36

520 20 0
                                    

Rianty bangun pada pukul 6. Sudah kesiangan. Dan langsung buru-buru bersiap ke sekolah. Namun saat dirinya mengecek benda pipih itu lagi, sama sekali tidak ada notifikasi dari Jovi.

Rianty memesan ojek online untuk ke sekolah pagi ini. Jovi tidak menjemputnya dan Rianty tidak mau bertemu Elvano saat ini. Rianty tidak mau kalau Elvano tak bisa melupakannya.

Rianty membayar driver ojek itu. Kemudian memasuki area sekolah dengan wajah lesu.

"Kenapa?" tanya Naya saat Rianty baru saja menduduki bangkunya.

Rianty menggeleng.

"Gue denger dari Jovi kemarin Mama masuk rumah sakit, kenapa? Kok bisa?" Franda ikut bertanya.

"Mama jatuh dari tangga. Tapi udah enggak papa kok." Setelah menjawab pertanyaan itu Rianty jadi tersentak sendiri. Mencerna baik-baik perkataan Franda tadi. 'Dari Jovi', berarti kemarin Jovi mengikutinya. Jovi pasti melihat dirinya saat dipeluk oleh Elvano kemarin yang berusaha menenangkannya. Oh tidak! Jovi pasti semakin salah paham. Tapi apakah Jovi juga mendengar kalau ternyata dirinya dengan Elvano sepupu? Ah, mengingat tentang itu Rianty jadi pusing sendiri.

"Dia masuk gak?" Rianty sudah mengalihkan pembicaraan.

"Gak tau, gak keliatan dari tadi," Franda mengangkat bahu tak tau.

"Satria?"

"Dia juga gak keliatan dari tadi."

Rianty langsung berlari keluar kelas menuju lokal IPS. Karena diantara ketiganya, hanya Jevin lah yang anak IPS. Dan mungkin Jevin tau Jovi dimana sekarang. Karena tak memperhatikan langkahnya, Rianty lagi-lagi menabrak seseorang saat sudah berada di kelas 11 IPS 1. Rianty langsung mendongak menatap cowok tinggi itu.

"Lo kenapa lagi sih, Ri?" tanya cowok tinggi itu.

"Jevin ada di kelas gak, Fan?"

Refan, cowok yang ditabraknya itu menggeleng. "Belom masuk, mungkin bolos."

Rianty menghela nafas gusar. "Gue minta kontak Jevin dong, Fan."

Dengan masih kebingungan, Refan memberikan kontak Jevin pada Rianty. "Makasih, Fan," ucapnya lalu berajak pergi menuju kelas.

"Dari mana sih, Ri?" tanya Franda yang sudah kalut tadi melihat Rianty tiba-tiba berlari meninggalkan kelas.

"Dari kelas Jevin."

"Terus Jevin ada?" April menyahuti.

"Gak ada, tapi gue dapet kontak Jevin."

"Untuk apa?" Naya mengernyit.

"Untuk cari tau dimana Jovi sekarang."

"Gue punya kontak Satria sama Jevin kalo emang lo mau tanpa harus lari ke kelas Jevin," Naya berseru.

"Gue kira lo gak ada yang punya, makanya gue langsung nemuin Jevin."

"Kenapa gak nelpon Jovi langsung aja sih?" tanya Franda gemas sendiri.

"Gue gak berani, dia kayaknya masih marah sama gue," Rianty sibuk dengan handphonenya. Berusaha menghubungi Jevin. Tak memerlukan waktu lama untuk Jevin mengangkat telponnya.

"Hallo, Jev."

"Eh, Rianty? Kenapa?"

"Jovi lagi sama lo gak?"

"Hah? Jovi? Gak ada disini, gue kira dia di sekolah, dia kan sekarang gak pernah bolos lagi."

"Lo tau gak Jovi dimana, Jev?"

"Gue gak tau."

"Yaudah deh, makasih ya, Jev."

"Iya, Ri sama-sama."

ADRIANTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang