Disaat mereka sedang berguarau. Tiba-tiba cowok beralis tebal melewati mereka dengan wajah yang terlihat memerah. Sudah jelas ia sedang menahan amarah. Rianty menyadari itu dan langsung berlari menghampirinya.
"Ri, mau kemana?" Jovi mencoba memegang lengan Rianty namun Rianty menepisnya tanpa memberi penjelasan
Jovi akan menyusuli Rianty namun dicegah oleh Franda. "Biarin dia selesain masalahnya sendiri."
Jovi menurutin perkataan Franda. Membiarkan Rianty menyelesaikan masalah hatinya dengan Adrian.
"Adrian tunggu!"
Adrian mengabaikan panggilan itu. Terus berjalan menuju mabes untuk mengambil motornya yang sengaja ia letakkan disana.
Sesampainya di mabes, Adrian langsung menaiki motornya dan akan segera pergi dari sana. Pertanyaan dari beberapa temannya pun tak digubris.
"Kenapa lo?" Tanya Diko.
"Adrian dengerin gue dulu!" Seru Rianty yang sudah berada di depan mabes. Seruan itu membuat semua orang yang berada di mabes melihatnya heran.
Tak satupun dari mereka yang Rianty kenal. Tak ada Faren maupun Elvano. Bahkan Oji pun sedang absen di mabes.
Adrian melajukan motornya lalu dihadang oleh Rianty. "Gue gak bermaksud kayak gitu. Tolong dengerin gue dulu." Pintanya dengan wajah yang sudah memerah menahan tangis.
"Jangan urusin hidup gue. Urusin aja pacar baru lo!" Ucap Adrian penuh dengan penekanan.
"Satu lagi," ucap Adrian sebelum meninggalkan Rianty. "Makasih untuk semuanya, gue pamit." Adrian langsung menutup helm full facenya. Dan pergi begitu saja mengabaikan panggilan Rianty.
Rianty terduduk. Membuat teman-teman Adrian merasa iba. Namun tak berani mendekat untuk menenangkannya.
Dengan keberanian, Diko mencoba mendekat dan menenangkan Rianty. "Udah ya jangan nangis lagi. Mungkin Adrian lagi capek. Makanya dia kayak gitu."
Rianty tak menyahut. Malah makin menangis sejadi-jadinya. Membuat Diko semakin kebingungan.
"Lo jangan nangis lagi dong, ntar gue yang disangka ngapa-ngapain lo."
Rianty memandang sekeliling. Banyak pasang mata yang melihatnya heran. Rianty pun menghentikan tangisnya. Masih tak memperdulikan Diko yang sedari tadi menenangkannya. Ia menghapus sisa air mata di wajah manisnya. Dan berjalan meninggalkan Diko yang sudah terperangah dengan tingkah Rianty.
"Tadi nangis-nangis, sekarang belagak jadi orang strong. Cantik sih iya, tapi aneh. Kenapa kawan gue suka cewek begituan ya?" Diko geleng-geleng kepala.
*****
"Dari mana?" Tanya Jovi ketika Rianty sudah kembali bersamanya.
"Keluar bentar."
"Abis nangis?"
"Ah, gak kok. Tadi kelilipan aja." Elaknya.
"Gue tau lo gak sayang sama gue. Atau lebih tepatnya belom sayang kali ya."
Rianty tertegun. Ia tersadar kembali mengingat jawaban yang telah iya berikan kepada Jovi. Ia benar-benar memikirkan perkataan Elvano kemarin. Dan entah ada angin apa Rianty mengambil keputusan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIANTY
Teen FictionMencintaimu adalah hal terindah Merindukanmu sudah pasti kurasa Memilikimu hanya impian semata Bersamamu adalah harapanku juga ~Rianty Febriana~ Ini kisah Adrian dan Rianty yang diselingi oleh orang ketiga, tetapi menjelma sebagai tokoh utama. Start...