56

485 20 1
                                    

Setelah mengantarkan Rianty ke rumah Elvano kini Adrian membawa Rianty pulang. Hari sudah mulai petang. Senja pun sudah mulai menghilang.

"Gue langsung balik ya," kata Adrian.

"Serius mau langsung balik?" tanya Rianty.

"Iya, nanti malem gue kesini lagi. Salam buat Mama lo."

"Yaudah, hati-hati."

Adrian melesat dan perlahan menghilang dari pandangan Rianty. Rianty memasuki rumah yang masih kosong itu. Ibunya belum pulang ternyata. Saat Rianty akan membuka pintu terlihat sebuah mobil yang datang, ternyata itu Sita dan Abi yang baru saja sampai. Rianty membuka pagar rumahnya lebar agar mobil sang ayah bisa masuk ke dalam.

"Dari mana kamu?" tanya Sita yang melihat anaknya rapi begini.

"Tempat Vano sama Adrian tadi," jawab Rianty.

"Udah makan belom?" Kali ini pertanyaan dari Abi yang sudah menenteng plastik putih.

"Belom." Rianty menjawab kemudian meringis kecil.

"Yaudah yuk makan, Mama sama Papa beli ayam geprek nih," jelas Abi seketika Rianty berbinar senang.

Rianty dan orang tuanya masuk ke dalam rumah. Sebelum makan malam mereka membersihkan diri dulu. Seharian sudah mereka di luar rumah. Setelah selesai mandi mereka berkumpul di meja makan dan makan malam bersama. Selain mie ayam, Rianty juga sangat menyukai ayam geprek. Rianty penyuka makanan serba ayam.

Makan malam dengan kedua orang tuanya adalah impian Rianty sejak lama. Abi jarang sekali makan malam di rumah dengannya. Dan jika ada waktu seperti ini Sita dan Rianty tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

"Ih papa ganti dong, jangan nonton bola terus," gerutu Rianty yang tidak di dengarkan oleh Abi.

"Iya nih si papa, ngalah kek sama anaknya." Sita juga ikut mengomeli suaminya.

"Jarang-jarang loh papa nonton bola gini," ucapnya membela diri.

Rianty yang duduk di samping Abi sudah memikirkan bagaimana caranya mengambil alih remote tv itu. Rianty merebutnya secara paksa, tapi Abi selalu bisa mengelaknya. Rianty menggerutu kesal.

"Tuh ada tamu di depan," ucap Sita saat mendengar suara ketukan pintu. "Bukain gih sana."

Dengan suasana yang masih kesal Rianty beranjak dan membukakan pintu untuk sang tamu. Rianty sudah tidak heran melihat Adrian yang datang dengan membawa plastik khas yang sudah Rianty hafal betul isinya.

"Masuk gih, mama sama papa lagi nonton tv," perintah Rianty.

"Malem om, tante," sapa Adrian ramah.

"Eh Adrian, tumben banget jam segini udah sampe sini," ujar Sita.

"Iya tante, kalo kemaleman nanti Rianty tidurnya juga kemaleman," ucapnya sopan. "Oh iya ini tante, kayak biasa." Adrian menaik turunkan alisnya memberi kode.

"Martabak keju kan?" tebak Sita semangat.

"Sini temenin om nonton bola," pinta Abi yang ternyata masih setia menjaga remote tvnya.

"Papa apaan sih? Adrian tuh kesini mau ketemu sama Rianty, bukan mau nemenin papa nonton bola," sahut Rianty.

Adrian tertawa kecil melihat tingkah laku ayah dan anak ini. Bukan sekali Adrian melihatnya, beberapa kali saat dia berkunjung di malam hari saat Abi sedang di rumah.

"Lain kali ya om, kayaknya Rianty kangen banget sama saya," celetuk Adrian yang sudah diberi tatapan tajam Rianty. Sita hanya terkekeh geli mendengarnya. Dasar anak muda jaman now!

ADRIANTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang