Bab 19. Tingkat Kebaperan

181K 14K 267
                                    

            "Merindukanku, eh?"

Citra menoleh. Kevin memasukkan kedua tangannya di kantong. Menyandar pada dinding, menatap Citra yang sepertinya sedang gelisah di tempat duduknya. Dia duduk di depan monitor perpustakaan, tetapi sibuk mencari sesuatu di sana.

Citra gegalapan, menutup akunnya dan kembali sibuk menginput data perpustakaan. Kevin mendesis, dia berdiri beberapa saat yang lalu di belakang Citra dan memperhatikan cewek itu sedang sibuk menggulir mouse pada tab wall seseorang.

"Nggak." Kata Citra berkilat lidah.

"Itu, kenapa kepoin?" Tanya Kevin mencibir.

"Nggak." Citra tidak mau mengaku. "Cuma lewat aja. Ternyata temenan di facebook." 

Kevin berdecak, lalu duduk di meja. Citra makin gemetaran, tetapi dia memberanikan diri mencuri-curi pandangan pada kaki Kevin. "Udah nggak apa-apa." Kata Kevin menjawab kerisauan hati cewek itu.

"Eh?" Citra terkejut. Cowok itu meringis. Memperhatikan Citra yang kembali pura-pura sibuk. Dia mengambil salah satu buku, membaca sampul dan membuka acak. Tidak menarik, Kevin menaruhnya kembali asal-asalan. Lalu mengambil buku lain, membaca judul lalu meletakkan begitu saja.

"Jam empat sore, di taman deket rumah kamu." Citra mengangkat kepala. Kevin sudah berlalu. Dia merengut sebal, Citra masih sangat kesal pada cowok itu. Hanya karena menemukan Citra mengecek profilnya, bukan berarti Citra memaafkan dan membutuhkanya.

Ck. Yang benar saja.

Tapi Citra bersyukur. Kaki Kevin sepertinya sudah sembuh setelah tidak masuk selama tiga hari. Mungkin dia masuk rumah sakit, terapi atau semacamnya. Setidaknya Kevin tidak menyalahkannya setelah kejadian itu.

Cowok itu mengubah panggilannya seperti ketika mereka masih dekat. Awal Kevin mau baper-baperin Citra, agar cewek itu percaya jika Kevin serius padanya.

Saat panggilan gue-lo berubah jadi aku-kamu, di situ tingkat kebaperan mulai meningkat.

Seperti itu kata Stef dan teman-temannya. Tidak tahunya Kevin malah kemakan baperan sendiri. Mutusin Citra tapi nggak terima, sampe sekarang gangguin cewek itu entah apa maksudnya.

Citra tersenyum pada Ibu Halimah yang akan menggantikannya di perpustakaan. Jadwal Citra sudah selesai. Dia pamit pada wanita itu dan membawa beberapa buku di tangannya.

Di koridor sekolah, Jason memanggil Citra. Cowok itu baru kembali dari kantin bersama teman-temannya. Langsung meninggalkan mereka ketika melihat Citra, mereka berbincang dan melangkah santai menuju kelas. Jason sangat senang melihat perubahan Citra yang semakin terlihat setiap harinya. Tidak sia-sia Jason mendekati cewek itu.

Meskipun kadang kaku, tetapi dia mulai bisa bersosialisi. Mulai tergelak hingga menunjukkan giginya.

Mereka duduk di kursi masing-masing. Kelas sudah mulai ricuh sepert biasa. Satu persatu dari mereka kembali setelah bel berbunyi. Jason menyemangati Citra dari samping sembari tersenyum manis.

Seperti biasa. Mereka mengikuti mata pelajaran yang membosankan. Begitu juga dengan Jason, mulai bosan meskipun beberapa saat yang lalu menyemangati Citra. Cewek itu tersenyum, Jason menggambar emoji bosan dan sedih di bukunya lalu menunjukkan pada Citra.

Citra menggeleng, menyuruhnya untuk serius. Jason mengangguk dan akhirnya serius hingga pelajaran usai meskipun sekuat tenaga bertarung dengan kemalasannya.

Dia tersenyum senang ketika jam pelajaran selesai, Jason menghampiri Citra di mejanya, menunggu cewek itu selesai mengemasi buku-bukunya.

"Jadi, kita pulang bareng?" Kata Jason harap. Keduanya keluar dari kelas bersama kerumuan murid-murid lainnya.

"Aku bawa motor." Kata Citra menolak, menoleh pada Jason yang langsung lesu di sampingnya.

"Yah, ditolak melulu." Jason sedih.

"Kamu..." Citra mencibir. "Aw..." Dia meringis.

Di depan mereka si pengganggu memutar tubuhnya setelah mendorong Citra. Sengaja melewati dari tengah-tengah mereka dan memisahkan keduanya. "Oh?" Kevin pura-pura terkejut. Seolah tidak menyadari jika baru saja mengganggu mereka.

"Kevin!" Citra lebih berani kali ini. Meninggikan suaranya karena cowok itu sangat keterlaluan. "Ikat rambut aku!"

Kevin mengangkat tangannya. Dia memegang ikat rambut Citra. Sengaja melepaskannya sehingga rambut cewek itu terurai. Citra tidak terbiasa, dia mendekat dan meminta baik-baik pada cowok tersebut. Tetapi Kevin mempermainkannya, mengangkat tinggi-tinggi sehingga Citra tidak mendapatkannya.

Kevin menyeringai, melempar jauh ikat rambut Citra. Dalam sekejap hilang, tidak ada lagi di sana. Citra makin kesal padanya, selalu mendapat gangguan dari cowok tersebut.

"Biar aja, Cit. Lo cantik kalau rambutnya digerai begitu." Citra berhenti berdecak dan menoleh pada Jason. Cowok itu tersenyum menenangkan, membuat Citra lebih baik. "Basi banget capernya!" Cibirnya pelan. Jason menarik tangan Citra dan meninggalkan Kevin di sana.

Kevin langsung emosi. Memisahkan tangan mereka dan melayangkan kepalan tangannya ke wajah Jason. "Ini lebih basi! Lo nggak bisa apa-apa. Bahkan menghindar dari pukulan gue!" Dalam sekejap koridor ricuh, banyak yang berbisik-bisik sampai ada yang merekam. Namun tidak ada yang berani melerai mereka, Kevin menyeringai melihat darah segar mengalir dari hidung Jason.

"Jason..." Citra menghampiri. Menatap tajam pada Kevin. Dia sungguh keterlaluan, Citra makin sebal dan tidak mau memaafkannya.

Sedangkan Kevin memandang remeh pada mereka. Segera pergi meninggalkan kekacauan di sana. Citra membantu Jason yang masih terhuyung.

"Maafin Kevin, Jas. Kamu nggak kenapa-kenapa kan? Ayo ke ruang UKS dulu." Kata Citra khawatir.

"Cit, jangan minta maaf mewakili dia. Nggak pantes, Cit!" Kata Jason kesal.

"Maaf." Kata Citra. "Ayo ke ruang UKS. Obatin luka kamu."

"Kita pulang aja." Katanya. "Gue minta tissue, ada?"

Citra mengangguk, lalu mengeluarkan tissue dari dalam tasnya. Memberikan pada Jason dan mereka kembali melewati koridor sekolah menuju parkiran. Citra masih belum tenang memikirkan Jason, semua lagi-lagi karena Kevin.

Entah berapa kali cowok itu menghajar Jason dan yang lain akhir-akhir ini. Citra mendesah, kenapa masalahnya makin rumit begini?



***

Jakarta. 07.06.18

Yeys, sibangke datang lagi setelah bertapa kwkkwkk

Sekalinya Cicit kepo malah ketauan lagi stalking 😂

Pertanyaan!

Dimanakah Sibangke bertapa?

a. dibelakang rumah

b. di kamar

c. di gunung kidul

d. di goa si buta (Pilem dulu kwkkw)

e. (Isi sendiri)



Follow ig :

ila_dira

novel.dira

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang