Bab 40. Tanjung Benoa

162K 12.7K 474
                                    

 Salah satu pilihan di part sebelumnya, copas dari status WA gue yg gak pernah keganti dari tahun 2016 kalo gak salah 😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


 
Salah satu pilihan di part sebelumnya, copas dari status WA gue yg gak pernah keganti dari tahun 2016 kalo gak salah 😂😂

=====**=====

D : Ke, suka bikin debay gak?

Sibangke : Suka.

D : Bikin yuk *kedipganjen*

Sibangke : Najis!

D : Sad!😈

Happy reading 😘

***

        "Nggak mau ke tempat tadi malam."

Citra menggeleng ketika Kevin membawanya pergi lagi. Cowk itu menoleh dan terkekeh geli. Citra memang sasaran empuk untuk dijadikan bahakn pertaruhan. Dia udik dan polos. Tinggal di kota besar, tetapi tidak tahu kehidupan malam.

Jelas sekali jika cewek itu selama ini hidup terkekang. Hidup segan mati tak mau.

Menjalani hidup monoton. Hanya tahu sekolah dan rumah. Begitu setiap hari siklus hidupnya.

Jika Kevin memiliki niat jahat, sudah dari dulu Citra hancur. Bisa saja dia menjualnya atau menggilir pada teman-temannya. Tidak jauh-jauh, Citra paling menangis dan semakin membenci Kevin.

Jika dia cewek lain. Kevin tidak peduli jika mereka membencinya. Atau merencanakan hal jahat sekalipun, Kevin masih bisa mengatasinya.

Tetapi berbeda dengan Citra. Cewek itu tidak boleh menjauhi atau membencinya. Citra harus tetap di sampingnya dan tidak seorang pun yang bisa menyakitinya. Kevin berada pada barisan paling depan jika seseorang memiliki niat seperti itu.

Tak tanggung-tanggu. Hidupnya tak akan tenang jika sudah berurusan dengannya.

"Siang seperti ini nggak ada club buka." Jawab Kevin tersenyum tipis.

Citra mengernyit. "Kamu suka ke tempat seperti itu?" Citra makin hari makin kepo. Tapi Kevin senang cewek itu peduli padanya. Ingin tahu kehidupannya yang sesungguhnya.

"Sesekali aja."

Citra menghela nafas. "Tempat itu banyak dosanya. Orang-orang di sana nggak malu sama diri sendiri."

"Namanya hidup." Kevin mengangkat bahu.

Citra menoleh tidak percaya. Segampang itu Kevin menyimpulkan arti kehidupan. Dia miris melihat cowok tersebut. Terlalu menyia-nyiakan hidup.

Kevin memarkirkan mobil jeep-nya. Cewek itu baru tahu jika Kevin menyukai mobil jenis seperti itu. Dulu Citra mengira, pemilik mobil seperti itu adalah orang jahat yang sudah menculik anak kecil untuk dijual.

Kembali Citra menunjukkan jika dirinya memang udik.

Kevin meraih tangan Citra keluar dari parkiran. Di depan mereka, sebuah kapal menunggu kedatangan mereka. Kevin membantu cewek itu, Citra masih ragu. Tetapi dorongan cowok itu di punggungnya mengharuskan Citra melangkah masuk.

"Hei..." Nelson menyambut kedatangan mereka. Bertos ria dan mengenalkan teman-temannya tadi malam. Citra baru mengenal mereka dengan jelas. Tadi malam ruangan itu remang-remang, sehingga hanya melihat wajah sekilas. Lagipula lampu berwarna-warni mengubah wajah mereka serta.

Setelah berbasa-basi, mereka mulai sibuk dengan kegiatan masing-masing. Bercanda tawa ditemani makanan dan minuman yang telah disediakan pelayan.

"Kemana?"

"Jalan." Jawab Kevin singkat seperti

"Ini dimana?" Citra mengikuti Kevin memasuki dek kapan. Cowok itu menghirup udara segar dan memejamkan mata.

Boat mulai bergerak, Citra terkejut dan memegang erat besi pembatas. Cewek itu baru kali pertama naik boat. Dia baru dua kali ke pantai sewaktu masih kecil dibawa bertamasya oleh kedua orang tuanya. Lalu ketika dia di sekolah dasar. Sekolah membawanya kembali bertamasya. Itu juga hanya di pinggir pantai, tidak pernah menaiki beberapa wahana di sana. Selebihnya tidak pernah lagi.

Tetapi sejak mulai mengenal Kevin, Citra mulai sering ke pantai. Cowok itu selalu membawanya ikut serta dengan teman-temannya.

Sejak tiba kemarin, dia juga melihat pantai setiap hari. Kemana-mana, mereka melewati pantai yang terbentang luas.

"Tanjung Benoa."

"Hah?" Citra memekik. Dia menoleh ke belakang, boat mulai jauh. Sedikit ketakutan karena belum terbiasa. Cewek itu hanya tahu mereka ada di Bali sekarang, tetapi tidak tahu tempat-tempat apa yang mereka kunjungi.

Kevin melompat keluar, sedangkan Citra tetap di tempat.

"Ayo."

"Takut." Citra menggeleng menolak. Kevin berdecak, meraih kedua tangan Citra dan memaksa naik.

Akhirnya cewek itu menurut. Menaiki pembatas dengan hati-hati. Menggenggam tangan Kevin erat lalu mereka duduk di atas dek.

Citra menahan nafas. Melihat terbentang laut yang luas dan boat yang melaju kencang menipiskan pasokan udara di sana. Kevin terkekeh. Melirik tangan Citra menggenggamnya seerat mungkin.

"Tenang. Kamu nggak bakalan jatuh kok." Ucapnya menenangkan.

"Serem banget." Citra menggeleng. Keringat dingin bercucuran di dahinya. Kevin kembali terkekeh geli, melepaskan tangan cewek tersebut dari tangannya.

Citra menggeleng semakin ketakutan, jantungnya berdetak lebih cepat. Mendekat pada cowok tersebut sehingga Kevin tidak tega. Membiarkannya begitu, menunggu Citra mulai terbiasa.

"Vin." Kevin menoleh. Fathan, salah satu teman Nelson melempar soft drink padanya.

Cowok itu menangkap sigap. "Thanks," Kevin mengangkat kaleng tersebut.

"Yosh." Lalu terkekeh melihat cewek di samping Kevin yang ketakutan hingga wajahnya memutih.

Kemudian meninggalkan Kevin yang sedang meneguk soft drink tersebut lalu mengangsurkan pada Citra setelahnya.

"Kenapa harus ke sini?"

"Mau di rumah terus?" Kevin balik tanya. Citra mengerucutkan bibir, selalu tidak pernah mendapat jawaban yang tepat.

Kalau bukan dibully, pasti balik tanya. Bikin Citra nyesel nanya.

***

Jakarta, 10.08.18

Pertanyaan.

Jawaban siapa yang bener di part sebelumnya, di pertanyaan kemana sibangke bawa Citcit?

a. Aye aye...

b. Gue banget

c. Salah

d. Jauh dari perkiraan

e. (Isi Sendiri)

Follow ig.

ila_dira
Novel.dira

Fyi. Citra udiknya udah mendarah daging. Dari orok gak pernah kemana-mana 😂

Kepante aja baru dua kali sebelum kenal sibangke 😅😂

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang