Bab 12. Datang Tak Di Undang

202K 15.8K 273
                                    

            Kevin menunggu di depan gerbang sekolah. Beberapa kali mendengar bisik-bisik dari siswa perempuan yang melewatinya. Tetapi cowok itu membiarkan begitu saja, tetap berdiri di tempat dan menunggu yang dicarinya datang.

Ekor matanya memicing. Gadis yang ditunggunya akhirnya muncul, berjalan seperti biasanya ke pintu gerbang sekolah. Kevin mengepalkan tangan, gadis itu tidak sendirian. Dia bersama cowok yang akhir-akhir ini begitu akrab dengannya.

Citra dan Jason mengabaikan Kevin, melewati cowok tersebut dan mereka terus melangkah. Kevin menggeram, mengepalkan tangan dan menyentak lengan Citra keras. "Ayo pulang!" Titahnya.

Jason menyingkirkan tangan Kevin menjauh dari cewek tersebut. Menggenggam tangan Citra dan tersenyum sinis. "Citra pulang sama gue!"

"Nggak bisa!" Kevin menggeleng. "Lo nggak berhak pulang sama Citra!"

"Terus, hak lo apa?" Jason menyerang balik. "Ingat, lo cuma mantan!" Sinis Jason puas. Kevin menggeram, mengepalkan tangannya hendak melayangkan ke wajahn Jason.

"Aku pulang sama Jason." Kevin langsung berhenti. Perkataan Citra bagaikan kutukan baginya. Kevin menatapnya tidak percaya, Citra lebih memilih Jason dibandingkan dirinya. Kevin yang lebih dulu mengenalnya, menjalin hubungan dengannya. Tapi mengapa semudah ini Jason mengajaknya pulang bersama?

"Citra!" Kevin membentaknya.

"Permisi." Balas Citra tidak peduli. Meninggalkan Kevin mencak-mencak sendiri di sana. Sedangkan Citra menarik tangan Jason menjauh darinya.

Mereka menghilang dibalik pagar sekolah. Citra melepaskan tangan Jason dengan canggung, lalu menundukkan kepala malu karena begitu lancang memegang tangannya.

Jason mengetahuinya, dia tersenyum senang karena Citra lebih membelanya daripada Kevin. Cowok semena-mena itu meradang tak karuan di depan sekolah, masih tidak terima dengan penolakan Citra padanya.

"Maaf..." Kata Citra mencicit.

Jason terkekeh. "Nggak apa-apa, Cit." Tetapi Citra tetap tidak enak hati. "Gue senang lo bisa melawan Kevin seperti tadi." Cewek itu menahan nafas. "Jangan mau kalau Kevin semena-mena sama lo. Kevin keras, pengin takhlukin semua orang termasuk lo, Cit."

"Iya." Balas Citra mengangguk.

"Gue harap lo nggak lemah lagi kalau berhadapan sama dia."

Citra kembali mengangguk. Jason mengajaknya pergi, tetapi Citra tidak mau tangannya digenggam. Mereka berjalan beriringan, namun ada jarak di antara mereka.

Meski sudah menjauh dari gerbang sekolah, tetapi Citra masih merasakan tatapan Kevin di belakangnya. Citra tahu jika Kevin akan semakin menjadi-jadi dengan perlawanannya. Tetapi dia lelah terus-terusan ditindas seperti ini. Citra ingin kembali tenang seperti sebelum mengenal Kevin maupun Jason.

Citra diam sepanjang perjalanan, beberapa kali Jason melontarkan pertanyaan, tetapi cewek itu hanya menjawab singkat dan seadanya saja. Dia sibuk dengan pikirannya yang berkelana jauh. Mengabaikan Jason yang mati-matian mencari topik pembicaraan agar mereka tidak kaku hanya berdua di dalam mobil sport berwarna merah tersebut.

"Rumah aku masuk gang. Cukup sampe sini aja." Kata Citra, lalu buru-buru turun dari mobil Jason.

Cowok itu ikut turun, membuat Citra tidak tenang. "Gue anter sampe rumah ya."

Secepat mungkin Citra menggeleng, menolah kebaikan Jason. "Jangan. Di sini aja. Makasih ya." Katanya.

"Cit..."

"Nggak apa-apa." Citra tetap menolak. Lalu meninggalkan Jason begitu saja. Buru-buru melewati gang rumahnya. Citra tidak mau Jason mengikutinya dan memberikan beribu alasan yang tidak bisa ditolak oleh cewek itu nantinya.

Citra menoleh sekali lagi ke belakang. Tidak ada Jason di sana, sepertinya cowok itu sudah pergi. Citra menghela nafas lega, melambankan langkahnya karena tidak ada lagi beban yang menghantuinya.

"Kakak..."

Citra tiba di depan rumahnya. Mengangkat kepala dan melebarkan mata tidak percaya. Zen dan Kevin sedang bermain di teras rumah. Tubuh Citra kaku, melirik depan teras rumahnya. Sebuah motor terparkir di sana. Pantas saja dia tidak menemukan mobil Kevin di depan tadi.

"Zen." Citra berbasa-basi setelah menormalkan detak jantungnya. "Ayo makan, dek." Ajaknya mengabaikan Kevin.

"Zen udah makan sama abang, kak. Tadi abang Epin bawa makanan." Citra ingin menangis. Kevin telah menyogok Zen sehingga adiknya itu beranggapan bahwa Kevin adalah orang baik.

"Kalau begitu, jangan jauh-jauh mainnya ya. Kamu di teras aja, kakak masuk dulu." Ucapnya mengacark rambut Zen. Anak itu mengangguk patuh, lalu kembali bermain bersama Kevin setelah Citra masuk dan masih mengabaikan cowok itu di sana.



***

Jakarta, 30.05.18

Nggak bisa di anter, datang sendiri pun jadi kwkwkkwk

Si bangke terbaik ngukuhnya.

Pertanyaan. 

Citra gimana selama si bangke di rumahnya??

a. Ngajak Zen masuk

b. pura-pura cuek.

c. ngurung diri

d. ngusir si bangke



e. (Isi sendiri)



Follow ig.

ila_dira

Novel.dira

Nb. Sorry ya. Yang lain belum bisa up. Gue ngantuk banget buset. Padat jadwal wkwkwkw.

Part selanjutnya udah mulai konflik ya.

Masih pada sabar kan nunggunya? 😆😆

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang