Bab 83 - Penyelesaian

123K 11.7K 680
                                    

Weh, pembaca EX dari sabang sampai Merauke ya, gengs!

Salut gue. Pen peluk satu-satu abangnya hahahaha

#Kabur



***


 "Kamu kenapa bisa begini? Kenapa bandel banget harus berantem?"

Queensha menangis sesegukan sambil mengobati luka Romeo. Cowok itu meringis kesakitan karena Queensha sama sekali tidak becus mengobatinya. Bukan membuat lukanya lebih baik, Romeo merasakan sebaliknya. Perih dan berdenyut.

"Tadi Queen udah bilang kita pulangnya bareng. Tapi kamu udah langsung kabur."

"Hn."

"Ini sakit, kan? Kamu belum kapok muka udah ancur gini?"

"Hn."

"Kenapa jawabnya singkat? Queen, khawatirin kamu."

"Hn."

"Tante itu datang lagi. Tadi ngajak Queen pergi jalan-jalan. Kamu larang Queen jangan deket-deket sama tante itu, Queen jadinya nggak mau." Curhat Queensha. Melisa mengajaknya pergi sebelum Romeo pulang tadi.

"Hn."

Queensha kesal, melempar kepala Romeo dengan botol alcohol kecil. Cowok itu tetap diam seperti sebelumnya. "Queen, nggak suka kamu begini! Queen minta putus! Queen nggak mau punya cowok seperti kamu." Teriaknya. Sekali lagi melempar kotak obat pada cowok tersebut.

Romeo menarik lengan Queensha, membawa mendekat dan memeluk erat. Queensha semakin terisak, sesegukan di dada Romeo yang bida. Cowok suka gym badannya lebar, tetapi dia tidak sekuat Kevin kalau adu baku hantam.

"Jangan berantem lagi."

Romeo tidak menjawab. Dia menumpukan wajahnya di atas kepala cewek itu. Semakin memeluk erat sehingga Queensha tenang.

Cukup lama berada pada posisi tersebut, sampai Romeo merasakan nafas Queensah teratur dan tubuhnya tak berdaya lagi. Dia mengusap dahinya dan mengecup lembut. Lalu memperbaiki posisi tidur Queen di atas tempat tidurnya.

Romeo mendesah, menuju walk in closet untuk mengganti pakaiannya. Romeo langsung heboh mendengar suara berisik di ruang tamu, lalu menyeret ke kamar untuk mengobati lukanya yang parah.

Selesai bersiap-siap, Romeo keluar dari kamar. Menutup pintu pelan agar Queensah tidak bangun. Jika sampai itu terjadi, Romeo tidak bisa bergerak kemana-mana. Cewek itu akan selalu mengintili kemana pun dia ikut.

Tidak ada suara berisik seperti tadi di ruang tamu. Mereka semua sudah bubar. Bahkan Ryan tidak ada lagi di sana. Romeo yakin lelaki itu sedang sibuk di ruangannya.

Romeo kembali masuk ke dalam mobilnya tadi. Dia langsung berdecak menemukan Kevin duduk santai di samping kemudi. Bersandar pada jok yang rendah dan kedua kakinya di angkat di dashboard.

"Kenapa masih di sini?" Tanya Romeo kesal. Kevin melihat wajahnya tidak berantakan seperti tadi. Yakin jika cowok itu menggunakan sesuatu untuk menutupi memar di wajahnya.

"Motor gue masih di gedung tua kalau lo amnesia." Balas Kevin mencebik.

Romeo tidak menjawab lagi. Segera melaju kencang keluar dari pekarangan rumah. Kevin masih santai, hanya saja kakinya sudah diturunkan. Sekarang dia sedang sibuk ponselnya.

"Masih di jalan." Romeo tidak mengiraukan Kevin yang sedang menelpon. "Nanti aku datang ke rumah kamu." Lanjutnya. "Hn." Lalu panggilan selesai.

Tiga puluh menit kemudian mereka tiba di basecamp, Kevin tuurun mengikuti Romoe yang sudah duluan.

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang