24

603 24 0
                                    

Adrian sampai di mabes dengan perasaan kesal dan kecewa. Ia langsung duduk di samping Elvano yang sedang menyantap mie instan.

Elvano lalu menoleh sekilas ke arah Adrian. "Kenapa lo?"

"Rianty gak mau pulang sama gue." Jawabnya kesal.

Elvano tersedak. Mengambil minum yang ada di depannya lalu meminumnya. "Terus dia pulang sama siapa? Kan gue udah kasih kesempatan lo buat jemput dia."

"Dia kayaknya marah sama gue gara-gara kemarin."

"Emang kemarin kenapa?" Tanya Elvano.

"Kemarin dia liat gue sama Natalie." Ucapnya namun sudah diberi tatapan tajam oleh Elvano. "Dengerin gue dulu." Pintanya. "Kemarin gue lagi ngurusin proposal turnamen basket untuk minggu besok sama Natalie, terus gue bilang kalo dia bisa selesai gue bakal ajak dia jalan. Nah, gue liat Rianty lewat ruang OSIS. Ah, pokoknya gitulah." Adrian tidak mampu lagi menceritakannya.

Elvano mendengus kesal. "Jadi karena itu kemarin dia keliatan kesel. Karena lo?" Elvano menggeram. "Lo juga kenapa sih pake ngajak Natalie jalan. Gagal move on lo ha? Kalo emang belom bisa move on gak usah sok ngedeketin Rianty deh." Sinisnya.

"Gue juga gak tau kenapa masih kegoda sama Natalie. Siapa sih yang gak luluh sama godaan dia? Argghh!" Adrian mengacak rambutnya frustasi.

"Lo tau gak dia sampe sakit?"

"Dia sakit? Serius lo?"

Elvano mengangguk. "Dia sakit dan gue ngebiarin lo jemput dia biar dia lebih sehat. Siapa tau aja lo bisa buat dia mendingan. Tapi apaan? Dia pulang sama siapa coba?"

"Sama cowok. Gue gak kenal sama cowok itu. Tapi gue kayak pernah liat tuh cowok sih."

"Sama cowok?" Adrian mengangguk. "Terus lo diem aja gitu dia pulang sama cowok lain?" Elvano mendengus keras. Heran dengan Adrian yang mendadak bego gini karena cewek.

Adrian mendengus kesal. "Ya mau gimana lagi, gue gak bisa maksa dia."

Elvano mengambil sesuatu disakunya. Lalu mencari nama Rianty dilayar ponsel itu. Tak butuh waktu lama untuk menunggu jawaban dari Rianty.

"Halo?"

"Kenapa, Van?"

"Kamu dimana?"

"Di rumah."

"Ada siapa?"

"Gak ada siapa-siapa. Mama baru aja pergi lagi."

"Aku kesana sekarang."

Elvano langsung mematikan sambungan telpon tanpa menunggu jawaban lagi dari Rianty. Dan bergegas meninggalkan mabes menuju rumah Rianty.

"Kalo lo mau ke rumah Rianty gue ikut." Pinta Adrian saat Elvano bergegas.

"Enggak." Tolak Elvano mentah-mentah. "Kalo lo ikut yang ada Rianty jadi gak mau ketemu gue juga." Lanjutnya.

Adrian mendengus keras. Tak membalas perkataan Elvano lagi. Karena memang ia merasa bersalah.

Elvano menaiki motornya. Lalu melaju ke rumah Rianty. Ia tahu betul Rianty sedang kesepian. Maka dari itu Elvano berniat untuk menghiburnya walau sekedar makan ice cream.

Elvano sudah sampai di rumah Rianty. Ia segera melepas helm lalu berjalan ke arah pintu utama.

Tak perlu mengetuk atau mengucap satu kata apapun pintu itu sudah terbuka. Dan memperlihatkan cewek berpakaian rumahan seperti biasa. Dan tersenyum ke arah Elvano.

ADRIANTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang