[28]

273 30 2
                                    

        

"Lihat ini," ujar Zsolt, menunjuk-nunjuk monitor peranti ketiknya. "Profesor Tamara Margana ditemukan tewas di Gedung Arsiparis Augariana dalam keadaan...."

Kamu dan rekan-rekanmu sudah berkerumun menghadap monitor. Ucapan Zsolt berhenti saat gulir peranti geraknya berhenti pada suatu foto. Foto yang seharusnya diambil dari arah puncak kepala Profesor Tamara. Seharusnya, karena puncak kepala itu sudah lenyap di foto. Lenyap beserta otaknya yang dikuras habis hingga ke dasar tengkorak. Deev menutup mukanya dengan dua tangan, lalu kembali ke depan monitor peranti ketiknya. Zigurat mengerang. Seketika Leth berkejaran ke toilet besar. Belakangan ini ia semakin sering muntah.

"Isi kepalanya hilang. Mengerikan sekali."

Suara Deev memecah kengerian yang merambat di bahu dan tengkuk kalian semua.

"Oke. Mungkin ini lebih bisa menjawab."

Jemarinya kian sibuk di atas papan ketik. Ia mengklik beberapa tombol. Monitornya menampilkan lima-enam tab, semuanya berita tentang teori konspirasi seputar kematian Profesor Tamara. Sekilas semuanya terlihat berbeda, tetapi sepertinya Deev sudah punya pandangan sendiri.

"Ini, lihat tab yang ini. Profesor Tamara Margana pernah melakukan riset besar untuk Britania Raya seputar neuropsikiatri di tahun 2017-2020. Top secret. Sepertinya riset itu tentang model otak ketika berkata jujur dan bohong. Di sini tidak dijelaskan detail. Tapi kemudian dana diputus pemerintah karena ia diajak pulang oleh pemerintah Augariana. Ia tak menolak. Nah, belakangan ketahuan kalau pemerintah Augariana ternyata berharap agar Profesor Tamara membocorkan rahasia tentang apa yang ia kerjakan untuk Britania."

"Pasti Britania menolak," sahut Zigurat.

"Tentu saja. Karena itu ada mutual agreement antara kedua pihak kalau mereka tidak boleh bicara ke pihak lain soal proyek ini. Bahkan Raja Charles III saja tidak boleh bicara kalau Sanomat bisa menodongkan pistol ke pelipisnya."

Dengan cepat, Deev membuka beberapa tab baru. Kamu takjub betapa canggih otak Deev, yang sanggup mencerna dan menarik seluruh isi tab tersebut menjadi kesimpulan tanpa ia sendiri menjadi limbung. "Nah. Masalahnya.... Pemerintah kita tidak suka situasi rahasia-rahasiaan ini. Seperti anak kecil ketika mencuri uang dan berkongkalikong dengan temannya untuk menimbun uang orang tua mereka di bawah pohon oak ala Shawshank Redemption."

Hanya kamu yang masih antusias mengikuti gerakan lincah Deev. Zsolt mulai beringsut mundur. Ia tampak mual. Zigurat tahu ada yang tak beres dengan pemuda itu, sehingga ia bersiaga memegangi punggungnya. Zsolt menjeluak beberapa kali. Bahkan ia nyaris ambruk.

"Aku temani ia muntah dulu," sahut Zigurat dari lorong menuju toilet.

Sekarang hanya kamu dan Deev. Kesempatan.

"Pemerintah akan berusaha segala cara supaya kita bisa menyerahkan formula Veritaject yang benar, formula Veritasensor yang benar. Di sisi lain, mungkin.... Ini kalau benar, bahwa ada pengkhianat di belakang kita, pengkhianat ini mau mengungkap rahasia di balik proyek Profesor Tamara di Britania Raya. Di Nottingham. Mereka mau menjadikan proyek ini sebagai tawanan."

Deev mengecilkan beberapa tab yang ia anggap kurang penting, lalu memicing ke arahmu dan berbisik, "Zsolt ... dia itu salah satu yang diincar beberapa antek negara karena pernah tahu apa isi proyek mereka di Britania."

"Apa?"

Serta-merta, Deev bangkit dari kursinya dan membekap mulutmu dengan satu tangan. Kamu tahu, semakin keras kamu berusaha berteriak, bekapannya bakal semakin kencang, dan bisa-bisa kamu kehabisan napas dengan tenaga lengan sebesar itu.

"Makanya kita keep dia di sini. Waktu Profesor minta satu orang dikirim ke Veritaject untuk gantikan Raimi, aku pilih Galea."

Seserta-merta bekapannya tadi, kini tangannya lepas dari mulutmu. Kamu mengelap pinggir-pinggir bibirmu dengan pinggir kaos.

Conundrum AproposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang