Bab 29. Terusik

162K 13.3K 372
                                    

"Cit, ada yang salah ya?"

Jason heran melihat Citra yang semakin hari semakin diam. Dia sering melamun dan seperti bukan Citra yang dulu. Jason tidak tahu apa penyebabnya, dia berusaha mencari informasi tetapi cewek itu berlalu begitu saja.

Dua minggu telah berlalu sejak insiden di perpustakaan. Mereka berpelukan lama, otak Citra tidak berfungsi menghitung waktu. Mungkin sekitar satu jam mereka ada di dalam ruangan tersebut.

Kevin pergi begitu saja setelah mendapatkan keinginannya. Melepas pelukannya dan berlalu keluar dari sana. Meninggalkan Citra yang baru tersadar dan terbengong-bengong sendiri. Kevin sama sekali tidak kembali lagi. Mengajaknya pulang atau mengucapkan satu atau dua patah kata untuknya.

Sejak itu, tidak ada lagi gangguan apapun dari Kevin. Cowok itu menghilang bagai ditelan bumi. Tidak menunjukkan diri atau mengikuti Citra bagai bayangan lagi. Cewek itu mulai bertanya-tanya, diam-diam mulai kepo kemana Kevin pergi.

Beberapa kali mencari informasi dengan pura-pura membaca serius di dekat Stef dan yang lain. Namun kedua telinganya menguping, berharap mereka membicarakan cowok itu. Nihil. Mereka tetap najong seperti biasa. Sama sekali tidak mengikutsertakan nama Kevin dalam obrolan mereka.

Citra sudah kembali membawa motornya ke sekolah. Tiap hendak pulang, motor butut itu tetap berada pada tempatnya tanpa berkurang apapun. Begitu juga ketika di rumahnya, Zen beberapa kali menanyakan keberadaan Kevin yang tidak pernah datang lagi.

Citra tidak bisa menjawab jujur. Hanya menerka-nerka sehingga adiknya sedih. Dia tidak memiliki teman lagi selain Darto ketika pulang sekolah. Zen sangat senang jika Kevin mengajaknya berkeliling kampung dan membelikam es cream untuknya.

Meskipun tidak tahu jika sebenarnya cowok itu menyimpan maksud terselubung dengan mendekatinya. Modus agar tetap dekat dengan Citra setelah pulang sekolah.

"Nggak ada yang salah, Jas. Kamu pulang dulu aja. Aku mau selesaiin tugas aku." Citra mengusir Jason halus. Dia kembali fokus pada buku di depannya. Cowok itu terabaikan, merasa sedikit kesal karena Citra berubah-ubah tiada henti.

"Cit."

"Aku bisa pulang sendiri." Citra kembali menolaknya tanpa menatap Jason. Cowok itu menyerah dan meninggalkan Citra di sana. Hanya ada beberapa orang lagi yang tetap nyaman di perpustakaan meskipun sudah waktunya pulang.

Setelah Jason pergi, Citra berhenti mengerjakan tugasnya. Dia merebahkan kepala di atas meja dan mulai termenung lagi. Entah apa yang dirasakannya saat ini, bayangan Kevin menari-nari dalam benaknya. Citra bertanya-tanya, apa telah terjadi padanya?

Apakah ini normal?

Kevin tidak pernah terbuka dengan apa yang terjadi dengannya. Seperti waktu itu, Citra tahu jika kakinya sakit dan bolos selama tiga hari, tetapi tetap saja Kevin tidak mengakui. Mengatakan dia baik-baik saja.

Citra semakin tak bisa memikirkannya. Menerka kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada Kevin sehingga dia belum kunjung menampakkan diri hingga saat ini.

Masih terasa aroma Kevin waktu itu. Hangatnya tubuhnya ketika mereka bersentuhan membuat Citra merona diam-diam.

Dia menggeleng, lalu merapikan meja ketika tidak ada lagi siswa di perpustakaan. Citra pulang terlambat lagi. Tapi dia sudah terbiasa, ujian semester sebentar lagi. Citra belajar lebih giat agar nilainya bertambah dari sebelumnya untuk menyenangi Clara.

Citra berjalan santai ke halte bus. Tidak membawa motor karena tadi pagi hujan lebat. Di sana sudah sepi, Citra orang terakhir yang menutup gerbang sekolah karena penjaga sekolah kemungkinan sudah pulang.

"Hey, manis..."

Citra mengangkat kepala, dua orang bertubuh besar menyeringai padanya. Tubuhnya menegang, Citra bukan cewek polos yang tidak mengerti apa mau mereka melalui tatapan tersebut.

Cewek itu panik, memutar tubuhnya dan berjalan cepat. Tapi sial, tangannya dicekal oleh salah satu dari mereka. Citra berontak, tetapi mereka terbahak senang.

Menendang dengan kaki kecilnya, kedua lelaki itu terbahak kembali. Tendangan Citra tidak berguna, sama sekali tidak membuatnya lelaki itu kesakitan. Citra tidak kehabisan akal, dia menggigit tangan lelaki itu sehingga suara jeritan menggema di sana.

Citra melapaskan diri dan berlari. Tapi sesaat kemudian suara benturan terdengar. Citra ketakutan, tetapi dia tetap menoleh. Suara menggelinding di badan jalan masih terdengar. Ternyata sebuah helm terjatuh.

Dia terkejut, cowok yang selama ini menghilang ada di depannya. Dalam waktu singkat menumbangkan kedua lelaki itu bagai predator memusnahkan mangsanya. Mereka pingsan, Citra menganga tidak percaya.

Baru saja tidak melihat mereka tetapi Kevin berhasil menumbangkan tubuh-tubuh kekar tersebut.

"Vin..." Citra memanggilnya.

Kevin tidak mendengarkan. Dia memungut kembali helm-nya yang tergeletak di badan jalan lalu menunggangi motornya seraya mengenakan helm.

Cewek itu mendekat, tetapi sepertinya Kevin tidak peduli lagi dengannya. Kedua mata Citra memerah, Kevin men­-stater­ motor hendak pergi.

"Kevin..." Kembali Citra memanggilnya.

Kevin berhenti, menatap Citra lalu memberi kode melalui tatapannya. Citra menoleh, bus yang ditunggunya sudah datang. Cowok itu berlalu begitu saja, membiarkan Citra masih berdiri di sana.

Buru-buru Citra berlari ke halte, mengabaikan pengguna jalan berhenti untuk memeriksa kedua lelaki yang ditumbangkan oleh Kevin. Dalam beberapa saat, tempat itu ramai. Tapi Citra tetap pergi dan tidak mau memberikan kesaksian terhadap preman tersebut.



***   

Jakarta, 24.06.18

Ciyeeee... Bangke udah nyerah jadi bayangan hitam hahaha.

Pertanyaan.

Normal nggak sih Citra mulai terusik? Merasa ada yang beda gegara sibangke ngilang, persis kek gebetan lagi sayang-sayangnya trus tiba-tiba ngilang kek ditelan bumi?😆😅

a. Citcit mulai sakit😈

b. Normal banget 😇

c. gak normal. Citcit punya penyakit lain 😂 

d. Citcit mulai diperdaya setan!

e. (Isi Sendiri)

Follow ig.

ila_dira

Novel.dira

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang