Empat tahun sudah berlalu. Masa-masa indah dan sulit telah mereka lalui bersama selama empat tahun ini. Rianty hanya bisa tersenyum haru jika mengingat kejadian empat tahun lalu bersama Adrian di pinggir danau yang romantis. Rianty tak pernah menyangka akan seperti ini.
Gadis berpipi bulat itu menghalau sinar mentari yang menyeruak menyilaukan matanya. Rianty menunggu Adrian datang menjemputnya. Setelah lulus SMA Adrian yang memang punya hobby membuat disain interior kini mengambil jurusan arsitek. Sedangkan Rianty mengambil salah satu bidang di kesehatan yaitu farmasi. Keduanya kini sudah memasuki semester 8. Dan sebentar lagi akan wisuda.
"Lama ya nunggunya?" tanya Adrain yang baru saja turun dari mobil hitamnya. Mobil pemberian Ardi karena dia berjanji akan membelikan Adrian mobil saat usianya sudah menginjak 20 tahun.
Rianty menggeleng. Bibirnya tersenyum saat melihat Adrian datang. "Gak kok."
"Maaf ya tadi aku ketemu dosen dulu," jelasnya. Padahal tanpa Adrian memberitau, Rianty sudah sepenuhnya percaya pada Adrian. Dan kata aku-kamu tidak tau sejak kapan terlontar dari mulut mereka dan sudah jadi kebiasaan selama 4 tahun terakhir ini.
"Iya nggak papa kok. Aku juga baru keluar kelas," sahut Rianty.
"Cari makan dulu ya, abis itu pulang," katanya.
Rianty mengangguk dan memasuki mobil Adrian yang sebelumnya sudah dibukakan pintunya oleh sang pemilik mobil.
"Mau makan dimana?"
"Tempat biasa aja deh, aku lagi pengen nasi goreng seafood," ujar Rianty.
Adrian melajukan mobilnya menuju mall yang sering mereka kunjungi. Bahkan jika ada waktu luang mereka akan kesana walau tak tau tujuannya apa.
Adrian menggandeng tangan Rianty dengan mesra memasuki mall sore itu. Kakinya langsung melangkah ke caffe tujuan mereka.
Sebelum seseorang menyapanya membuat suasana menjadi canggung.
"Adrian!" sapa gadis berambut panjang dengan tubuh semampai.
"Nat.. Natalie?" sapa Adrian gugup.
Natalie sedikit merunduk dan mendapati tangan keduanya saling bertautan. Matanya memicing. "Kalian... pacaran?"
Mendapatkan pertanyaan seperti itu Rianty langsung melepaskan tautan tangannya dengan Adrian. "Eh, gak kok," jawabnya jujur namun agak kikuk.
Adrian bingung akan merespon apa. Dan sekarang malah celingukan seperti orang linglung. Pandangannya seakan kosong.
"Adrian?" Natalie memanggil Adrian dan melambaikan tangannya tepat di depan wajah tampan Adrian.
Adrian mengerjap sadar. Menggaruk tengkuknya yang tak tau sejak kapan terasa gatal. Tersenyum canggung.
"Lo ngapain disini, Nat?" tanya Rianty berusaha mencairkan suasana.
"Oh, ini abis belanja. Study gue udah selesai di Jakarta, niatnya sih mau tinggal disini. Ya bantu-bantu perusahaan keluarga."
"Naya juga pulang?"
Natalie menggeleng. "Naya pulang bulan depan, study dia baru selesai bulan depan soalnya. Kalo kalian ngapain disini?"
"Oh, ini gue tadi pulang ngampus laper jadi niatnya mau cari makan. Sekalian gabung, yuk!" ajak Rianty yang jelas membuat Adrian terkejut.
"Gak usah deh, gue lanjut aja," tolaknya halus.
"Ayolah! Kita udah lama banget loh gak ketemu, terakhir ketemu lo kayaknya waktu nganter lo sama Naya ke bandara 4 tahun lalu," bujuk Rianty. "Lagian Adrian pasti kangen banget sama lo. Ya gak?" Rianty menyenggol lengan Adrian. Adrian gelagapan dan mengangguk sekenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIANTY
Teen FictionMencintaimu adalah hal terindah Merindukanmu sudah pasti kurasa Memilikimu hanya impian semata Bersamamu adalah harapanku juga ~Rianty Febriana~ Ini kisah Adrian dan Rianty yang diselingi oleh orang ketiga, tetapi menjelma sebagai tokoh utama. Start...