12

866 38 0
                                    

"Gue juga sebenernya gak tau kenapa bisa suka sama dia." Ucap Adrian bingung.

"Ya kalo gue sih wajar lo suka sama siapa aja, lo kan playboy yang sana sini nempel."

Faren datang menghampiri Adrian dan Elvano dengan membawa semangkuk mie rebus. "Ngomongin apaan?"

"Anak bapak Rismawan kepo deh." Celetuk Adrian dengan nada yang dibuat-buat.

"Jijik."

"Aku jijik sama mas. Aku jijik." Dengan suara dan gestur tubuh yang dibuat-buat oleh Elvano kali ini.

Faren menyuapkan suapan pertamanya. "Dasar korban sinetron."

"Mending korban sinetron dari pada korban perasaan." Balas Adrian.

Elvano tertawa geli mendengar ucapan Adrian. "Ya kok baper masnya."

Diko yang telah selesai membayar makanannya langsung mengambil tempat duduk tepat di samping Faren yang tepat di hadapan Adrian. "Kok ngomongin cewek gak ngajak gue sih."

Faren yang disebelahnya menjawab tanpa berpaling dari mangkuk mienya. "Ya lo sibuk ngegodain Mami mulu."

Diko terbelalak kaget. "Astaghfirullah! Jahat bener lo nuduh gue ngegodain istri orang."

Adrian terkekeh. "Ya kan lo doyannya kayak begituan."

"Gue masih doyan yang bening-bening."

"Air putih noh bening."

Ucap Faren, Adrian, dan Elvano bersamaan.

Diko hanya meringis. Menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

*****


Baru saja Rianty sampai di depan kelas. Jovi sudah mengganggunya. Mungkin sudah hoby Jovi sejak lahir mengganggu orang lain.

Jovi menghadang Rianty yang ingin memasuki kelas. "Pesek!"

Rianty berdecak kesal. "Apaan?"

"Gue hebat gak?"

"Hebat apaan?"

"Jam segini udah sampe sekolah." Ucapnya bangga.

Rianty melihat jam tangan putih yang ada di pergelangan tangan kirinya yang masih menunjukkan pukul 7 kurang. "Tumben amat udah berangkat."

"Iya dong." Jovi membusungkan dada bangga.

"Lo pagi-pagi jangan cemberut gitu kenapa sih."

Rianty mengerutkan kening. "Emang kenapa?"

Jovi mengulurkan tangannya. Menyentuh sudut bibir Rianty. Dan menariknya membuat senyuman di wajah cantiknya itu. "Lo lebih cantik kayak gini." Ucapnya sambil tersenyum membuat hati Rianty menghangat.

"Makasih ya." Ucap Rianty tulus tak terlepas senyum dari bibirnya.

"Makasih untuk apa?"

"Makasih karena lo, mood pagi gue balik lagi."

"Jadi gue moodboster lo nih sekarang?" Ledeknya.

"Ih apaan sih? Jangan sok pede." Ucapnya malu-malu.

Jovi terkekeh. "Lo cantik, tapi sayang.." katanya menggantung.

"Sayang kenapa?" Tanya Rianty polos.

Jovi tertawa. Tak mengira jokes recehnya mempan pada seorang Rianty. "Cie manggil sayang."

"Ehm." Terdengar deheman yang disengaja dari belakang. Membuat Jovi dan Rianty salah tingkah. "Masih pagi, jangan buat orang envy." Itu suara Franda.

ADRIANTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang