Adrian mengajak Rianty makan malam di tempat pertama kali mereka makan bersama pada malam minggu waktu itu. Adrian maupun Rianty pasti tak akan melupakan kejadian saat itu. Saling tersenyum dan tersipu malu saat yang lain meledeknya. Ah, Rianty semakin yakin dengan perasaannya dengan Adrian. Mungkin memang Adrian yang terbaik untuknya.
"Mau pesen apa?" tanya Adrian.
"Gue milk shake coklat aja," jawab Rianty.
"Gak mau makan?"
Rianty tersenyum canggung. "Udah malem."
"Emang kenapa kalo udah malem?" Adrian mengernyitkan dahi tak mengerti.
"Takut gendut," jawab Rianty polosnya.
Adrian tertawa mendengar jawaban Rianty. Membuat Rianty mengerucutkan bibir kesal.
"Lo gendut gue tetep sayang kok," ucap Adrian membuat sudut bibir Rianty yang semula mengerucut menjadi mengembang tak kuasa menahan senyumnya.
"Jadi mau makan apa?"
"Samain aja deh sama lo."
Adrian menyebutkan pesanannya kepada pelayan itu. Setelah pelayan itu pergi, Adrian bisa menatap Rianty dengan bebas. Manik mata Rianty sungguh indah. Wajah Rianty yang manis dan tak bosan dipandang membuat Adrian semakin menyukai Rianty.
"Kak Rianty?" panggil seseorang membuat Adrian dan Rianty menoleh bersamaan.
Rianty melihat Rain dan Jovi disana. Sorot mata Jovi menatap Rianty tajam. Tatapan itu yang mampu membuat Rianty jatuh cinta pada Jovi. Melihat Jovi disini Rianty jadi ragu lagi dengan perasaannya dengan Adrian. Ada rasa bersalah saat pergi dengan Adrian tanpa memberi tau Jovi. Rianty menunduk diam.
"A' gabung sama Kak Rianty, yuk!" pinta Rain pada Jovi.
Jelas Jovi menolak, namun karena Rain adalah adik kesayangannya Jovi tak bisa menolak lagi. Rain sudah memintanya dengan memohon. Jovi tidak tega melihat Rain memelas seperti itu.
Rain dan Jovi berjalan mendekati meja Adrian dan Rianty. Terlihat jelas pada mata Jovi dan Adrian bahwa mereka tidak suka. Sedangkan Rain sudah senang karena bertemu Rianty lagi. Tapi Rianty menunduk ragu, seakan tertangkap basah.
"Ini kakak ganteng yang waktu itu kan Kak Ri?" tanya Rain pada Rianty. Rain sudah memposisikan dirinya di samping Rianty. Dan otomatis Jovi duduk di samping Adrian.
Jovi berdecak sebal mendengar Rain memanggil Adrian dengan sebutan kakak ganteng. Emangnya Jovi sejelek itu ya?
Rianty mengangguk ragu sembari tersenyum canggung.
Seorang pelayan datang dengan membawa pesanan milik Adrian dan Rianty. Kedatangan pelayan itu mengurangi kecanggungan yang ada di meja itu.
"Kakak udah pesen? Kirain belum jadi mau pesen sekalian," ucap Rain dan meminta buku menu dari pelayan itu.
"Aa mau pesen apa?" tanya Rain yang masih sibuk membuka buku menu.
"Lemon tea aja," jawab Jovi.
"Bukannya kamu suka milk shake coklat ya Jo?" reflek Rianty bertanya seperti itu.
"Kesukaan orang itu bisa berubah kayak hati, hari ini suka sama si A besok suka sama si B," jawab Jovi yang sudah pasti menyindir Rianty.
Rianty diam tak menjawab lagi. Rianty paham betul posisinya sekarang dimana. Rianty sudah tidak sanggup menakhlukkan hati Jovi. Rianty menyerah. Jovi terlalu jauh untuk digapai.
Terjadi kecanggungan lagi di meja itu. Semuanya makan tanpa suara. Kecuali Jovi yang hanya memesan minum saja. Sekarang tengah asik dengan handphonenya. Ntah apa yang dilihat, namun Jovi terlihat begitu menikmati kegiatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIANTY
Teen FictionMencintaimu adalah hal terindah Merindukanmu sudah pasti kurasa Memilikimu hanya impian semata Bersamamu adalah harapanku juga ~Rianty Febriana~ Ini kisah Adrian dan Rianty yang diselingi oleh orang ketiga, tetapi menjelma sebagai tokoh utama. Start...