10

928 44 0
                                    

"Lo beneran putus sama El?" Tanya Franda.

Rianty menganggukan kepala. Kenapa sekarang ia menjadi lesu setelah putus dari Elvano? Padahal kemarin saat putus ia terlihat baik-baik saja.

Naya mengelus punggung Rianty pelan "Sabar ya, Ri."

"Gue enggak papa." Senyum yang sangat menipu.

"Terus lo bakal nerima Rey lagi?" Naya berhati-hati.

Franda mendelik ke arah Naya seakan berkata 'jangan tanya itu dulu'. Naya mengerti dan langsung mengalihkan pembicaraan.

"Pagi bidadari pesek!" Sapa si cowok menyebalkan itu lagi.

"Astaga, Jo!"

"Lo suka bener deh ganggu orang." Omel Franda.

Cowok menyebalkan yang dipanggil Jo itu tersenyum. "Ya kan itu kerjaan gue."

"Jovi udah deh, mending lo pergi dulu. Lo gak liat apa ini sahabat gue lagi murung abis putus cinta." Cerocos April.

"Oh jadi bidadari peseknya gue lagi putus cinta nih? Hm? Hm?" Tanyanya sambil menaikkan sebelah alisnya.

"Diem deh lo. Dasar cowok nyebelin!" Sinis Rianty.

"Hari ini mungkin nyebelin, tapi besok pasti ngangenin."

Keempat cewek itu pun bergidik. Dan berekspresi seperti akan muntah mendengar ucapan Jovi.

"Nda, tetangga lo sih tolong cariin pawang." Ucap Naya sambil menunjuk Jovi.

"Lo kira gue buaya?"

"Iya, buaya darat!" Sarkas Franda.

April, Naya, dan Rianty tertawa mendengar ucapan Franda.

Kemudian Jovi heboh sendiri melihat Rianty tertawa "Eh dia ketawa. Dia ketawa."

"Seneng bener lo liat dia ketawa." Tanya April.

"Iya lah. Bidadarinya gue itu gak boleh sedih." Ucap Jovi spontan.

Naya, Franda, dan April saling pandang. "Gak usah ngarep!" Sarkas Franda penuh penekanan.

"Ye iri aja lo kadal."

"Dah ah, gue mau pergi. Bye bidadari pesek!" Jovi melambaikan tangan ke arah Rianty. Dan dibalas senyuman.

Franda geleng-geleng kepala melihat tingkah tetangganya yang satu itu. "Pasti mau bolos tuh anak."

Tak lama kemudian bel tanda masuk berbunyi. Mereka berempat bangkit dan memasuki kelas. Rianty masih memandang arah perginya Jovi. Dan tersenyum.

"Eh gue ke toilet dulu ya." Pamitnya pada ketiga sahabatnya itu.

Rianty tidak benar-benar ke toilet. Dia sengaja mencari keberadaan Jovi. Ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Tapi tak menemukan sosok yang ia cari itu.

"Cari apa sih pesek?" Ucap seseorang dari belakang membuat Rianty reflek menoleh ke sumber suara.

"Hoby banget sih lo gangguin dan ngagetin orang."

Bukannya merasa bersalah. Jovi malah menarik hidung Riantu gemas. "Lucu banget sih peseknya gue kalo lagi kesel."

"Pertama, gue gak pesek. Kedua, gue bukan punya lo." Jelas Rianty.

"Ngapain sih lo bolos?"

"Hoby." Jawab Jovi santai.

"Gak berfaedah banget hoby lo."

"Tapi menguntungkan buat gue." Ucapnya penuh kemenangan.

"Menguntungkan apanya coba?" Rianty tak habis pikir dengan pemikiran Jovi.

ADRIANTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang