."

"Coba tebak."

Seketika kamu merasa ingin mengeluarkan segenap kemampuanmu menganalisis perilaku pelaku kriminal. Di saat yang sama, kamu tahu bahwa ada kemungkinan Gilles tidak sekriminal yang kausangka selama ini.

"Gilles menyuruh Anumet membuatkan rangkaian anti-Veritasensor."

Archer memantikkan jari, "Sudah kubilang, kamu sangat berguna. Bukankah begitu, Deev?" Ganti Deev yang tertawa-tawa.

Kalian melanjutkan perjalanan. Archer tampak sedikit terburu-buru. Sesekali ia setengah berlari, tetapi masih dapat kamu susul dengan mudah. Deev mengawalmu ketat dari belakang.

"Jadi dia sudah tahu duluan soal buah efbiai dan pelepah siaie?"

"Iya. Dia sudah tahu duluan."

"Ka-kalau begitu, siapa informannya?"

Kamu hafal lorong yang ini. Ini lorong tempat kamu pertama kali melangkah saat memulai pencarian Leth tadi. Berarti kalian bertiga sudah dekat.

Archer menyeloroh cepat, "Sesama ilmuwan yang juga disewa khusus oleh pemerintah."

Dahimu mengernyit. Di saat bersamaan, tanpa kauduga, Archer berlari masuk. Belum sempat kamu mengajukan pertanyaan susulan tentang siapa-siapa saja ilmuwan yang dimaksud, Deev memasang badan, menghalangi ambang pintu. Kamu mencoba menerobos lewat ketiaknya, tiga kali, dan gagal terus.

"Mau ke mana kau, heh?"

"Kenapa kamu.... Untuk apa? Kamu puas Leth hilang?"

"Eh, eh. Kok marah. Apa salahku?"

Kamu merasakan wajahmu memanas. Mungkin merahnya sudah tidak keruan. Kamu memukulkan tangan dan siku ke perut dan dada Deev. Tidak mempan, sesuai perkiraanmu.

"Hei! Jangan pukul aku!"

Kamu berpikir cepat, mencari kata-kata untuk bersilat.

"Kalau begitu, beritahu aku apa manfaatmu buat mencari Leth!"

Dengan cepat, Deev mengibas-ngibaskan tangan pada paha, dada, dan lengan atasnya yang berotot. Ia mendelik kesal padamu. Namun, tidak. Itu bukan kesal betulan. Ia mencengkeram lenganmu, menyeretmu sekitar dua puluh langkah menjauh dari pintu, tepat di dekat pertigaan. Suaranya merendah, mengecil, tetapi masih cukup keras bagi telingamu.

"Intinya," Deev menyeringai, "aku bisa bantu kau keluar dari sini."


Ya, kamu tidak salah dengar. Pindahlah ke [78] untuk mencari tahu lebih lanjut.

Conundrum AproposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang