Adrian sudah kesal dari tadi diikuti terus oleh Natalie. Kemana pun Adrian pergi pasti ada Natalie di sampingnya, tangannya sudah merangkul lengan Adrian. Membuat Adrian jadi risih.
Untuk kesekian kalinya Adrian melepas tangan Natalie dari lengannya. Dan untuk kesekian kalinya tangan Natalie merangkul lengan Adrian.
"Nat, lepasin dong! Aku mau makan ini."
"Kamu kalo mau makan tinggal makan gih, aku gak ganggu kok," Natalie menjawab dengan cengiran khasnya membuat Adrian tidak kuasa lagi.
"Udah kayak amplop sama perangko lo berdua nempel mulu," cibir Diko yang duduk dihadapan mereka.
"Sirik aja sih lo, makanya punya pacar biar gak jomblo terus," sahut Natalie.
Faren mengulum bibirnya. Menahan tawa atas apa yang sudah diucapkan oleh Natalie baru saja ke Diko. Diko mendengus kesal. "Cantik tapi mulutnya sadis."
Natalie menjulurkan lidah, meledek Diko yang tengah kesal dengannya. "El kemana? Tumben banget gak sama kalian," tanya Natalie saat menyadari tidak ada Elvano.
"Di kelas, kagak mau ikut," jawab Faren.
"Lagi galau kali dia ya? Aneh banget tingkahnya," timpal Diko.
"Ya gimana gak galau kalo ternyata mantan tersayangnya itu sepupu dia sendiri," ucap Faren membuat Adrian menghentikan aktifitas makannya. "Maksud lo?"
"Ya dia sama Rianty ternyata sepupuan."
Adrian menegak dan memandang Faren tidak percaya. Membuat Natalie disampingmya jadi agak bergeser. Diko malah tersedak dan buru-buru mengambil minuman botolnya.
"Ini gue gak salah denger?" tanya Diko setelah meneguk minumnya.
"Tau dari mana kalo mereka sepupu?"
"Dari cewek gue semalem."
"Bagus, saingan gue jadi berkurang," sahut Adrian yang sudah dilirik Natalie heran.
"Saingan apa?" Natalie mendongak.
"Eh gak kok sayang," Adrian meringis. "Kamu balik ke kelas duluan sana," pintanya.
"Gak mau! Maunya ke kelas sama kamu."
"Kamu duluan aja deh ya."
"Aku bilang gak mau ya gak mau," kekehnya.
"Yaudah ayo ke kelas!" ajaknya setelah bakso dimangkuknya sudah habis.
Adrian beranjak dengan Natalie yang masih merangkul lengannya. Meninggalkan Diko dan Faren yang belum menghabiskan makanannya.
"Dasar bucin!" sindir Diko dengan suara yang jelas mampu didengar oleh Adrian dan Natalie.
"Bilangnya sayang sama Rianty, tapi giliran berhadapan sama Natalie udah kicep gak bisa ngapa-ngapain," tambah Faren. "Temen lo tuh."
"Idih temen lo kali," tuding Diko.
"Gue jadi makin setuju Rianty sama Jovi kalo gini caranya," ucap Faren yakin.
"Ye bukannya dukung temen sendiri jugaan."
"Temen lo bucin gitu, ngapain didukung."
"Au ah, gue gak mau ngurusin hubungan orang. Hubungan gue aja gak jelas."
"Hubungan lo sama siapa? Sama mangkok bakso?" sindir Faren lalu bangkit beranjak meninggalkan Diko yang sedang mengumpat.
"Anjir lo, gue mulu perasaan yang dinistain," ucapnya sok dramatis. Lalu berlari mengikuti Faren yang sudah jauh di depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIANTY
Teen FictionMencintaimu adalah hal terindah Merindukanmu sudah pasti kurasa Memilikimu hanya impian semata Bersamamu adalah harapanku juga ~Rianty Febriana~ Ini kisah Adrian dan Rianty yang diselingi oleh orang ketiga, tetapi menjelma sebagai tokoh utama. Start...