[90]

97 9 2
                                    

        

Kamu yakin bahwa pilihanmu mengubur otak Profesor Tamara di Ralmified adalah ide bagus. Rakyat Ralmified yang begitu banyak akan dituduh menjadi pelaku pembunuhan itu. Atau setidaknya, mereka jugalah yang akan lebih dahulu diselidiki ketika negara sadar otak sang profesor telah raib.

"Bagaimana?" Leth bertanya sekali lagi. Ia sudah memunggungimu, bersiap-siap pergi. Melihatmu diam, ia tak mengubah posisinya, tak maju, tak juga mundur. Ia tidak akan pergi sebelum kamu menjawab, dugamu.

"Baiklah," sahutmu, "kurasa otak itu tidak boleh kita pegang. Bisa...."

"Bisa berbahaya. Tertangkap tangan, matilah kita semua. Zsolt dan Deev juga bisa kena."

Benar juga. Kamu mengangguk, melanjutkan mengemas ransel, lalu menuruni tangga dan menuju stasiun metrokapsul terdekat. Leth yang mentraktirmu karcis, kali ini. Entah berapa puluh stop dan berapa kilometer. Menuruni eskalator menuju platform, Leth melingkarkan lengannya pada lenganmu. Kamu tak ingat kapan terakhir ia bersikap begitu intim.

Perjalanan itu cukup jauh dan mendebarkan. Setiap unit metrokapsul selalu menjalani prosedur pemeriksaan patroli manual setiap kali melewati perbatasan distrik. Pertama, dari Pravdanest ke Black Cliff. Di sana banyak petugas masuk ke gerbong secara serentak, sambil menempelkan telapak tangan yang sudah ditempeli alat pindai ke badan semua penumpang. Yang tak disentuh cuma ibu hamil besar yang jelas-jelas membuncit, atau kakek-kakek yang kian bungkuk meringkuk di daerah khusus bekursi roda. Sisanya, termasuk kamu dan Leth, digerayangi hingga setidaknya tiga telapak tangan. Ranselmu dan ransel Leth, kebetulan sudah kalian tendang ke bawah jok, luput dari pandangan mereka lantaran penuhnya gerbong. Betapa beruntungnya kalian.

Kamu belum pernah naik metrokapsul jurusan Black Cliff-Morewalk. Dua distrik yang sebisanya kamu hindari karena alasan bodoh. Black Cliff karena bentang alamnya yang terlalu ganas. Morewalk karena penduduknya yang selalu siap siaga dan beringas.

Kamu sudah nyaris tertidur ketika tiba-tiba Leth menempelkan telapak tangannya pada wajahmu.

"Kita sudah mau sampai," ucapnya.

*

Kamu bersumpah tak akan mau jika diajak berlibur ke distrik Ralmified.

Distrik ini gersang. Jarang ada pepohonan kecuali beberapa yang memang sengaja digerombolkan di pusat taman dan beberapa titik di kota. Posisinya yang di pesisir turut berkontribusi besar terhadap panasnya udara di sana, bahkan pada dini hari sekalipun. Dulu, kamu pernah mendengar desas-desus bahwa perdana menteri puluhan Augariana puluhan tahun yang lalu pernah mau menyulap Ralmified menjadi distrik ilmu pengetahuan dengan mendirikan berbagai pabrik, fasilitas laboratorium, dan sejumlah kampus. Apa daya, ia gagal. Uang yang sudah digelontorkan dalam anggaran tahunan habis dikeruk diam-diam oleh anggota parlemennya. Jadilah anggota parlemen hidup dengan standar sangat tinggi, sementara sang perdana menteri tak punya apa-apa lagi untuk dibangun di atas tanah Ralmified yang telanjur digunduli. Bertahun-tahun, Ralmified berjuang hidup lewat perikanan dan perkapalan, yang dibangun serabutan oleh kabinet-kabinet sesudahnya. Wakil dari distrik itu pun terbilang paling jarang berkontribusi di perkembangan ilmu pengetahuan. Begitu bertentangan dengan apa yang pernah dicita-citakan atas berpetak-petak tanah cerabutan itu.

Rumah Leth, jangan ditanya. Kamu belum pernah mengunjunginya sama sekali. Orang tua Leth hanya mengenalmu lewat foto. Ibu Leth pernah sangsi bahwa kamu benar-benar seorang pria, sampai-sampai ia meminta Leth mengirimkan fotomu ketika tidak berbusana sama sekali. Jelas permintaan itu kautolak dan ibu Leth tidak merestui hubungan kalian.

Kini, kamu nyaris gigit jari ketika menyadari bahwa hanya ibu Leth yang menunggui rumah itu, dan mau tak mau kamu harus berhadapan lalu mohon permisi padanya kalau benar-benar ingin mengubur....

Conundrum AproposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang