Satria sudah berada di rumah Naya sekarang. Tak lupa juga dengan Jevin. Mereka sengaja berkumpul karena akan merayakan keberhasilan rencana mereka.
"Gue bilang juga apa? Jovi itu sebenernya kalo udah cinta pasti bucin," ucap Satria sembari meneguk cappucino.
"Rianty juga tuh anaknya gampang banget dipengaruhin. Tapi gue gak nyangka dia segampang itu nerima Jovi," Naya menambahi.
"Untung dia mau nerima perjanjian itu, kalo gak ya udah tuh si playboynya Garuda yang bakal dapetin Rianty," timpal Jevin yang juga ikut serta.
"Gue sih gak rela dia sama Adrian. Yang ada Natalie nangis-nangis di rumah curhat sama gue," kata Satria.
"Masih aja tuh cewek nangisin orang kayak gitu?" tanya Jevin sambil mengambil cemilan dan memakannya.
"Sampe pening kepala gue dengerin tuh bocah tiap hari ngomongin Adrian," keluh Satria yang harus jadi teman curhat Natalie setiap hari di rumah.
"Setau gue sih ya minggu kemarin tuh Rianty liat Adrian lagi berduaan sama Natalie," Naya memberitahukan apa yang terjadi beberapa minggu lalu.
"Terus?"
"Ya Rianty marah lah sama Adrian, dan itu jadi peluang buat Jovi deketin Rianty lebih intens lagi," jelasnya.
"Ho'oh," sahut Satria yang sudah mengetahui cerita itu dari Natalie. "Tapi Natalie tadinya gak tau kalo itu Rianty, eh pas tau malah nambah dipanasin. Adrian gak nolak pula," tambahnya.
"Lah bilang mau move on tapi ada peluang dikit langsung nyosor," Jevin heran dengan tingkah Natalie yang terlalu berambisi.
"Cewek mah gitu," celetuk Satria.
"Gak semua cewek kali," Naya melotot tajam membuat Satria meringis.
"Pantesan waktu itu gue liat Rianty lebih milih pulang sama Jovi dari pada Adrian," Jevin mengingat kejadian seminggu yang lalu saat tak sengaja melihat Rianty bertengkar dengan Adrian di halte.
"Lah lo tau gak sih waktu di mall dia modusin Rianty. Untung gue liat mereka jalan bareng, jadi gue langsung nelpon ini bocah untuk ngikutin si curut yang lagi modus," ucap Satria sambil menenggak habis minumannya.
"Minum gue abis nih, ambilin lagi sana, Nay," Satria memerintah Naya seenaknya.
"Lo kira gue pembantu?" Naya tak mau.
"Ya itung-itung jadi calon pembantu lah," celetuknya asal.
Naya menjitak kepala Satria. Ia sudah geram dari tadi. Namun tetap bangkit mengambilkan air minum untuk Satria.
"Heran gue, Nay lo punya abang kayak Satria," ucap Jevin setelah Naya kembali ke ruang tamu.
"Au tuh, gue berasa dibabuin mulu sama dia," Naya mengeruhkan mimik wajah.
"Sebagai adek tuh harus nurut sama abangnya," balas Satria santai.
"Abang laknat kayak lo ngapain diturutin."
"Gue masih heran sama anak di sekolah, masa gak ada yang sadar kalo lo berdua kembar," ucap Jevin. "Bahkan sahabat lo itu gak ada yang tau sampe sekarang. Emang mereka gak ada nanya gitu lo punya kakak atau adik gak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ADRIANTY
Teen FictionMencintaimu adalah hal terindah Merindukanmu sudah pasti kurasa Memilikimu hanya impian semata Bersamamu adalah harapanku juga ~Rianty Febriana~ Ini kisah Adrian dan Rianty yang diselingi oleh orang ketiga, tetapi menjelma sebagai tokoh utama. Start...