13

770 29 0
                                    

Rianty berjalan menuju gerbang sekolah. Padahal tadi ia sudah ditawari pulang bersama Jovi. Namun Rianty bersikeras ingin pulang sendiri.

Saat Rianty berjalan menuju halte depan sekolah, ia melihat sosok cowok yang tak asing baginya. Matanya memicing. Apakah Rianty tidak salah lihat? Rianty cukup terkejut dengan kedatangan Adrian tanpa sepengetahuannya.

Rianty berjalan menghampirinya. "Lo ngapain disini?"

"Mau jemput lo lah, ngapain lagi gue kesini coba?"

"Kok gak bilang dulu kalo mau jemput?" Katanya gugup sendiri.

"Biar surprise." Katanya sambil tersenyum.

Senyum Adrian memberi dampak pada Rianty. Hatinya menghangat. Ia merasa sangat diperhatikan oleh seseorang yang spesial akhir-akhir ini.

"Yaudah, yuk!" Kata Adrian sembari memakaikan helm Rianty. "Gue tau lo masih gak bisa pake helm." Adrian terkekeh.

Rianty juga terkekeh. "Gue bisa pake helm sendiri tau."

"Masa?" Adrian menaik turunkan alisnya.

Rianty menggeleng. Lalu bertanya, "Alis lo tebel banget sih kayak ulat bulu."

"Alis turun temurun nih."

Rianty malah tertawa. Menurutnya ini sangat lucu. Padahal tidak ada yang lucu saat ini.

Adrian mengulurkan tangannya yang disambut oleh Rianty kemudian menaiki motor Adrian.

"Siap?"

"Siap."

"Langsung pulang atau jalan dulu?"

"Terserah abang ojek aja deh."

Adrian menghela nafas dan menggeleng. Lalu mengangguk paham ia harus membawa Rianty kemana. Semakin lama Rianty semakin menggemaskan. Bagaimana ia akan meninggalkan Rianty jika setiap bersama cewek itu, ia merasa sangat bahagia.

Dan tanpa sadar. Sedari tadi ada seseorang yang mengamati interaksi antara Adrian dan Rianty.

Tangannya mengepal kuat. Tatapannya pun menandakan ia sangat marah. Atau cemburu? "Bangsat!"

*****

Taman merupakan tempat yang cukup ramai jika di sore hari. Ada yang sedang bermain dengan keluarga. Olahraga sore dengan pasangan. Atau hanya sekedar berjalan-jalan sore mengisi waktu luang.

"Lo suka ke taman ini?" Tanya Rianty.

Adrian hanya tersenyum.

"Gue juga suka. Sejuk banget disini kalo sore sama pagi. Dulu gue kalo weekend suka lari pagi sama Papa di taman ini." Rianty merindukan sosok Papa yang dulu selalu ada untuknya.

Rianty tersenyum memandangi isi taman. Mengenang masa yang sudah ia lewati di taman ini. "Dulu juga gue sama El sering kesini."

"Lo deket banget sama El?" Tanya Adrian yang sontak membuat Rianty mengerti ada perubahan raut wajah Adrian.

"Dia sahabat gue. Dia yang selalu ada buat gue. Dulu saat Papa gak bisa temenin gue lari pagi, gue selalu lari pagi sama El." Jelasnya.

Adrian mengangguk mengerti. "Lo suka ice cream?" Adrian memgalihkan pembicaraan.

Mata Rianty berbinar. Sangat antusias menjawab. "Suka."

ADRIANTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang