Bab 38. Modus Ternajong

155K 13.2K 478
                                    

"Kenapa kamu bawa aku ke sini?" Tanya cewek itu menyelidik.

"Pengen aja."

Kevin mengangkat bahu. Dia mengeluarkan ponsel dan mulai sibuk sendiri. Jawabannya sungguh tak berfaedah. Malah bikin cewek itu menyesal bertanya untuk kesekian kalinya.

Citra di angguri, cewek itu merengut. Meraih ponsel bututnya dari kantong dan memainkannya. Citra terus meminta ponselnya dikembalikan. Kevin akhirnya mengembalikan dua hari yang lalu setelah memastikan tidak ada lagi cowok yang mengirim chat padanya, terutama Jason dan Abdul yang gemar menanyai sudah makan atau belum. Kevin geram,tukang bengkel itu ternyata sering berniat datang ke rumah Citra, tapi selalu ditolak halus oleh cewek itu.

Setidaknya Kevin sedikit tenang karena Citra selalu menolak kedatangannya.

Citra terkejut, mamanya mengirim pesan untuknya. Mengabari keberadaan mereka yang masih di tengah jalan.

Ternyata Citra lebih dahulu tiba daripada mereka. Dia belum mengabari mamanya bahwa dirinya sedang di luar kota. Kata Kevin sudah ada yang mengabari mamanya.

Citra mengecek ponselnya lagi. Ternyata dia tidak menjawab telpon Clara. Pesan paling bawah, Clara mengatakan untuk berhati-hati. Cewek itu menghela nafas, dia tidak enak hati pada Clara.

Cewek itu menoleh, Kevin duduk di sampingnya dan memeriksan Citra yang begitu serius.

"Mama kamu nelpon?" Tanya Kevin yang sudah menempatkan dagunya di bahu Citra.

Citra mengangguk sembari menjauh. "Nggak denger tadi." Jawabnya.

"Mau nelpon balik?"

"Takut."

"Ck." Kevin berdecak. Meraih ponsel cewek itu dan menelpon Clara. Citra langsung meraih kembali dari tangannya dan membatalkan panggilan.

"Kirim pesan aja." Citra tidak berani berbicara dengan Clara sekarang. Baru tadi malam Clara menasihatinya untuk tidak macam-macam, sekarang Citra sudah melanggarnya. Citra yakin Clara tidak punya pilihan lain selain memberikan ijin pada Kevin. Mungkin cowok itu menyewa salah satu orang tua untuk mewakilinya. Karena sejak tadi, cowok itu sama sekali tidak mengeluarkan ponsel.

Kevin mencibir lalu kembali mendekat pada Citra. Dagu di bahu dengan tangan kirinya menyelinap di pinggang cewek itu. Jari jempolnya mengelus-elus perut Citra.

Citra meringis. "Tangan kamu jangan nakal!" Ucapnya sembari menyingkirkan tangan cowok itu dari perutnya.

Kevin mencibir, "Pelit." Ucapnya menoleh padanya. Citra menjauhkan kepala agar tidak bertabrakan dengan wajah Kevin di sampingnya ketika dia menoleh.

Pandangan mereka bertemu. Citra mengerjap banyak, Kevin malah terkekeh.

Kembali mendekatkan wajahnya, sengaja menubrukkan dahinya ke kepala Citra. Jika bukan tangannya menahan kepala cewek itu, Citra sudah pasti jatuh ke lantai karena menghindar.

Namun sesaat kemudian kenajongan itu teralihkan pada makanan yang sudah datang. Waitress menahan senyum melihat mereka. Wajahnya memerah dan mempersilahkan mereka menikmati makan.

Cowok itu tidak mau pindah lagi, keduanya duduk berdampingan. Kevin menggeser tubuhnya sedikit. Tapi tangannya kembali pada pinggang cewek itu. Citra masih belum terbiasa dengannya, keberadaan Kevin membuatnya tidak bebas.

Cafe yang mereka kunjungi berlatarbelakang view pantai. Di sekeliling mereka pohon kelapa seolah menjadi tiang-tiang penyangga bangunan tak kasat mata.

Pengunjung lokal dan manca Negara bernaung menjadi satu. Citra mengedarkan pandangannya, menemukan suatu pengalaman yang belum pernah di alami. Mereka semua tampak berbeda darinya. Lebih berkelas dan memancarkan aura berbeda.

Cewek itu diam, melanjutkan makan lagi.

Selesai makan, keduanya berjalan-jalan santai. Menelusuri pantai, membiarkan ombak menyapu kaki telanjang mereka. Keduanya menggulung celana hingga betis, tetapi ombak tetap membasahinya.

Setelah itu, Citra duduk sendirian di tepi pantai beralaskan tikar. Kedua kakinya ditekuk sehingga dia memeluk tubuhnya sendiri. Tidak banyak orang berlalu lalang di sana, Kevin membawanya ketepian yang sepi.

Tetapi, dia masih bisa melihat beberapa orang bermain surfing. Angin kencang menggulung ombak tinggi, menghempaskan dashyat dengan suaranya yang menggerumuh. Citra merinding tetapi para peselancar malah makin senang menakhlukkan ombak.

Cewek itu menoleh. Kevin kembali dengan kantong kresek di tangannya. Mengeluarkan kaleng minuman lalu mengangsurkan salah satu untuk Citra setelah kemasannya dibuka.

"Terima kasih." Kata Citra mencicit. Pandangannya kembali ke depan, menonton para peselancar sambil minum. Mereka diam seperti biasa, menikmati udara sore yang menyenangkan.

***

Jakarta, 06 Juli 2018

Ciye... Modus ternajong 😂😂😂


Pertanyaan!

Sibangke udah mulai berani nih modus di tempat umum. Nah, apa lagi yang bakalan dilakukan sinajong selanjutnya?


a. Cium Citra


b. Bikin debay :v

c. Nembak balikan

d. Bawa pelaminan :3

e. (Isi Sendiri)


Follow ig.

ila_dira

Novel.dira



Nb. Siapa yang setuju kalo gue bikin spoiler di ig sebelum update? :D

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang