3

1.1K 57 0
                                    

Disisi lain Adrian sedang tertawa ria bersama teman-temannya. Bercanda bersama seperti tak ada beban.

Siapa yang tak kenal Adrian. Pesona ketampanan Adrian yang sangat luar biasa. Bisa membuat cewek yang melihatnya luluh seketika. Jangan salah. Adrian merupakan playboy kelas kakap. Yang sekali gombal si cewek langsung lekat.

"Oy Ren! Gimana sama cewek lo?" Tanya Adrian.

"Cewek gue yang mana?" Tanya Faren balik.

"Yaelah lo baru jadian udah lupa sama pacar sendiri!" Sindir Elvano.

"Dasar monok lo!" Pekik Diko.

"Yaelah namanya juga lupa". Sahut Faren tak terima.

"Kelamaan jomblo sih lo jadi gak kerasa kalo sekarang udah punya pacar." Ledek Adrian sambil tertawa lepas. Yang lain pun ikut tertawa.

"Iya we tau yang gak pernah jomblo mah!" Ucap Diko sinis.

"Lo sih enak Dri, punya muka ganteng. Banyak yang suka sama lo. Banyak yang deketin lo. Gak perlu lo cari udah nongol sendiri. Beda sama kita-kita ini." Kata Faren.

Adrian tersenyum bangga. Seakan dirinya lah yang paling tampan disini. Tapi itu bukan mitos. Melainkan fakta. Sudah menjadi rahasia umum jika Adrian tampan. Tidak hanya teman satu sekolahnya saja yang menyukainya. Dari sekolah lain pun banyak yang menyukainya.

"B aja ya bang! Gak usah bangga gitu." Kata Diko sinis.

"Dasar jomblo akut lo." Umpat Adrian.

"Dih jomblo teriak jomblo lo!" Kesal Diko.

"Udah, udah! Sesama jomblo gak boleh menghina. Hukumnya makruh." Lerai Elvano sambil mengaco.

"Btw, kenapa lo gak nyari pacar lagi setelah putus dari Natalie, Dri?" Tanya Faren heran.

"Enggak papa. Gue cuma lagi pengen sendiri aja. Mau ngerasain jadi Diko itu gimana." Jawabnya menyindir Diko.

Diko tak terima namanya disebut. Ia mendorong badan Adrian. Adrian pun seketika bergeser. Sedangkan Faren dan Elvano tertawa melihat tingkah Diko dan Adrian. Diko masih saja mengumpat Adrian. Sungguh itu penghinaan yang setiap hari ia rasakan selama ini.

Elvano menatap layar handphonenya. Senyum-senyum tak jelas memandangi foto cewek yang menjadi wallpaper handphonenya saat ini.

"Caileh Babang El senyum-senyum." Suara Diko terdengar membuat El tersentak kaget.

"Apaan sih lo cetek banget!" Sinis Elvano.

"Bilang aja lo iri kutu onta!" Seru Adrian

"Eh bangke lo! Anjirr monok! Bab...." Umpat Diko.

"Nah loh isi kebon binatangnya keluar." Kata Faren was-was membuat Diko diam.

"Lo nanti jadi jemput Rianty, El?" Tanya Faren pada Elvano.

Elvano mengangguk mengiyakan pertanyaan Faren.

Tiba-tiba Diko memasang wajah serius. Sangat serius. Membuat ketiga temannya ikutan serius. Memandang lekat raut wajah Diko. Hening. Suasana di meja mereka saat ini. Dan tiba-tiba......

Duuuuuuutt.....

Keheningan diantara mereka memecah setelah mendengar suara horor itu. Diko tersenyum dengan wajah tanpa dosanya. Ia merasa lega saat ini. Dan temannya mengumpat Diko kesal. Sudah sering Diko seperti ini. Tapi kali ini mereka tak tahan karena kentut Diko tadi berbau sangat tajam. Bahkan mereka ingin muntah rasanya.

"Woyy anjir lo ya!"

"Bau bangke gila!"

"Lo makan apaan sih, Ko?"

ADRIANTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang