Happy reading......
Rianty keluar dari kamarnya dengan keadaan yang sudah mandi dan rapi. Menghampiri ibunya yang sedang merapikan meja makan.
"Pagi anak Mama," sapa Sita.
"Pagi juga Mama," balas Rianty dengan semangatnya. Lantas duduk di kursi yang biasa ditempatinya. "Papa kemana, Ma?"
"Papa udah berangkat keluar kota subuh tadi, bukannya Papa izin juga ya sama kamu tadi malem?"
Rianty mengerutkan kening. Mengingat kembali. "Oh iya, tadi malem Papa bilang," ujar Rianty sembari menepuk keningnya.
"Kamu hari ini ada rencana kemana?" tanya Sita sembari menyendokan sayur ke piring Rianty.
"Di rumah aja kayaknya deh, Ma. Adrian juga nanti mau ke rumah soalnya," jelas Rianty.
"Oh iya, si Jovi kemana kok udah lama gak ke rumah?" tanya Sita disela makannya membuat raut wajah Rianty berubah bingung.
"Dia lagi sibuk Ma, lagi pulang kampung juga," jawab Rianty sekenanya.
"Kok kamu gak diajak liburan sama dia?"
"Mama apaan sih? Ngapain juga aku ikut," decak Rianty.
Rianty kembali melanjutkan sarapannya. Berusaha tak meladeni ucapan ibunya tentang Jovi. Gara-gara ibunya menyebut nama Jovi, Rianty jadi rindu. Rianty ingin sekali bertemu dengan Jovi.
*****
"Adrian kemana sih kok jam segini belom dateng juga," gerutu Rianty yang ntah sudah keberapa kali.
Kini Rianty sedang duduk bersantai di depan tv sembari menunggu Adrian yang katanya akan datang seperti biasa.
"Adrian gak jadi ke rumah, Ri?" tanya Sita saat baru turun dengan pakaian casualnya. Sepertinya akan pergi.
"Gak tau nih, gak ngabarin. Mama mau kemana?" Mata Rianty memicing.
"Biasa mau cek butik. Kan hari ini jadwal Mama," jawabnya. "Nggak papa kan kalo Mama tinggal?"
Rianty mengangguk. "Nggak papa, tapi pulangnya jangan terlalu sore."
"Iya, yaudah Mama berangkat ya," pamitnya.
Sita berjalan ke arah pintu utama. Saat pintu itu terbuka sudah ada Adrian di hadapannya. Sita sempat terlonjak kaget dengan kehadiran Adrian yang tiba-tiba ini.
"Kamu buat tante kaget aja." Sita mengelus dadanya.
"Maaf tante, saya baru aja mau ketuk pintu eh udah keduluan tante yang buka pintu," ujar Adrian. "Tante mau kemana?"
"Tante mau ke butik dulu. Itu Rianty di dalem udah nungguin kamu dari tadi. Tante berangkat dulu ya."
"Iya tante, hati-hati," ucap Adrian sopan yang dibalas senyum singkat oleh Sita. Setelahnya Adrian menghampiri Rianty yang sedang fokus dengan layar tv dihadapannya.
"Woy!" pekik Adrian di telinga Rianty.
Rianty sontak ikut menjerit karena terkejut. Lalu mendelik tajam setelah tau Adrian mengerjainya. "Reseh lo ah."
Bukannya merasa bersalah, Adrian malah tertawa melihat respon Rianty. "Abisnya lo serius banget nontonnya, sampe gue dateng lo gak sadar," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIANTY
Teen FictionMencintaimu adalah hal terindah Merindukanmu sudah pasti kurasa Memilikimu hanya impian semata Bersamamu adalah harapanku juga ~Rianty Febriana~ Ini kisah Adrian dan Rianty yang diselingi oleh orang ketiga, tetapi menjelma sebagai tokoh utama. Start...