[75]

93 9 1
                                    

Angka keberuntungan itu pasti 75. Dari 1 Januari 1973.

Kamu menekan angka tujuh dan lima pada papan ketik panel, lalu menekan tombol hijau besar di sebelahnya. Terdengar bunyi ding dan kerlip sekali, yang diikuti pesan berhuruf sangat renik di layar, dan terakhir oleh suara geleser gerendel pintu.

"Kita tinggal dorong saja," kata Archer. Deev yang memasang badan, seperti biasa. Dengan dorongan keras darinya beberapa detik, pintu itu benar bergeser tempat. Panel rodanya mencuat tinggi dari lantai, sedikit tajam dan tampak berbisa, seakan berusaha menjegalmu tanpa ampun. Kamu menoleh pada Archer, selagi Deev masih berurusan dengan geser-menggeser pintu.

Dalam beberapa detik, kalian tiba di dalam. Semua tampak seperti ruangan arsiparis biasa. Hanya saja, dekorasi ruangan ini jauh lebih artistik, jauh lebih modern dan bersih. Kamu takjub akan absennya debu di ruangan berbau lama ini. Seharusnya, berdekade tak disentuh dan tak pernah dinapasi karbondioksida, ada sesuatu yang menempel dan berjejak di lembar-lembar kertas. Nyatanya, tidak ada.

Deev merapatkan tangan ke gagang laci terdekat. Ia menariknya. Tak bisa dibuka. Namun, laci-laci bawahnya bisa. Di laci terbawah, keluar begitu banyak kertas ketika gagang itu ditarik. Pemandangan lama kembali terngiang di benakmu, meskipun lagi-lagi kamu tak ingat kapankah itu terjadi."

"Kolektornya Profesor Tamara sendiri, tetapi eksekutornya ramai."

Ujaran Archer barusan mendapat sambutan antusias, meskipun dengan tengkuk dingin berjamaah. Kamu merapatkan badan paling dekat, lalu Deev ikut. Kalian bertiga menekuni sebuah buku catatan mirip buku log. Di sana ada deretan nama, lokasi tempat tinggal, tanggal eksekusi, dan nama orang. Salah satu dari nama itu adalah Kirkin Blackwell. Kamu takjub, meskipun tak terkejut.

"Kalau begitu, benar Kirkin telah menumpahkan begitu banyak darah," ujarmu tanpa sadar.

Archer mengangguk, "Begitu, benar, kalau dilihat dari catatan sejarah ini." Ia mengambil sebuah buku catatan yang begitu modern, kauyakin itu berasal dari zamanmu, tetapi kenyataannya ia berangka tahun 2017. Masa-masa ketika Profesor Tamara mulai terusik oleh dampak kebohongan pada lesunya pasar, pada kacaunya perpolitikan, hingga pada porak porandanya pernikahan dan merajalelanya perebut laki orang; juga penidur perempuan orang. "Ia menyuruh Kirkin men-sleding kepala banyak orang. Otaknya diambil, dibuat sari otak, lalu dibaca dan disimpan dalam sebuah basis data berukuran mega."

"Ya, dia menyimpan banyak sekali otak manusia di komputer, di lemari, dan di dalam kepalanya."

Kamu meraih perkamen yang tergulung paling tipis. Kapsul selubungnya berstempel Aldridge-Hall-Albright, lalu ada beberapa baris tulisan merah renik di badan plastiknya. Nottingham. Kamu buka kapsul itu, lalu kamu gelar perkamen itu di atas meja. Terdapat peta penyimpanan otak manusia di gudang, dengan begitu banyak deretan nama.

Tak salah lagi.

Proyek Nottingham adalah proyek pengumpulan otak manusia yang berkedok pembelajaran perilaku otak kala jujur dan bohong. Isi ratusan kepala di suatu tempat di fasilitas ini dulu pernah punya nama. Punya identitas. Namun, demi kepentingan jujur dan bohong, semua terenggut. Dugaanmu kali ini tak mungkin keliru.

"Otak manusia.... Sebentar, sebentar. Ini teori dasarnya."

Deev memutar sebuah video di peranti kecil yang ia bawa. Tak butuh waktu lama, ia hanya mengambil sebuah chip dan memasangkannya di slot yang cocok. Video itu sengaja ia atur agar tidak bersuara. Sebagai gantinya, ia hidupkan mode teks.

Kita tahu otak biasanya dilemahkan terlebih dahulu sebelum seseorang dipaksa untuk jujur. Ternyata, peneliti asal Augariana, Profesor Tamara Margana, menemukan fenomena berbeda. Dopa-Ark-Syn, sebuah senyawa yang sejak lama dianggap sebagai neurotransmiter vital penentu bohong atau jujurnya seseorang, mengungkap bahwa pemaksaan kejujuran pun bisa dihasilkan dengan perangsangan terhadap neurotransmiter ini.

Untuk mencapai konklusi itu, tim Profesor Tamara telah melakukan pembedahan otak terhadap empat ratus otak manusia dari berbagai usia, dari berbagai laku perangai, dan dari berbagai tingkat kecenderungan berbohong. Atas hasil coba-dan-salah berkali-kali, penguatan fungsi moral otak bisa dicapai dengan minum ekstrak buah efbiai yang dicampur dengan |||||||||||||||||||||||||||||||||||||.

"Tunggu. Apa maksudnya garis-garis itu?"

"Jadi itu bukan pelepah siaie?"

"Lihat ini."

Archer menemukan sepotong foto. Lihat di [110] saja dulu. Hanya ada rimbun rumput yang bergerombol bulat, seolah ia benar-benar bisa tumbuh ke arah mana saja, termasuk menghunjam bumi, dan kelompok bunga-bunga berkelopak besar yang sama sekali tidak cantik di matamu. Tak ada keterangan: tak ada nama lazim, tak ada spesies, bahkan tak ada pula spesifikasi tumbuhan macam apakah itu, atau tumbuhan yang berperangai apakah itu.

"Aku pernah melihat spesifikasi tumbuhan ini, rasanya," sahut Deev. Ia menjegal lenganmu dengan sekepal tinju. "Tumbuhan ini ada di banyak tempat. Salah satunya di rumah dedalu. Kurasa seharusnya...."

Kamu mengamatinya baik-baik. Kamu ingat kursus botanimu di sebelas musim panas silam, yang kauambil dengan penuh keterpaksaan karena ancaman dari ibumu dan bibimu. Guru itu punya suara yang tak bisa kamu lupakan, saking buruknya. Beberapa kalimatnya kaujadikan puisi. Sebagian kaucomot dan kaupasang menjadi kalimat kutipan dan motivasi kosong. Satu hal tentang pelajaran yang kauingat benar keluar dari mulutnya, adalah tentang sebuah tumbuhan berbunga besar yang tak boleh kalian ganggu, sampai kapan pun. Tumbuhan itu tak punya nama. Tidak disemati nama Latin. Tidak bisa dibudidayakan, seolah benar dijatuhkan dari kayangan, teruntuk khusus bagi bumi. Tumbuhan yang kalau dihabisi sampai setengah punah saja, sudah bisa mengguncang dan mengoyak-ngoyak rantai makanan.

Tumbuhan yang gurumu bicarakan adalah tumbuhan ini.

Tumbuhan yang tak pernah kamu bisa ingat namanya. Bahkan kamu tidak ingat kalau ia punya nama.

"Oh, aku tahu tumbuhan ini."

Deev dan Archer berpandangan.

"Jadi, mengapa proyek Nottingham dibatalkan? Budidaya dan produksi massal Veritaject dapat mengakibatkan punahnya tumbuhan yang tak bisa bereproduksi ini. Padahal, posisinya penting di rantai makanan. Lihat ini, ini, dan ini," ujarmu memainkan jari pada gambar tak kasat mata di depan matamu. "Lihat semua, dan... kalian akan paham kenapa tumbuhan tanpa nama ini tidak boleh sampai habis."

Mereka berhenti mendebatkan nama pelepah siaie, dan berganti menatapmu lurus-lurus.

Di saat yang sama, pintu besar--pintu tempat kalian masuk bersama-sama tadi--bergeleser. Suara berat dan derit pintu mengiringi masuknya sebilah sepatu bot hitam itu.

Lalu satu sepatu lagi. Sepasanglah mereka, menopang badan besar seperti ikan buntal, yang bertudung topi bulu ayam rimbun. Kamu baru ingat, bahwa ayam memakan biji tumbuhan ini (ketika mereka masih ada dulu), ikan buntal meminum kencingnya, dan tumbuhan inilah yang merana.

Kamu menghentikan telisikmu pada tumbuhan misterius itu.

Itu Sanomat.


Double attack! Hadapilah Brio dan Sanomat di [119].

Glosarium:
Neurotransmiter = zat kimia yang dapat mengantarkan sinyal saraf tertentu. Biasa ditemukan di jaringan saraf tepi maupun di otak.
Sleding = (meme) menebas; dipopulerkan meme Kak Seto.

DOCUMENTRETRIEVED: [110] Tumbuhan Misterius.

Conundrum AproposTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang