Bab 36. Lelaki Tua

151K 13K 337
                                    

Citra menatap kagum bangunan di depannya. Semua design dan interior begitu indah dan mewah. Cewek itu tak pernah menyangka jika dia bisa menginjakkan kaki di sana. Mereka disambut hangat oleh beberapa orang lelaki berseragam dan mengenakan kacamata hitam setelah turun dari taksi.

Citra hanya ikut saja, Kevin megatakan tujuan mereka pada supir taksi lalu setelah itu cowok itu duduk santai sembari menyandarkan tubuhnya pada bahu cewek itu.

Merasa risih, Citra menjauh ke sudut tapo Kevin tetap mendekat. Supir taksi itu menoleh dari kaca, wajah Citra merah padam. Akhirnya membiarkan cowok itu tetap menempel dan mengendusi lehernya.

Mereka diam sepanjang jalan, Kevin memejamkan mata dan Citra mengalihkan pandangannya keluar jendela.

Ketika tiba di tujuan, Kevin langsung bangun. Citra curiga jika Kevin pura-pura tidur. Dia sangat mudah sekali terjaga.

Di sini lah mereka sekarang.Bangunan itu seluas hitungan hektar. Citra tak henti-hentinya berdecak kagum.

Cewek itu berjalan kikuk, Kevin menyadarinya, dia tersenyum geli. Meraih tangan cewek itu dan menggenggam erat agar Citra tidak jatuh terjebam. Mereka berjalan cepat, Citra berusaha menyamai langkah lebar cowok itu. Sama sekali tidak memikirkannya sedikit pun.

Mereka memasuki beberapa ruangan. Entah berapa pintu yang telah mereka lewati, Citra tidak ingat untuk menghitungnya. Sekarang keduanya di dalam ruangan megah. Dinding-dindingnya terdapat ukiran-ukiran naga.

Citra seketika merinding. Rak buku tinggi-tinggi dan tebal-tebal memanjakan penglihatannya, mengurangi kesan horror di sana.

"Kakek." Citra terkejut. Meluruskan pandanganya ke depan dan menemukan seorang lelaki tua sedang duduk dan membaca koran.

Lelaki itu menutup korannya. Mengarahkan pandangannya pada asal suara yang memanggilnya.

"Kevin." Lelaki itu menyebut namanya. "Kamu datang?" Lanjutnya tidak yakin.

"Ya." Kevin menjawab singkat seperti biasa. Mereka masih berdiri tidak jauh dari meja lelaki itu. Citra ketakutan melihatnya, dia sedikit bergeser di belakang Kevin sembari memegang sedikit kaos lengan panjang yang digunakannya. Cowok itu menoleh sekilas, lalu pandangannya kembali beralih ke depan.

Kedua mata lelaki itu menyipit melihat cewek di belakang Kevin, sedang mengintipnya takut-takut melihatnya. "Siapa yang kamu bawa?" Tanyanya mengernyit. Menyelipkan cerutunya ke bibir, asap tipis mengelilingi wajah lelaki tua itu.

"Citra."

"Teman spesial?" Tebaknya sambil terkekeh.

"Melebihi." Citra terkejut. Menoleh pada Kevin yang berfokus menatap kakeknya. Dia mengucapkan secara santai, tapi terpengaruh besar buat cewek itu.

"Jadi itu alasanmu tidak pergi berlibur dengan mereka?!" Lelaki tua itu menyeringai pada mereka. Khususnya pada Citra di samping Kevin.

"Lebih tepatnya kabur."

Lelaki itu kembali terkekeh. "Baiklah. Semoga liburan kalian lebih mengesankan selama di sini."

Kevin mengangguk, menarik tangan Citra dan membawanya keluar dari ruangan tersebut. Cewek itu meraup udara rakus, tanpa sadar selama di sana menahan nafas gugup.

Citra tidak tahu ke ruangan mana lagi Kevin membawanya. Sebuah kamar besar, melebihi rumah Citra terpampang di depannya. Dia memijakkan kaki di sana.

"Kamar kamu." Kata Kevin tanpa diminta penjelasan.

Citra terkejut, menoleh pada Kevin yang sudah melepaskan tangannya. Cowok itu duduk di atas ranjang. Citra kembali mengedarkan pandangannya pada seisi kamar. Dia tidak pernah menyangka jika berkesempatan masuk ke dalam kamar sebesar dan seindah itu.

"Berlebihan buat aku." Katanya mencicit. Citra tidak pantas di sana, dari segi mana pun cewek itu tidak seharusnya di sana.

Kevin mengernyit. "Kamu mau kita sekamar?" Citra kembali terkejut. Menatap tajam cowok itu, Kevin terkekeh lalu membaringkan tubuhnya di sana. "Ayo cepat, kamu mandi dulu." Suruhnya. Citra mengernyit. Dia tidak memiliki apapun untuk mengganti pakaiannya. Kevin membuka kedua mata, melihat Citra masih di berdiri di tempatnya. "Kamu bisa pilih beberapa pakaian sementara di sana." Lanjutnya menunjuk walk in closet.

Citra menggeleng. Tidak berani membuka apapun di sana. Kevin meringis, beranjak dari sana dan membawa Citra memasuki walk in closet tersebut. Cewek itu meringis, ada beberapa pakaian perempuan di sana.

Kevin memilih salah satu untuknya. Dia merasa sangat berlebihan. Bukan gaya Citra selama ini. Entah dari mana gaun-gaun itu berasal, Citra tidak pantas mengenakannya.

Kevin menempatkan baju yang di gantung tersebut di depan Citra. Kurang pas, dia mengambil gaun yang lain.

Gaun sebatas lutut berwarna peach. Segaja memilih warna, selama ini pakaian Citra berwarna gelap. Kevin suka jika cewek itu mengenakan pakaian yang berwarna.

"Kamu pake sementara sebelum beli yang baru." Kata Kevin kembali. Akhir-akhir ini lebih banyak berbicara dan hubungan mereka makin dekat. Semua berjalan begitu saja, cewek itu terkejut dengan perubahan mereka yang tanpa disadari.

Citra mengangkat kepala, ragu-ragu menerima pemberian cowok itu. Kevin mengernyit, "Aku nggak biasa." Kata Citra malu. 

***

Jakarta, 02.07.18

Ciyeee....  Tebakan siapa yang bener nih? Kwkwkw... Tempatnya belum ya, besok ada pasti.

Yes, Citra dikenalin sama kakeknya 😍😘

Pertanyaan.

Apa yang lo pikirin tentang Sibangke dan Citcit saat ini?

a. (Isi Sendiri)

b. (Isi Sendiri)

Apa pesan buat Citra?

1.

2.

Pesan buat sibangke apa, gengs?

1.

2.

3.

4.

5.

Follow ig.

ila_dira

Novel.dira

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang