"Ri, cepetan keluar!" Franda sudah menarik Rianty untuk keluar kelas. Namun Rianty masih enggan. Moodnya kurang baik pagi ini.
"Iya Ri, cepet keluar!" Naya sudah ikut-ikutan menarik lengan Rianty membantunya berdiri.
Rianty mendengus. Masih malas untuk bangkit. "Gak ah, gue ngantuk."
"Ck. Masih pagi juga udah ngantuk," decak April.
Tiba-tiba suara petikan gitar terdengar merdu dari luar. Rianty jadi menegak. Mendengarkan baik-baik.
Rianty seperti terhipnotis dengan nada-nada yang tercipta dari petikan gitar itu. Dan makin terkejut ketika si pemetik gitar menyenandungkan sebuah lagu.
Dia hanya dia di duniaku
Dia hanya dia di mataku
Dunia terasa telah menghilang
Tanpa ada dia di hidupkuMata Rianty mulai berkaca-kaca. Rianty tau betul siapa pemilik suara ini. Rianty pernah mendengar suara ini sebelumnya.
Sungguh sebuah tanya yang terindah
Bagaimana dia merengkuh sadarku
Tak perlu ku bermimpi yang indah
Karena ada dia di hidupkuPerlahan tapi pasti. Cairan bening keluar dari matanya membasahi wajahnya. Rianty bangkit lalu segera berlari ke depan kelas. Dan menyajikan Jovi sedang duduk memetik senar gitar siap menyanyikan bait selanjutnya.
Ku ingin dia yang sempurna
Untuk diriku yang biasa
Ku ingin hatinya, ku ingin cintanya
Ku ingin semua yang ada pada dirinyaKu hanya manusia biasa
Tuhan bantu ku tuk berubah
Tuk miliki dia, tuk bahagiakannya
Tuk menjadi seorang yang sempurna untuk diaJovi telah menyelesaikan lagunya. Dan beralih menatap Rianty dengan senyuman. Rianty bungkam. Tak tau harus berkata apa. Jovi benar-benar membuat dunianya lebih berwarna.
Jovi berjalan mendekat. Menghampiri gadisnya yang sedang diam terpaku di kelilingi banyak orang.
"Jangan nangis!" Jovi mengusap air mata yang tergenang di wajah cantik Rianty.
Jemarinya mengusap air mata yang ada di wajah Rianty. Usapan sangat lembut yang dapat dirasakan Rianty itu begitu tulus. Rianty beralih tersenyum. Lekukan sabit yang sangat Jovi suka.
"Aku gak suka liat kamu nangis, nanti idungnya tambah pesek," ucap Jovi diselingi dengan kekehan.
"Jo.." Rianty memberi peringatan.
"Iya maaf sayang," ucap Jovi sangat lembut. Bahkan membuat orang-orang yang ada disana jadi terbuai sendiri dengan perlakuan manis Jovi untuk Rianty.
Rianty sudah pasti lebih terbuai lagi karena hal ini dia yang merasakan. Agak malu sebenarnya karena banyak orang yang menyaksikan. Tapi Rianty mencoba tebal muka. Menikmati kejadian demi kejadian yang dialami bersama Jovi.
Bel pertanda pelajaran dimulai. Membuat semua orang yang menyaksika itu berseru kecewa. Dan membubarkan diri menuju kelas masing-masing.
"Masuk sana! Belajar yang bener. Istirahat nanti aku jemput ke kelas kamu."
Rianty mengangguk. Jovi melangkah menuju kelasnya yang tepat di samping kelas Rianty. "Jangan bolos lagi!" ucap Rianty sebelum Jovi benar-benar memasuki kelas.
Jovi menoleh mengacungkan ibu jarinya pertanda setuju.
Rianty memasuki kelas. Sudah ada banyak ledekan yang siap dilontarkan teman-teman kelasnya itu.
"Cie Rianty"
"Aa Jovi romantis banget sih"
"Emang pasangan baru itu lagi anget-angetnya ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIANTY
Teen FictionMencintaimu adalah hal terindah Merindukanmu sudah pasti kurasa Memilikimu hanya impian semata Bersamamu adalah harapanku juga ~Rianty Febriana~ Ini kisah Adrian dan Rianty yang diselingi oleh orang ketiga, tetapi menjelma sebagai tokoh utama. Start...