Bab 71. Es Krim

136K 12.1K 307
                                    

Yuhu...,  good siang epribadeeeehhhhh...

Siap-siap baper melumer baca part ini kwkwkkw

Ready??

***

"Bang Epin, Zen mau ini."

Zen mendongak dan menatap Kevin di depannya. Kedua tangannya memegang es krim rasa strauberri. Kevin tersenyum sambil mengangguk, Zen senang bukan main. Memasukkan es krim kesukaannya ke dalam keranjang.

Kevin membawa Zen beli es krim, kesukaan Zen yang selalu membuat senyumnya mengembang lebar. Keduanya seperti adik kakak yang sedang melakukan misi. Membeli banyak jenis es krim dan makanan lainnya.

Zen berbinar setelah mereka keluar dari toko. Dia membawa beberapa kemasan cemilan di tangannya, sedangkan Kevin menenteng plastik bermerek logo minimarket. Langkah Kecil Zen membuat Kevin ikut berjalan santai. Dia lebih banyak berdehem dan tersenyum menanggapi ocehan adik tunangannya tersebut.

Keduanya berjalan kaki pulang ke rumah, kebetulan letak minimarket ada di depan gang rumah Citra. Sehingga tidak merepotkan Kevin untuk membawa kendaraan hanya untuk menempuh jalan sedekat itu.

Zen berteriak memanggil kakaknya yang sedang sibuk di dapur menyiapkan makan malam keluarganya. Meskipun tinggal hanya bertiga, Citra selalu memasak. Sudah dari kecil kebiasaan itu di asah dan sekarang menjadi kebiasaan. Citra sudah di asah untuk menjadi pribadi mandiri dan kuat sejak dulu.

"Kak, Bang Epin beli es krim buat Zen dan kakak." Katanya sembari menyodorkan salah satu rasa coklat.

Citra menerima ragu. Dia melotot pada Kevin yang selalu mengiyakan permintaan Zen. Citra tidak suka jika adiknya terbiasa dan akhirnya menjadi boomerang bagi mereka. Zen masih kecil, secara otomatis jika sudah melakukan suatu secara terus menerus, maka akan menjadi kebiasaan nantinya.

"Jangan biasain nanti kebiasaan!" Tegur Citra sebal. Sudah sangat sering mengingatkan cowok itu, tapi Kevin tetap aja bandel. Tidak pernah mengubris Citra, makin merajalela memenuhi keinginan Zen yang suka jajan.

"Zen suka, nggak apa-apa." Jawab Kevin menatap Zen yang sudah menyalakan televisi, dia duduk di atas sofa keluarga sambil makan es krim.

"Buat kamu nggak masalah, tapi buat kami berat." Ucap Citra sedih. "Kalau ada nggak masalah, tapi kalau lagi nggak ada, jadi boomerang buat kami." Jelasnya pelan.

Kevin mendengkus, mengambil es krim dari tangan Citra dan membuka kemasannya. Mengangsurkan kembali pada Citra yang masih menatap adiknya dari dapur. Pintu penghubung ruang tamu dan dapur dibuka lebar, sehingga cewek itu bisa mengawasi adiknya ketika sibuk di dapur.

Citra menerima ragu, menatap sekali lagi dan akhirnya memasukkan ke dalam mulut. Rasanya manis sekali serta segar di mulut. Tapi cewek itu melotot, wajah Kevin tepat di hadapannya. Sedang menggigit es krim di mulut Citra pada bagian lain.

Cowok itu menjauhkan wajahnya, mengunyah es krim santai sedangkan Citra masih melotot dengan es krim masih di mulut.

Kevin mengerutkan dahi, Citra masih belum sadar dari keterkejutannya. Cowok itu kembali memajukan wajahnya untuk menggigit es krim itu lagi, tetapi Citra langsung tersadar dan mendorong tubuhnya.

Kevin terkekeh. Citra langsung tidak berselera makan lagi, dia hanya menggigit sedikit, lalu cemberut setelahnya. Cewek itu menatap es krimnya yang tersisa setengah, hampir hancur karena memeleh.

Buru-buru memasukkan ke dalam mulut, Citra menggigit bagian yang hancur. Dia kembali melanjutkan masakannya yang belum selesai.

Kevin mencibir, dia memasukkan es krim lain ke dalam kulkas. Sengaja beli banyak buat dijadiin stok, ada juga susu kotak kesukaan mereka. Sehingga kapan saja Zen mau, tinggal ambil dalam kulkas.

Citra kembali repot dengan masakannya sehingga memberikan sisanya pada cowok itu. Kevin menerima dan membawa sisanya ke ruang tamu. Bergabung dengan Zen sambil menonton kartun.

Citra mengintip dari dapur, senyumnya tersungging tipis. Senang melihat keakraban mereka. Kevin datang setiap hari ke rumahnya, kadang sampe malam, sama sekali tidak menghiraukan Citra yang merasa risih dengan keberadaannya.

Hingga saat ini, Clara belum mengetahui tentang pertunangan mereka. Citra tidak berani mengatakannya. Dia meminta Kevin untuk tidak memberitahu, cewek itu tidak mau membuat Clara syok.

Clara pernah menanyakan perihal kalung yang dipakainya, Citra berbohong jika kalung tersebut hanya imitasi. Citra menyukainya sehingga membeli di pasar malam. Clara hanya mengangguk cuek. Dia penasaran pada Citra yang sama sekali tidak pernah menggunakan aksesoris. Wajar jika dia merasa aneh dan langsung menanyakannya.

Jantung Citra hampir keluar dari tempatnya. Dia jarang berbohong, rasanya sulit sekali mengatakan hal yang tidak sebenarnya. Tetapi dia harus terpaksa, kabar pertunangan itu bukan hal baik untuk keluarganya.

Clara tidak menyukai Citra menjalin hubungan serius di usianya yang masih muda. Menyimpulkan jika hubungan tersebut akan mempengaruhi masa depannya.

Keberadaan Kevin saja tidak terlalu disukai. Tetapi Clara tidak bisa mengusirnya, selama ini dia tidak pernah mendengar mereka melebihi batas yang seharusnya. Clara mengakui jika Kevin secara terang-terangan menyukai Citra.

Tapi Citra hanya biasa saja menanggapinya, tidak mudah baper seperti remaja kebanyakan. Atau mereka berdua-duaan di dalam kamar, membiarkan Zen bermain sedirian.

Tanpa ada yang tahu, Clara meminta Zen melaporkan apa saja yang dilakukan oleh Kevin dan Citra di rumah mereka. Menyuruh Zen untuk tidak membiarkan mereka berduaan saja. Zen yang polos menyanggupi permintaan ibunya.

Sehingga ketika Clara pulang, malam hari sebelum tidur dia terlebih dahulu menagih laporan dari Zen. Anak laki-laki itu masih polos dan tidak tahu apa-apa. Dia menceritakan apa yang dia lihat.

Melapor bahwa Kevin mengajak Zen ke minimarket, membeli banyak es krim dan setelah itu mereka menonton kartun. Kadang Zen memberikan bukunya pada Kevin untuk di ajari.

Begitu cerita Zen. Kalau Citra tidak sibuk di dapur atau membersihkan rumah, cewek itu hanya duduk dan memperhatikan mereka. Kadang mereka jalan-jalan, Zen tidak tahu lagi apa yang mereka lakukan. Terutama jika Bunga ikut, Zen langsung fokus bermain.

Cerita Zen sudah berbeda lagi. Tidak lagi tentang kakaknya, melainkan bagaimana bahagianya dia bermain di tempat tersebut.



***

Jakarta, 12.09.19

Ada yang bisa bayangin mereka? Kwkwkw

Gimana rasanya? Hihi

Follow ig, Ila_dira dan iLaDira69

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang