Tepat pukul 7 Jovi sudah sampai di rumah Rianty, sesuai dengan janjinya yang akan menjemput Rianty.
Jovi memandang kaca jendela rumah Rianty. Melihat pantulan dirinya dari kaca itu. Kemudian tersenyum manis. Sesekali menyugar rambutnya yang masih sedikit basah.
Jovi menekan bel rumah Rianty. Pintu terbuka dan disambut langsung oleh Sita.
"Assalamualaikum. Pagi, tante!"
Sita menautkan alis bingung. Baru pertama kali bertemu dengan Jovi. Dan kesannya Jovi anak yang sopan. Ya walaupun tidak setampan Adrian, namun Jovi lebih terlihat manis. "Waalaikumsalam. Cari siapa ya?"
"Rianty ada tante?"
"Oh ada, kamu siapanya ya?" Sita mulai kepo dengan Jovi.
"Saya temen deketnya Rianty tante."
"Temen deket?" Sita semakin dibuat bingung dengan kehadiran Jovi.
"Iya, tante pasti Mamanya Rianty ya?"
"Iya, saya Mamanya."
"Pantesan anaknya cantik, Mamanya juga cantik gini," ucap Jovi berusaha mengambil hati Sita.
"Ah, kamu bisa aja," Sita terkikik mendengar ucapan Jovi. "Masuk dulu, tante panggilin Rianty."
"Makasih, tante," Jovi memasuki rumah Rianty setelah Sita mempersilakannya masuk.
Rianty yang memang sudah siap langsung bergegas keluar kamar setelah Sita mengatakan bahwa Jovi sudah datang untuk menjemput.
"Ri, sarapan dulu. Kamu hari ini akan banyak kegiatan," seru Sita yang sedang menyiapkan meja makan.
"Iya, Ma."
"Temennya ajak sarapan sekalian."
"Tuh denger sendiri kan Mama bilang apa?" ucap Rianty menoleh ke arah Jovi.
"Tapi-"
"Mama gak terima penolakan," potong Rianty cepat. Dan mau tak mau Jovi setuju. Kebetulan Jovi memang belum sarapan karena kesiangan dan harus menjemput Rianty.
"Kalian satu kelas?" tanya Sita di sela-sela makannya.
"Gak, tan," jawab Jovi sopan.
"Oh iya tante sampe lupa nanya nama kamu. Padahal udah dari tadi ketemu kamu kan. Nama kamu siapa?"
"Nama saya Jovi, tan."
"Ma, Rianty berangkat ya, udah siang," Rianty berpamitan dengan Mamanya. Tak lupa mencium tangan Sita. Jovi pun melakukan hal yang sama.
"Hati-hati ya sayang."
"Tante manggil sayangnya ke saya atau ke Rianty nih?"
Sita terkekeh. "Ke kalian deh."
"Aduh saya jadi malu gini dipanggil sayang sama tante cantik," Jovi melontarkan candaan kepada Sita.
"Yaudah sana berangkat, udah siang. Bawa motornya jangan kebut-kebut ya, Jo."
"Iya tante cantik. Tenang aja anaknya aman kok sama saya." Setelah itu Jovi membawa Rianty keluar dari pekarangan rumahnya menuju sekolah. Bukan SMA Satu Nusa, melainkan SMA Garuda, karena hari ini sedang ada kegiatan tahunan dari SMA Garuda, yaitu Bazar Garuda.
Setelah sampai disana, Jovi tak pernah lepas dari Rianty. Kemana pun Rianty pergi pasti ada Jovi disampingnya. Bahkan sesekali Jovi menggandeng tangan Rianty, yang menandakan Rianty miliknya. Namun Rianty selalu melepasnya karena risih jadi pusat perhatian.
"Nyari siapa sih?" Jovi buka suara karena sedari tadi Rianty berkeliling seperti mencari seseorang.
"Cari Elvano," jawab Rianty yang masih menoleh kanan kiri berusaha menemukan keberadaan Elvano.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIANTY
Teen FictionMencintaimu adalah hal terindah Merindukanmu sudah pasti kurasa Memilikimu hanya impian semata Bersamamu adalah harapanku juga ~Rianty Febriana~ Ini kisah Adrian dan Rianty yang diselingi oleh orang ketiga, tetapi menjelma sebagai tokoh utama. Start...