Bab 24. Make Over

162K 14.1K 353
                                    

            "Ini di mana?"

"Hotel!" Jawab Kevin singkat.

Citra menggeleng, dia mundur lalu berusaha kabur. Kevin berdecak, melangkah lebar dan menangkap pergelangan tangannya.

"Aku mau pulang!" Elak Citra menggeleng. Kedua matanya mengabur, siap meluruhkan air mata.

Kevin tidak peduli, menyeret Citra memasuki lift. Cewek itu masih berusaha melepas tangannya, namun cengkeraman Kevin lebih kuat dan kasar.

Mereka keluar dari lift. Kevin membawanya ke sebuah kamar, Citra kembali ketakutan. Namun sesaat kemudian berusaha menetralkan jantungnya. Ada beberapa orang di sana, ruangan itu penuh dengan berbagai macam costum dan hampir setiap dinding dilapisi cermin raksasa.

"Kevin..." Seorang gadis lebih tua dari mereka menghampiri dengan senyum manis tertengger di wajah. Kevin hanya berdehem, lalu memberi kode untuk menoleh. Gadis itu meneliti Citra dari ujung kepala hingga ujung kaki. "Oh my god!! Dari mana kamu dapetin barang antik ini, Kevin?!" Tanyanya histeris.

Cowok itu mengangkat bahu. "Elena, Ubah penampilannya!" Titahnya.

Gadis yang dipanggil Elena itu kembali meneliti Citra. Memang sangat jauh dari orang-orang yang ada di sana. Mereka semua modis dan mengenakan pakaian mahal, tampak berkilau dan elegant.

Berbeda dengan Citra yang hanya mengenakan jeans usang selutut, kaos kedodoran dan wajahnya dibingkai kaca mata entah keluaran tahun berapa itu. Yang pasti cewek itu norak.

Citra menunduk takut, tidak nyaman dengan tatapan menilai dari Elena. Dia memberanikan diri menoleh pada Kevin yang menjauh dari sampingnya.

"Kevin, aku nggak mau." Elak Citra memohon.

"Sekarang, Elena!" Kevin kembali memerintah.

Citra menggeleng, namun gadis itu meraih tubuh Citra dan membawanya duduk di depan cermin. Cewek itu makin khawatir, dia melihat benda-benda aneh di sekitarnya. Sangat menyeramkan dan membuat bulu kuduknya berdiri.

"Kevin..." Citra kembali mencicit. Namun cowok itu telah duduk santai sambil membaca majalah. Sama sekali tidak tertarik pada Citra yang akan di ubah penampilannya.

"Kamu sangat antik. Aku belum pernah melihat yang lebih parah dari ini." Elena meringis sembari memegang sejumput rambut Citra yang kusam dan kasar seperti ijuk.

Sungguh. Citra tidak mau di posisi sekarang. Dia menggeleng, namun Elena tidak menghiraukannya. Sama seperti Kevin yang selalu cuek pada keberadaannya.

"Jangan..." Citra kembali memohon. Citra tidak ingin apapun berubah dari dirinya.

"Rambutmu harus di pangkas sedikit bagian ujungnya." Meskipun itu sedikit, Citra tidak mau. "Ujungnya bercabang dan nggak terurus."

Tapi dia hanya bisa pasrah, karena tak seorang pun yang mau menyelamatkannya dari neraka itu. Citra harus menerima nasib, apapun yang mereka lakukan padanya.

Terdengar Kevin menghela nafas panjang, dia berdiri dan keluar dari ruangan. Membuat Citra menoleh ingin tahu kemana dia pergi. Cewek itu menoleh pada Elena, namun gadis itu hanya mengangkat bahu.

"Cowok biasanya bosan menunggu ceweknya di salon." Jawabnya cuek.

Setelah membersihan rambut Citra, ternyata Elena tidak menyeramkan seperti yang disimpulkannya tadi. Gadis itu memijit kepalanya lembut, lalu memangkas rambutnya bagian ujung.

Menebak dengan tepat jika Citra tidak pernah memanjakan diri. Cewek itu mengangguk malu-malu. Elena tersenyum maklum, lalu melanjutkan pekerjaannya.

Citra tidak berani bertanya tentang ruangan tersebut. Namun sepertinya Elena mengerti. Dia mengatakan jika ruangan tersebut miliknya. Elena dan Kevin berteman lumayan lama meskipun umur mereka berpaut lima tahun. Kevin lebih muda dari Elena.

"Kamu pacarnya Kevin?" Citra menggeleng cepat. Elena tersenyum maklum. "Kevin nggak pernah bawa cewek lho selain kamu ke sini." Citra diam saja. "Kamu minus ya?"

Citra kembali menggeleng. "Nggak, kak." Jawabnya.

"Kenapa pake kaca mata?"

"Kaca mata baca." Jawabnya pelan.

Elena tersenyum. "Kamu cantik, Cit. Jangan disembunyiin." Citra mengernyit. "Wajah kamu manis lebih tepatnya. Tapi kamu menutupi dengan penampilan kamu yang antik ini." Jelasnya.

"Aku nyaman begini, kak." Jawabnya polos.

Elena mengangguk. Lalu dia pamit keluar sebentar sembari menunggu obat di rambutnya meresap. Entah obat apa, Citra hanya patuh saja ketika Elena melakukannya.

Hanya Citra sendiri di sana. Tiga orang gadis yang lain sudah pergi beberapa saat yang lalu. Kata Elina mereka asistennya. Mereka pulang karena tugas mereka sudah selesai. Keempatnya baru tiba dari sebuah acara fashion show.

Ekor mata Citra memperhatikan ruangan tersebut. Dia terpana dengan semua barang-barang di sana. Sangat berantakan, bukan karena diletakkan asal. Namun karena ruangan itu penuh sehingga terlihat menyeramkan.

"Eh?" Citra terkejut. Kevin tiba-tiba datang menghampirinya. Dia membawa paperbag di tangannya, meletakkan di atas meja depan Citra lalu mengeluarkan isinya.

Cowok itu duduk di hadapan Citra dengan tenang. Memandang kepala Citra yang terbungkus sehingga tampak lebih besar. Citra menundukkan kepala, tidak mau berbicara dengan Kevin yang semena-mena.

Kevin mengangsurkan kemasan susu UHT yang sudah ditancapkan sedotan padanya. Citra menerima ragu, lalu menyedot isinya.

Sesaat kemudian Citra mengangkat kepala. Kevin meraih kemasan susu dari tangannya dan mendapatkan roti yang sudah dibuka kemasannya bagian atas. Menyuruh Citra memakannya melalui tatapannya.

Citra menerima ragu, Kevin terus menatapnya. Akhirnya Citra memakannya juga, dia menundukkan kepala lagi. Membiarkan Kevin mengambil alih menghabiskan isi susu UHT yang tadi di minum oleh cewek tersebut.

Pada dasarnya, Kevin selalu perhatian padanya. Memperlakukan cewek itu istimewa dari pada semua cewek yang dikenalnya, senang membantunya dan berharap Citra menjadikannya penopang yang selalu membutuhkannya.

Citra tidak pernah meminta tolong padanya, cewek itu sudah mandiri sejak kecil sehingga tidak sedikit pekerjaan yang bisa di atasinya.

Namun sialnya ego yang dijunjung tinggi oleh Kevin menghancurkan semuanya. Cewek semakin tidak membutuhkannya berada di sekitarnya. Membuat cowok itu ketar-ketir sendiri karena ulahnya.

***

Lampung, 18.06.18

Hayoloh, siapa nih di part sebelumnya mikir omes? kwkwkwkkwkw

Pertanyaan.

Susu UHT gunanya apa?

a. Biar bisa cium secara gak langsung

b. Bikin gede di bagian-bagian tertentu

c. Bikin tulang sehat

d. Biar kuat menghadapi cobaan dari si Bangke

e. (Isi Sendiri)

Set dah... Di sini gada sinyal. Dedek gabisa main ig kwkwkw

FOllow ig :

ila_dira

novel.dira

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang