58

459 21 3
                                    

Rumah Rianty sudah sepi sekarang. Para perusuh sudah pulang ke rumah masing-masing. Tapi tidak untuk Franda dan Faren, mungkin. Pastinya mereka menghabiskan waktu seharian ini berdua. Adrian menatap Rianty yang masih membereskan ruang tamu itu.

"Ri.."

"Hm?"

"Kaki lo kenapa?" tanya Adrian yang masih menatap Rianty lekat.

"Kaki gue? Nggak papa kok." Rianty memandang kakinya dan Adrian bergantian dengan raut wajah bingung.

"Bisa jalan?"

"Bisa kok, nih liat!" Riantu berjalan bolak-balik di depan Adrian. Adrian tersenyum geli melihatnya.

"Yaudah, yuk!"

"Ha?" Rianty melongo, otaknya masih belum terkoneksi dengan baik apa yang dimaksudkan oleh Adrian tadi.

"Ayo, jalan! Makan, belanja atau nonton mungkin?" Adrian mengedikan bahu.

"Boleh deh, dari pada gue di rumah gabut sendirian. Bentar ya gue siap-siap dulu." Rianty melenggang pergi ke kamarnya. Kali ini Adrian tidak perlu menunggu lama seperti malam minggu kemarin. Hanya dalam waktu 5 menit Rianty sudah turun dan menyelempangkan tas mainnya.

Sudah setengah jam mereka berkeliling mall. Adrian sudah mulai lelah mengikuti Rianty yang masih sibuk mencari sesuatu.

"Lo nyari apaan sih?"

"Gak tau." Rianty mengedikan bahu.

"Terus dari tadi kita ngapain keliling?" tanya Adrian yang kini menatap Rianty dengan sorot mata heran.

"Pengen aja," jawab Rianty dengan mata yang berbinar melihat satu boneka hello kitty yang lucu.

Adrian yang menyadari ada binar indah itu pun menanyakan kepada Rianty. "Lo suka?"

Rianty mengalihkan pandangannya. Binar dimatanya meredup. "Gak kok, cuma lucu aja bonekanya."

Adrian menggandeng tangan Rianty dan membawanya ke dalam toko boneka itu.

"Ngapain kita masuk kesini?"

"Lo kan mau ini, jadi yaudah gue ajak lo kesini," jawab Adrian. Tangannya mengamit boneka itu.

"Eh, gak kok. Udah yuk jalan lagi!"

"Lo tau gak sih kalo mata lo itu gak bisa bohong sama gue? Jadi udahlah jangan ngelak lagi," sahut Adrian penuh percaya diri. Lalu mengajak Rianty ke kasir untuk membayar boneka itu.

Kini keduanya sudah kembali berjalan beriringan. Tak jauh dari mereka berdiri, Adrian melihat orang yang sangat dikenalinya. Adrian memicingkan mata untuk memastikan. Dan benar, itu adalah Natalie yang sedang menggandeng lengan seorang pemuda.

Adrian mengeratkan rahangnya. Ada rasa tidak suka melihat Natalie dengan pemuda lain. Tanpa berpikir panjang lagi, Adrian menghampiri Natalie dengan pemuda itu. Rianty hanya bisa mengekor karena tidak tau dengan perubahan Adrian ini.

"Jadi gini kelakuan lo di belakang gue," ucap Adrian sudah dengan amarah yang meluap.

Natalie sontak menoleh dan mendapati Adrian dengan wajah yang memerah menahan emosi.

Saat akan membela diri, ekor mata Natalie menemukan Rianty yang kini berdiri mematung di samping Adrian. Rianty mematung karena melihat siapa pemuda yang sedang digandeng oleh Natalie.

"Kenapa? Gue gak boleh jalan sama cowok lain? Terus lo boleh gitu jalan sama cewek lain di belakang gue bahkan sekarang di depan gue," sahut Natalie dengan tatapan sinis.

"Lo masih pacar gue, inget!"

"Pacar?" Natalie tertawa yang terlihat dipaksakan. "Sejak kapan lo ngakuin gue pacar?"

ADRIANTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang