Tarik nafas...
Hembuskan....
Tarik nafas...
Hembuskan...
Sebelum baca tenangin jiwa dulu, gengs. Ademin hati biar nggak gampang panas. Hehe
***
"Kalau lo masih pengen di sini, terserah. Gue mau pulang!"
Lolita menatap Kevin tajam. Cowok itu balas menatap tanpa merasa bersalah. Keduanya akan bertunangan, tetapi hubungan mereka masih rumit. Jika bukan karena terpaksa dan mengandung unsur ancaman dari Melisa, Kevin tidak akan mau jalan sama cewek itu sekarang.
Melisa memaksa mereka mengambil waktu berdua untuk memperbaiki hubungan. Lolita sangat senang, tersenyum lebar dan menggandeng lengan Kevin. Membawa cowok itu ke tempat yang sudah lama di inginkan untuk berkencan.
Seperti jalan sama patung. Kevin sama sekali tidak bisa menjadi partner kencan yang baik. Hanya berdehem ketika Lolita meminta pendapat. Mengikuti kemauan cewek itu tanpa minat.
"Nggak suka ini." Lolita menggeleng. "Kita ke tempat langganan gue yang lain aja." Ajaknya menggandeng lengan Kevin lagi. Cowok itu meringis, tetapi membiarkan tangan cewek itu di lengannya. Semakin mendekat dan memeluk lengannya. Bergelayut mesra sambil menyeringai. "Oh, sebaiknya kita cari kemeja buat lo. Kemeja vintage kesukaan lo."
"Hem." Kevin masih belum menemukan moodnya. Lolita mengganggu tidur siangnya, Melisa tidak menerima alasan apapun sehingga di sinilah mereka sekarang.
Lolita menyeringai lagi. "Selera lo klasik. Sama seperti cewek itu." Godanya. Kevin harus dipancing dulu agar kembali seperti biasa. Lolita sangat mengenalinya sehingga tanpa merasa bersalah menyeret cowok itu. Nanti juga balik sendiri seperti semula, tapi kalau lagi kumat bisa seharian mengangguri cewek itu.
Kevin mengangkat bahu. "Nggak ada yang menarik darinya." Cowok itu mulai tertarik. Dia terkenal sedikit berbicara, tapi kalau lagi masalahnya serius, cowok itu kadang berbicara banyak.
Cewek itu tergelak. "Gila kalau sampe lo mikir itu cewek beda dari yang lain." Katanya. "Dilihat sekilas aja, dia memang pantes di bully!"
"Iya." Kevin membenarkan.
"Sayangnya dia mantan lo, Vin!" Lolita mengingatkan.
"Mantan karena taruhan? Apa menariknya?" Cowok itu menyeringai. Enggan mengakui Citra sebagai mantannya.
"Lo ngejar-ngejar dia!"
Kevin mengangkat bahu. "Buat seneng-seneng aja." Jawabnya tak acuh.
"Kasihan!" Lolita menggeleng dramatis. "Sialnya Fuddin jadi korban lo!"
"Kurang apa lagi acting gue?" Cowok itu mengernyit. "Kalau lo mau terlihat benar-benar real, maka jangan tanggung-tanggung. Buat dia percaya meskipun orang terdekat lo jadi korbannya!"
Lolita kembali tergelak. "Calon tunangan gue iblis." Sindirnya.
"Iblis ketemu iblis, cocok, kan?"
"Yah. Bener banget. Pasangan sempurna. Perfect!" Lolita mengangguk setuju. Lalu memicing menatap cowok itu. "Lo udah undang dia datang? Gimana reaksinya?"
"Pura-pura tegar." Kevin mengangkat bahu.
"Udah gue duga!" Lolita meringis. "Cewek macem dia memang bisanya nangis aja. Nunggu keajaiban dari lagit." Cewek itu makin senang. "Sampe dia nangis darah, keajaiban itu nggak akan datang."
"Lo masih percaya keajaiban?" Kevin terkekeh. "Nggak nyangka, calon tunangan gue percaya hal begituan."
"Cih! Dalam mimpi lo!" Semburnya. Kevin tergelak, sehingga cewek itu memutar bola mata. Kevin menunggu cewek itu memilih kemeja untuknya. Berdiri tegap ketika Lolita mencocokkan sebuah kemeja di depannya. "Sepertinya ini cocok." Lolita manggut-manggut. "Sebentar lagi selera lo bakalan berubah. Gue nggak mau hal-hal klasik ada dalam diri lo. Mengingatkan sama cewek itu aja." Gerutunya.
Kevin terkekeh. "Cemburu, eh?"
"Dia bukan level gue! Jangan pernah nyamain gue sama dia!" Cewek itu tidak suka.
Kevin manggut-manggut. "Lo perfect, eh?"
"Tentu! Pasti! Nggak salah lagi."
"Percaya diri sekali." Kevin menyeringai. "Gue suka cewek macem lo!"
Lolita tersipu, tapi berusaha menyembunyikan dengan sibuk mengukur badan cowok itu. Meletakkan kemeja di punggung Kevin. "Pantesan Citra baper." Cibirnya.
"Makin cemburu, eh?" Kevin terkekeh.
"Sh!" Lolita meringis. "Ngarep? Sayangnya nggak bisa." Jawabnya enggan. "Tapi gue puas dengan cara lo selama ini." Lolita manggut-manggut. "Cukup buat hiburan sebelum tunangan." Kevin mengangguk kecil. "Pastiin dia datang besok malam. Tanpa kedatangannya, pertunangan ini nggak bakalan seru."
"Tenang aja. Lo puas besok malam melihat dia."
"Lo paling bisa di andelin, Vin. Nggak salah orang tua gue ngenalin lo sama gue." Cewek itu memuji bangga. Mengambil kemeja lain untuk cowok itu. Kevin masih tenang menunggunya, sembari duduk di sofa yang disediakan di sana.
"Sayangnya gue lebih bangga sama lo." Kevin mencibir.
"Lo cinta sama gue?"
"Menurut lo?"
Lolita memutar bola mata. "Lo pernah cinta sama Citra?"
Kevin menggeleng santai. "Nggak!"
***
Jakarta, 14.08.18
Setan ketemu setan cucok kan?
Nah udah tau kan sibangke jahat 😅😅😅
Nah, makin yakin kan sama endingnya, gaes? 😆
a. Tim Bangke mana?
b. Tim Bang Abdul mana?
c. Tim Jason mana?
d. (Isi Sendiri)
Follow ig. ila_dira
KAMU SEDANG MEMBACA
EX [TERBIT]
Fiksi RemajaSUPAYA NGGAK BINGUNG, BACA SESUAI URUTAN! 1. CRAZY POSSESSIVE (TERBIT) - SELF PUBLISH, PESAN DI GUA AJA - 2. EX (TERBIT) - ADA DI GRAMEDIA - 3. HIS GIRLFRIEND (TERBIT) - ADA DI GRAMEDIA - 4. QUEEN (PROSES TERBIT) SPIN OF YANG BERHUBUNGAN DENGAN HG D...