Bab 5. Introvert

281K 20.9K 206
                                    

Jason kembali ke perpustakaan, mengangsurkan satu kemasan soft drink pada Citra yang sedang menyalin di bukunya.

"Buat lo, Cit." Jason mengangsurkan lagi.

Citra menerima ragu-ragu. "Nggak boleh makan di perpus." Dia memperingati. Jason mengg

Jason terkekeh, "Lo polos banget, Cit." Citra mengernyit. "Cuma kita berdua aja di sini. Nggak ada yang ngeliat." Jason duduk di atas meja. 

Mentang-mentang sudah pulang sekolah, bisa semena-mena di sana, pikirnya. 

"Kita punya Tuhan. Tuhan ngeliat apa yang kita perbuat." Citra bersikukuh. "Sama aja bohongin diri sendiri kalau cuma takut sama peraturan."

"Ampun, Cit... Gue nyerah..." Jason meraung. Citra mengernyit, tetapi sesaat kemudian Jason tergelak. "Lo penuh kejutan, Cit." Lanjutnya.

Citra diam. Dia merapikan meja dan membiarkan Jason menggodanya. Cowok itu tidak lagi minum, dia menutup botol dan meletakkan di meja.

"Cit, gue punya ide." Kata Jason tiba-tiba berbinar. "Hari minggu, gimana kalau kita belajar di kafe XYZ?"

"Kafe?" Citra mengerutkan dahi.

Jason mengangguk semangat. Belajar sekalian kencan. Modus terpendam yang sudah beberapa hari ini menaungi pikiran Jason.

Jason sudah lama memperhatikan Citra. Jauh sebelum Kevin mendekatinya. Hanya saja Jason tidak begitu memikirkannya. Hanya jika terbersit saja, terutama jika Citra dengan wajah menunduk malu-malu mengerjakan soal yang dilontarkan oleh guru.

Cowok itu yakin, dan memang benar. Citra selalu bisa mengerjakannya tanpa berfikir keras di depan kelas. Dia tetap tenang seperti dirinya selama ini. Meskipun beberapa siswa sering mengolok-olokinya, namun cewek tersebut tetap diam dan tidak ambil pusing.

Jason makin tertarik, terutama ketika Kevin semakin dekat dengannya. Awalnya Jason tidak yakin, namun entah apa yang dilakukan Kevin sehingga mereka mulai dekat.

Hanya saja, Kevin sering di perpustakaan. Tetapi bukan sejak dekat Citra. Cowok itu memang sering menghabiskan waktu di sana saat pelajaran berlangsung. Bolos dari pagi hingga pulang sekolah.

Mungkin salah satu alasan kedekatan mereka berawal dari sana. Jason pernah hendak mencari informasi, namun tidak ada yang mencolok di antara mereka berdua. Keinginan itu meluap dengan seiring berjalannya waktu.

"Kamu berlebihan, Jas." Kata Citra pelan. "Aku nggak bisa keluar selain untuk sekolah."

"Kenapa?" Jason mengernyit.

Citra menggeleng. "Aku nggak biasa."

Jason menghela nafas, "Biasain, Cit. Lo masih muda." 

"Aku banyak urusan di rumah, nggak punya waktu seperti anak-anak yang lain." Jelas Citra. "Aku punya adik." 

Jason melongo. Pekerjaan apa yang biasa dikerjakan Citra memangnya? Sehingga sama sekali tidka memiliki waktu untuk sendiri dan bergabung dengan yang lain. "Lo pernah nggak pulang sekolah pergi ke suatu tempat?" Citra melirik sekilas pada Jason. "Seperti anak-anak sekolah lainnya. Nongkrong atau jalan kemana gitu?!"

Citra mengangguk. "Pernah."

"Kemana?" Citra diam. "Gimana rasanya? Lo nggak pengen keluar lagi? Atau lo kapok dan ngurung diri di rumah?"

Citra menggeleng. "Nggak sehebat yang kamu bilang. Biasa aja."

"Cit!" Jason nyaris frustasi. Bergaul dengan gadis introvert ternyata separah ini. 

Jason bukan bermaksud jahat mengajak Citra keluar. Dia cukup prihatin pada hidup Citra yang terlalu monoton. Tidak pernah keluar rumah jika bukan untuk sekolah.

"Gue pernah lihat elo jalan sama Kevin." Citra langsung menatapnya. "Itu dipaksa atau kemauan lo?

"Kamu nggak perlu tahu." Citra menyela.

"Cit, dia bisa dekat sama elo. Gue kenapa nggak bisa ngajak elo? Dia mutusin elo dan sekarang lo lihat dia gimana!"

"Jas, aku duluan." Citra nggak tahan. Meraih ransel dan buru-buru keluar dari perpus. 

"Cit," Jason mengejarnya. Satu lagi sisi Citra yang baru diketahui olehnya. Cewek itu sensitif dan nggak mau berbagi cerita. Memilih kabur dan bersembunyi di cangkaknya. 

"Aku buru-buru,"

"Ini," Jason memberikan botol soft drink yang tertinggal di meja pada Citra. Cewek itu meragu kembali, tetapi Jason meraih tangannya dan menempatkannya di sana. "Gue nggak tahu kalau lo sensitive. Tapi gue maksa kali ini, lo harus terima ini."

Citra diam. Menatap tangannya yang basah dari uap botol yang dingin. 

"Maaf. Gue nggak tenang kalau lo marah sama gue. Lo maafin gue kan?" Citra mengangguk pelan. 

"Jangan ulangi."

"Janji. Tapi kita masih bisa belajar bareng?"

Citra kembali mengangguk. "Tapi nggak mau keluar ke kafe."

Jason terkekeh. Citra bagai anak balita. "Lo lucu, Cit. Bikin gue kepikiran terus."

"Aku duluan." Citra memutar tubuhnya. Meninggalkan Jason yang menggeleng dramatis. Sesaat kemudian tersenyum tipis. 

Cewek itu makin menjauh. Namun Jason tetap berada di tempat. Dia bergerak ketika Citra sudah menghilang di balik pagar sekolah.







***

Jakarta, 20.05.18

Hassek... Jason mulai menggoda 😂😂



Ini dulu yg di up ya. Di kosan gue gada sinyal. Ini gabut nunggu driver gak nyampe2 mau pulang kwkwkwk.

Part ini si Bangke lagi di kekepin. Abis berantem sama setip memar mukanya.

Proses penyembuhan nih kwkwkw

Siapa nih yg antusias banget sama part selanjutnya?

Bakal ada kejutan ala si BangKe 😍😍😍

Pastinyaaaaa.....

Hayo tebak gengs 😍😍😍


Nb. Vomentnya jangan lupa gaesssss

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang