48

505 16 5
                                    

"Mampir dulu gak?" tanya Rianty saat mereka sudah berada di depan rumahnya.

"Boleh deh."

"Yaudah, ayo!"

Rianty berjalan lebih dulu menuju pintu utama rumahnya. Dan Adrian mengikuti dari belakang.

"Mama lo belom pulang?"

"Mungkin belom."

Adrian sudah tidak ragu atau pun merasa malu untuk masuk ke dalam rumah Rianty. Semenjak Jovi menjauhi Rianty, Adrian benar-benar memanfaatkan keadaan sekarang ini. Dan berhasil mengambil hati orang tua Rianty.

"Gue ke atas bentar ya,"

Adrian mengangguk. Ia sudah duduk di sofa ruang tamu Rianty. Sesekali tersenyum geli melihat layar handphonenya.

"Ngapain lo senyum-senyum? Udah kayak orang gila aja," ucap Rianty yang baru saja turun.

"Senyum itu ibadah."

"Ya kalo senyum-senyum sendiri namanya gak waras," ujar Rianty. Kemudian berjalan menuju dapur.

"Mau kemana lagi?"

"Mau ngambil minum bentar," sahut Rianty acuh.

Adrian menunduk kembali. Memandangi layar benda pipih itu lagi. Kembali asik dengan aktivitasnya.

"Gue balik ya," Adrian memasukkan handphonenya ke dalam saku seragam. Lalu berdiri dari duduknya.

"Mau kemana?"

"Pulanglah, nanti malem kan malem minggu jadi nanti malem gue kesini lagi mau ngapel."

"Ngapelin siapa?"

"Ngapelin bapak lo,"

"Lo homo?" Rianty mendelik.

"Mit amit dah," Adrian mengelus dadanya.

"Lah tadi lo bilang gitu,"

"Ya ngapelin lo lah, gitu aja pake ditanya."

Rianty sudah menahan degup jantungnya dari tadi. Adrian selalu punya cara untuk membuat detak jantung berpacu lebih cepat.

"Gue pulang dulu ya, lo jaga diri baik-baik. Jangan terima tamu sembarangan,"

"Gue udah biasa kali di rumah sendirian," sahut Rianty yang merasa dirinya diperhatikan oleh Adrian.

"Ya tetep aja lo harus hati-hati." Adrian masih berusaha memperingati Rianty.

"Iya deh iya," jawab Rianty yang akhirnya mengalah.

"Dadah sayang, jangan kangen ya nanti malem gue kesini lagi kok." Adrian mengelus pucuk kepala Rianty.

"Sayang sayang, apa kabar pacar lo?"

"Nanti malem gue pastiin gue bakalan jomblo," godanya.

"Udah sana pulang! Tadi katanya mau pulang."

Adrian tersenyum tipis. Melihat wajah Rianty yang sudah merah padam.

"Cepetan sana!" usir Rianty yang sudah salah tingkah karena Adrian terus menatapnya.

Adrian lalu pergi meninggalkan Rianty yang sudah salah tingkah setengah mati. Bukan lebay, tapi emang dasarnya Rianty yang baperan. Jadi baru digituin dikit aja udah terbang.

*****

Adrian menatap cermin yang ada di kamarnya. Meneliti tiap inchi penampilannya malam ini.

"Muka udah ganteng dari lahir, terus gaya udah oke, terus apa lagi ya?" gumam Adrian seraya mengetukkan jari telunjuknya di dagu.

ADRIANTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang