9 bulan kemudian......
Rianty menatap teman-temannya dengan sendu. Tangisan sudah terdengar saat mereka baru saja bertemu. Perpisahan sekolah yang sangat berkesan dan akan selalu dikenang oleh mereka semua.
"Gue gak mau pisah," rengek Franda tersedu-sedu.
April juga sudah sesenggukan. "Nanti kita tetep sering ketemu kan?"
Naya berdecak. "Gak bisa, gue kan lanjut ke Jakarta," ucapnya sedih.
"Lah gue lebih jauh lagi," kata Franda. Karena memang Franda yang paling jauh nantinya dengan mereka. Naya akan mengikuti jejak orang tuanya mengambil bisnis dan melanjutkan kuliah di Jakarta karena ingin belajar mandiri. Sedangkan Satria kembarannya memilih melanjutkan kuliah disini walau di swasta.
April dan Rianty diterima di perguruan tinggi negeri. Tetapi kampus yang berbeda. Sedangkan Franda akan mengikuti jejak kakak tertuanya yang berkuliah di Yogyakarta dan menetap disana.
Empat sekawan ini kembali mengerang lebay. Menangis tersedu-sedu. Saling berpelukan melupakan kebaya yang sedang mereka pakai.
Acara formal sudah selesai. Kini waktunya acara bebas sehingga para murid kelas 12 sudah bisa berjalan kesana kemari. Berfoto ria di photoboth. Dan ada pula yang seperti mereka. Menangis karena perpisahan ini begitu cepat.
"Padahal baru aja kemarin gue kenal lo terus lo sama Elvano comblangin gue sama Faren," ujar Franda.
"Gue juga baru ngerasa kemarin masuk SMA kok sekarang udah pisah aja sama kalian," sahut Rianty.
"Aaaaaa gue gak mau pisah," rengek Rianty kembali merangkul 3 sahabatnya.
Naya mengelap air mata yang sudah jatuh di wajahnya. "Udah jangan nangis, make up gue luntur nih."
"Nyanyi aja yuk! Beneran deh dari pada kita galau kayak lagi putus cinta gini," ajak April semangat.
"Ayo, ayo!" balas Franda menyahuti semangat.
Mereka berempat kompak menaiki panggung. Bernyanyi ria melepaskan beban yang selama ini terpendam. Meluapkan rasa sedih akan adanya perpisahan.
Rianty jadi bergeming. Senyum kecil mencuat dari bibirnya. Segala pertemuan memang akan datang perpisahan. Karena pada dasarnya semua yang dipertemukan akan berpisah.
Sudah puas menyanyikan beberapa lagu. Akhirnya mereka pun turun dengan wajah sumringah. Melupakan kesedihan yang ada. Memberikan kenangan terindah dari perpisahan ini.
"Ri, Adrian jadi dateng?" tanya Franda.
"Gak tau juga, dia gak ngabarin gue dari tadi."
Naya memandang seorang pemuda beralis tebal memasuki tempat acara perpisahan mereka. Sontak gadis-gadis lain pun menolehnya dengan tatapan berbinar kagum. "Itu Adrian kan, Ri," tunjuk Naya.
April membelalakan mata besarnya. Memandang Adrian terpesona. Sejak dulu April selalu menyangkal bahwa Adrian itu tampan. Tapi kini April mengakui bahwa Adrian benar-benar tampan. "Kok ganteng sih?"
Naya langsung menutup mulut April. April jadi memekik. Mencoba melepaskan bekapan tangan Naya. "Kakak ipar gak boleh gitu dong, kasian abang gue kalah sama Adrian," ujar Naya meledek.
Satria dan April. Mereka sudah resmi pacaran sejak 3 bulan lalu. April yang begitu judes dan ketus nyatanya dapat diluluhkan oleh Satria yang receh dan tak berfaedah ini.
Dengan berbagai cara Satria lakukan demi mendapatkan April seutuhnya. Membuat April move on dari si ketua OSIS, Refan.
April mendelik kecil mendengar Naya berbicara jahil seperi itu. Memukul pelan lengan Naya yang malah tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIANTY
Teen FictionMencintaimu adalah hal terindah Merindukanmu sudah pasti kurasa Memilikimu hanya impian semata Bersamamu adalah harapanku juga ~Rianty Febriana~ Ini kisah Adrian dan Rianty yang diselingi oleh orang ketiga, tetapi menjelma sebagai tokoh utama. Start...