Tidak ada yang memperhatikan gerak-gerikmu, karena posisi dudukmu paling jauh. Kamu mengingat-ingat di lorong mana Zigurat tadi muncul. Bergegas kamu turun dari bangkumu, melipir ke sana. Kamu percepat jalanmu. Beruntung, kasutmu tidak bersol tebal, tidak berdebum saat membentur lantai. Tidak ada yang sadar kamu menyingkir. Zigurat tampak memunggungimu, berjalan tenang-tenang saja, berbelok ke kiri.
"Kapten Zigurat!" panggilmu, setelah kamu memastikan berada dalam jarak aman dari rekan-rekanmu.
Ia menoleh, menatapmu penuh keheranan.
"Kapten. Bantu kami. Tolonglah," pintamu memelas.
Usai menanggalkan keheranan di wajahnya, Zigurat kembali memasang ekspresi datar khas para prajurit. "Sebisanya. Ada apa?"
Kamu menyemburkan unek-unekmu. "Anggota kami ada yang hilang. Apakah Kapten melihatnya?"
Zigurat diam saja. Kamu menunggu. Tak sabar, kamu muntahkan pelurumu yang berikutnya, "Kalau tidak, aku ingin mencarinya. Keluar dari sini." Kamu menunduk, mendongak kembali, lalu menunjuk ranselmu. Kamu bersedia menawarkan seluruh milikmu sebagai barang jaminan. Sejurus, kamu memelaskan wajah. Kamu sempat ingin bersimpuh saja, tetapi buru-buru kautahan. Zigurat tetap bergeming.
"Kapten tidak tahu?"
Ia menggeleng. "Tidak tahu siapa yang hilang. Di sini tak pernah ada kehilangan. Yang ada, hanya salah taruh, atau salah penempatan. Kami tak punya penyedot debu, apalagi penyedot manusia."
Zigurat langsung berbalik badan seusai titik.
Kamu menghela napas. Prajurit topi bulu rimbun ini tidak ada gunanya buatmu.
Kamu baru hendak berjalan kembali, ketika kamu melihat kelebatan yang tak asing, yang beraroma bahaya.
Seseorang tersuruk-suruk di lantai, dengan rambut--atau bahu, atau kerah baju--terjambak, tertarik. Tak terlihat, begitu cepat.
Mirip Galea. Tetapi ia lewat terlalu cepat. Kamu ragu itu benar dia.
Apa yang mau kamu lakukan usai meninggalkan Zigurat?
Kejar Galea di [70], atau kembali ke rekan-rekanmu saja di [88]?
KAMU SEDANG MEMBACA
Conundrum Apropos
Science Fiction**The Watty's Award 2020 Winner: Science Fiction in Indonesian** **Cerita pilih-sendiri-petualanganmu** Negaramu, Augariana, lelah menghadapi kebohongan penduduknya, baik bohong putih maupun hitam. Wacana "Jujur Konsisten Lurus" mulai dicanangkan, d...