19

622 24 0
                                    

Saat menunggu Elvano dibangku tribun, Rianty tak tahan ingin buang air kecil. Ia beranjak dari tribun untuk mencari toilet terdekat. Dan bertanya kepada siswa yang bersekolah disana. Katanya dekat ruang OSIS ada toilet. Buru-buru Rianty kesana.

Saat tepat di depan ruang OSIS, Rianty mendadak menghentikan langkah kakinya. Ia melihat cowok yang semalam dengannya kini dengan cewek lain. Perasaannya mulai tak karuan. Ternyata benar apa yang sering orang katakan, Adrian seorang playboy.

Mata Rianty memerah seperti menahan tangis. Buru-buru ia ke toilet untuk menetralkan detak jantungnya yang tak menentu. Satu tetes air bening itu keluar tanpa disadari. Lalu air bening itu menetes tak henti-henti. Tangannya menghapus air itu. Ia membasuh wajahnya agar tak terlihat seperti orang habis menangis. Berusaha mengatur deru nafasnya. Dan memberanikan diri untuk keluar dari bilik toilet.

Rianty tak sanggup bila harus melewati ruangan itu lagi dan melihat Adrian berdua dengan cewek itu. Namun ia tak tahu jalan lain karena bukan murid di sekolah itu.

Saat akan melewati ruang itu Rianty mempercepat langkahnya. Berusaha tak melihat apa yang ia lihat tadi. Namun Adrian terlanjur menyadari keberadaannya saat itu.

Adrian keluar dari ruangan itu. "Rianty!" Panggilnya.

Rianty tak menoleh sedikitpun ke sumber suara. Ia malah semakin mempercepat langkah kakinya.

Adrian berlari menghampiri Rianty yang sudah jauh di depannya. "Hey, kok gak berenti?" Tanyanya sambil menyejajarkan langkah kakinya dengan Rianty.

"Maaf, gue gak denger." Rianty tanpa menoleh.

Adrian mengangguk. "Lo ngapain disini? Kok gak bilang gue kalo mau kesini?"

"Gue kesini untuk El, gue gak tau kalo lo juga disini."

"Adrian!" Panggil cewek yang tadi ada di ruangan itu bersama Adrian.

Adrian dan Rianty sontak menghentikan langkahnya. Lalu menoleh kesumber suara secara bersamaan.

"Tungguin!" Kata cewek itu dengan suara yang tersengal-sengal karena mengejar Adrian.

"Kan lo janji mau jalan kalo kerjaan udah selesai. Ayo!" Cewek itu menagih janji Adrian.

"Nanti aja ya, Nat." Adrian berusaha mengulur waktu agar bisa bersama Rianty.

"Sekarang! Gue mau sekarang pokoknya." Cewek itu tetap kekeh dengan keinginannya.

Cewek itu melihat keberadaan Rianty. Dan dengan sengaja ia merangkul lengan Adrian. "Ayo!" Kekehnya.

Rianty berusaha mengontrol dirinya. Menahan air matanya melihat Adrian dirangkul wanita lain.

"Natalie, sebentar dong." Elaknya saat cewek yang bernama Natalie itu berusaha menariknya untuk pergi dari sana.

Sebelum Adrian bersuara, Rianty lebih dulu berbicara. "Gue duluan." Rianty melangkahkan kakinya dengan kecewa melihat Adrian bersama cewek lain. Rianty kecewa atas apa yang ia lihat barusan. Rianty kecewa mengapa ia harus menyukai Adrian. Sudah pasti Rianty kecewa akan semua itu.

Rianty berjalan menuju lapangan futsal. Dan ternyata pertandingan babak kedua itu telah selesai. Ia melihat Elvano sedang bersama teman-temannya.

Elvano menyadari Rianty sudah kembali. Ia bergegas menghampirinya. "Dari mana aja?"

"Dari toilet. Udah selesai?"

"Udah. Mau jalan dulu atau langsung pulang?"

"Terserah kamu aja deh."

"Nonton mau?"

Rianty berdehem. Lalu menggeleng.

"Belanja?"

ADRIANTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang