25

603 26 0
                                    

Tim basket SMA Satu Nusa sedang bersiap-siap. Sudah ada Jevin sebagai kapten, Jovi, Satria, Sagara, dan Jhon yang siap bertanding. Serta beberapa pemain cadangan.

"Lo masih belom berani bilang tentang perasaan lo ke Rianty?" Tanya Jevin.

Jovi menggeleng tak bergairah.

"Lah gimana sih? Bukannya bilang kemarin." Sahut Satria merasa kecewa.

"Gak ah."

"Kenapa? Takut ditolak?" Tebak Jevin.

"Masa belom perang udah mundur duluan lo. Gak seru." Satria mengompori. Namun Jovi masih diam.

"Oke, gini aja deh sekarang. Kalo kita menang lo harus tembak Rianty hari ini juga di depan kita semua." Saran Jevin.

"Idih, gak ah." Tolak Jovi. Ia tak bisa membayangkan menjadi tontonan seluruh murid Garuda dan Satu Nusa ketika ditolak Rianty nanti.

"Laki bukan?" Cecar Satria sedikit memaksa.

"Laki lah." Jawan Jovi ngotot.

"Kalo lo laki lo harus berani lakuin itu. Anggep aja ini tantangan buat lo. Tapi kalo kita kalah. Lo jangan deketin dia lagi. Gimana? Deal?"

Jovi merasa tertantang dengan saran Jevin dan Satria. Akhirnya ia menyetujui perjanjian itu. Sebenarnya pilihan yang sangat sulit.

Jika menang ia harus menyatakan perasaannya di depan orang banyak dan siap pasang muka tembok ketika ditolak. Sedangkan jika kalah ia harus menjauh dari Rianty.

"Oke, deal!" Jovi menjabat tangan Jevin pertanda ia menyetujui itu.

Terdengar suara sorak para penonton dari tribun. Saat para pemain memasuki lapangan basket. Menyuarakan nama sekolah masing-masing. Dan ada juga yang memanggil nama idola sekolahnya sendiri.

SMA Garuda. Tempat pertandingan basket antara SMA Garuda melawan SMA Satu Nusa.

"Jevin!!!!"

"Semangat Jevin!"

"Gila Jevin berkali-kali lipat gantengnya kalo lagi pake baju itu."

"Gantengan Satria kali."

"Satria sarangheo."

"Itu sumpah Jovi juga gak kalah ganteng dari Jevin."

"Itu si Sagara cool banget. Jadi makin cinta."

"Gue Jhon aja deh ya yang belom ada pawangnya."

Itu suara-suara pujian yang sudah jelas berasal dari SMA Satu Nusa.

"Waketos gue!!!"

"Aaaaa gak kuat gue kalo harus liat lo ganteng gitu."

"Playboy mah tetep playboy."

"Enggak papa playboy yang penting ganteng."

"Gilaaaa Adrian makin ganteng aja."

"Haduh alisnya itu alisnya."

"Pengen gue jambak dah tuh alis. Gemesss!"

"Senyumnya apalagi dah tuh manis banget."

"Si Faren kenapa manis bener sih."

"Pelan-pelan lo kalo ngomongin Faren. Noh, pawangnya di tribun depan."

Teriakan itu tak kalah hebohnya dengan tribun di depannya.

Pertandingan berlangsung sangat seru. Mereka sama-sama menjunjung sportifitas. Tak heran jika Satu Nusa dan Garuda sudah seperti sekolah yang bersaudara.

ADRIANTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang