Bab 32. Semena-mena

173K 13.7K 597
                                    

Gaes...

Buat nama-nama di part sebelumnya, gue berterima kasih banget. Sekarang gue punya koleksi nama yang banyak. Stay tune di cerita-cerita gue.

Pasti gue comot nama dari kalian gengs! Ingetin gue buat dkedikasiin part jika namanya ada ya hehe #pelupaakut!

***

            "Ja-Jason. Ka... kamu" Citra seperti kepergok selingkuh. Dia memucat hendak menjelaskan, tetapi Kevin dengan seenak udelnya meraih bahu Citra dan mendudukkannya kembali.

Jason berdecak. "Mau apa lo gangguin Citra lagi?" Cowok itu bergerak ke sisi Kevin, meraih kerah seragamnya siap menghajar. Kevin tetap santai, ponselnya berhenti dimainkan, dia meringis melihat wajah sangar Jason.

"Jason, jangan." Citra melerai mereka.

Jason kecewa, Citra seolah membela Kevin. Meskipun sebenarnya bukan seperti itu. Citra tidak ingin ada keributan di antara mereka. Kevin menyeringai dan mengusir tangan Jason dari kerahnya.

Cowok itu diam setelahnya. Lalu meninggalkan mereka di sana. Citra panik, buru-buru berdiri hendak mengejar Jason. Tetapi Kevin tidak mengijinkannya. Meraih pergelangan tangan Citra dan kembali menyuruhnya duduk.

"Lepas..." Citra tidak mau. "Jason marah."

"Apa hubungannya?!"

"Ini semua gara-gara kamu!" Citra kesal padanya.

Kevin menyipit tidak mengerti. "Aku cuma diam sejak tadi di sini." Katanya membela diri.

Emosi Citra di ubun-ubun, kedua matanya berkaca-kaca. Benar juga. Kevin hanya duduk sejak tadi di sana. Jason memergoki mereka. Seharusnya Kevin tidak ada di sana, mereka masih belum berbaikan. Jason yang selama ini menolongnya dari cowok bangsat macem Kevin.

"Terserah kamu!" Citra tidak peduli, mengalihkan pandangannya pada layar monitor.

"Duduk!!" Kevin memerintah. "Nggak ada pengaruhnya sama kamu kalau dia marah. Salah dia sendiri sensian!" Katanya santai.

Citra langsung menatap Kevin dengan mata masih berkaca-kaca. Menyesal karena tidak langsung mengusir cowok itu dari hadapannya. Citra akhirnya diam, membiarkan kesunyian kembali melingkupi mereka.

Cowok itu mengangkat bahu lalu kembali melanjutkan permainannya di ponsel.

Begini resiko jika Kevin ada di sampingnya, Citra harus siap makan hati.

***

Cowok itu memang tidak tahu diri. Hanya karena Citra memberikan sedikit kesempatan padanya untuk mendekat, sekarang dia kembali semena-mena. Mengikuti Citra seperti sebelumnya dan tidak memberikan Jason ruang lagi.

Jason makin kesal padanya. Meskipun cowok itu mengumpat sebanyak mungkin, tetap saja Kevin menulikan pendengarannya. Dia tidak bisa menghajarnya, karena Citra langsung menengahi mereka.

Tentu saja Kevin senang luar biasa. Cewek itu lebih membelanya dari pada Jason yang selama ini berusaha mendekati Citra agar Kevin tersingkirkan dari sekitar cewek itu.

Citra bukan membela Kevin. Dia hanya mau mengalah agar tidak terjadi baku hantam di antara mereka.

Citra percaya jika Jason lebih dewasa. Istilahnya, biarkan orang bego yang menang. Yang pinter nggak akan mau melawan orang bodoh. Nggak guna dan buang-buang waktu serta tenaga.

Sayangnya Jason menyalahartikan maksud cewek itu sehingga dia makin berang pada Kevin.

Kevin merangkul Citra. Cewek itu terkejut dan berusaha menjauh. Namun sia-sia karena Kevin tetap bersikukuh. Dia berhasil membawa Citra ke basecamp, di sana hanya mereka berdua saja.

Meskipun tangan kiri Kevin merangkulnya, namun kedua tangannya sibuk menekan-nekan layar ponsel di tangannya. Citra meringis, tetapi Kevin tetap pada posisi semula.

"Lepas!" Citra meringis lagi.

Kevin menoleh, wajah mereka sangat dekat. Cewek itu melebarkan mata, buru-buru menghindari tatapan Kevin. Cowok itu menyeringai, senang sekali bisa mengerjai Citra seperti ini.

"A-aku mau pulang!" Citra kembali bersuara pelan. Masih enggan menoleh ke samping karena cowok itu masih menatapnya.

"Kemana?" Kevin mempermainkannya. Dia menyeringai puas pada Citra yang salah tingkah.

Citra menahan nafas untuk menetralkan nafas, lalu berdecak. "Ke rumah."

"Mau hujan." Kevin mengangkat bahu dan menoleh keluar melalui jendela.

"Nggak masalah." Citra kembali menjawab. Dia berdiri dari sana, tetapi Kevin kembali meraih pergelangan tangannya. Menarik tubuh kecilnya dan mendarat di pangkuan cowok itu. Citra terkejut, langsung beringsut dari sana.

Kembali Kevin terkekeh senang. Membiarkan Citra beringsut dari sampingnya dan tidak mau menatapnya lagi. Cowok itu berdiri, lalu mengambil stick billiard. Mengolesi ujungnya dengan kapur, kemudian memainkannya.

Citra masih diam di tempat. Kevin memicing padanya. "Sini." Titahnya.

"Nggak." Citra menggeleng.

Kevin tidak sabaran. Menghampiri Citra dan meraih tangannya. Cewek itu tetap enggan, tidak ada pilihan lain, Kevin mengangkatnya.

"Lepasin!" Citra tidak terima. Kevin menurunkannya di atas papan billiard. Citra meringis lalu buru-buru turun dari sana.

Kevin tidak membiarkannya lolos. Meraih tubuh cewek itu dan memposisikan stick di tangannya. Citra tetap enggan, tetapi Kevin seperti biasa memaksanya sampai Citra tidak memiliki pilihan lain selain mengikuti kemauannya.

Kevin sengaja menggerakkan tangannya lamat-lamat. Menggenggam tangan Citra yang sedang memegang stick lalu merapatkan tubuh mereka. Cowok itu meraih pinggang Citra mendekat, lalu menyimpan dagunya di bahu Citra.

Citra mengikuti pergerakan Kevin. Tubuh mereka semakin menunduk ke bawah. Citra merasakan berat tubuh Kevin menimpanya. Lalu sesaat kemudian dia sadar akan posisi mereka, Citra menggeleng dan menyikut dada cowok itu.

Kevin tersentak kesakitan, tembakannya meleset. Stick jatuh dari tangan mereka dan Citra menjauh darinya.

***

Jakarta, 27.06.18

Aish... Sibangke paling bisa bikin Citra jantungan wkwkwkw..

Pertanyaan!

Ketika sibangke mulai memperdaya Citra lagi. Harusnya Citra gimana?

a. Terperdaya dan masuk ke jurang keniqmatan 😂

b. Langsung balikan 😍

c. Jual mahal dong 😁

e. Gak boleh terpengaruh!😎

e. (Isi Sendiri)

Follow ig.

ila_dira

Novel.dira

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang