Bab 86. Ikut

117K 10.8K 590
                                    

Silahkan dibaca.

Jangan baper.

Silakan vote dan koment

***





"Pake sendal, dek."

Citra mengeluarkan motor dari teras rumahnya. Zen menuruti kakaknya lalu mengikuti dari belakang, paling antusias dan langsung menaiki motor butut kakaknya. Kali ini dia duduk di depan. Citra kembali turun dari motor untuk memasukkan kain lap yang dijemur di depan rumahnya.

"Abang Epin..." Zen memanggil Kevin yang baru datang.

"Mau kemana?" Kata Kevin sembari membuka kaca helm fullface-nya. Dia masih menunggangis motornya.

"Ke pasar, bang. Ayo, bang, ikut." Kata Zen antusias.

Sedangkan Citra tetap tenang. Dia menaiki motor bututnya, membiarkan Kevin mendorong motor Ninja Kawasaki H2 Carbon miliknya ke tempat biasa. Lalu tanpa diminta duduk di belakang Citra.

"Ih, mau ngapain?" Citra risih. Kevin tanpa dosa memeluknya dari belakang.

"Ikut." Jawabnya.

"Kamu pulang aja." Suruh Citra.

"Kak, Bang Epin ikut, kan?" Zen menambahkan.

"Iya, abang ikut." Kevin mengangguk sembari menyandar di punggung Citra. Cewek itu berdecak, Kevin tetap ngotot ikut.

"Helm kamu masukin ke rumah." Suruhnya.

"Biarin aja." Kevin tidak peduli helmnya masih ada di atas jok motor.

"Nanti hilang aku nggak mau ikut campur."

Kevin meringis, Citra makin cerewet. Cowok itu turun dan menyimpan helmnya ke rumah setelah menerima kunci dari Citra. Kevin kembali duduk di belakang Citra, namun cewek itu kembali galak.

"Motor kamu kunci pake gembok." Suruhnya. 

"Bawel, biarin aja."

"Kalau hilang gimana? Kali aja ada orang iseng."

"Biarin."

Citra mencibir. "Sultan mah bebas." Katanya pelan.

Kevin terkekeh. "Iya, bawel. Biarin aja ilang, biar aku nginap di rumah kamu." Jawabnya senang. Citra tidak mau menyuruhnya lagi. Terserah Kevin saja. Meskipun lingkungan rumah Citra aman, namun kejahatan bisa terjadi di mana saja. Lebih baik berhati-hati dan menjaga barang masing-masing agar tetap mana.

Citra mulai melajukan motornya, membiarkan Zen berbicara panjang lebar pada Kevin. Meskipun di antara mereka ada Citra, Zen tetap saja berbicara seolah-olah kakaknya itu tidak ada di sana. Kedua kakinya ditekuk merapat dan memijak bagian depan motor. Sedangkan kedua tangannya bertumpu pada batok lampu depan.

"Kak, nanti Zen beliin bola ya." Kata Zen menengadahkan kepalanya.

"Ya." Jawab Citra singkat. Sejak beberapa ahri yang lalu Zen meminta dibelikan bola. Teman-temannya bercerita di sekolah memiliki bola dari orang tuanya masing-masing. Mereka main bola di lapangan, Zen juga ingin.

"Bang, nanti kita main bola di lapangan ya." Ajak Zen.

"Iya." Kata Kevin mengiyakan.

Citra mencibir, merasakan Kevin tersenyum di belakangnya. Sedikit saja dia menoleh, wajah Kevin langsung bertabrakan dengan wajahnya. Sehingga cewek itu menjaga pergerakan tubuhnya agar tetap seimbang.

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang