Bab 45. Lucas dan melisa

159K 12.4K 257
                                    

Haei... Gengs, bedewe mau curcol dulu di bagian part sebelumnya.

Mengenai Citcit yang langsung bisa berenang itu, di ajarin sama si bangke

Nah gini, gue kan dari orok gak di ajarin berenang. Tapi langsung tau. Pokoknya nyemplung langsung bisa kwkwkwkwk.

Gatau itu gegara dari kecil udah main paret ya. Adek-adek gue juga gitu, entar lagi ke kali yang ada di bawah gunung, dalem dan arusnya deres. Adek gue belum sekolah aja udah bisa lompat dari atas batu terus berenang jago. Anjirr... Kapan belajarnya wkwkkwwkkw

Trus gue juga gak pernah di ajarin naik motor. Tapi bisa, cuma dikasih tau ini ngerem, ini ganti ini itu,kalo belok arahin stang. Trus temen gue ngejar-ngejar gue dari belakang sampe keringetan. Gue gak mau kalo di ajarin duduk di depan. Pasti susah taunya, gak konsen kwkwkkww.

Tapi ini gada di cerita ini sih. Cuma gue kalo tahap belajar itu pasti lebih instan kwkwkwkw.

Mau itu belajar bikin ketupat, diliatin aja udah bisa kwkwkw. Masaknya gak bisa, cuma bikin cangkangnya aja hahah.

Itu menurut gue si Citcit udah telaten banget di ajarin lho, sampe jatuh di badannya.

Kalo gue mah, gamau lagi belajar. Maunya meluk aja kwkwkwkK

***

Citra menatap Kevin di sebelahnya. Mansion Andrew terlihat berbeda dari biasanya. Tiga mobil berjejer di sana, serta beberapa lelaki bertubuh kekar dan berseragam serba hitam berdiri tegap. Mereka semua mengenakan kacamata hitam.

Menyeramkan seperti halnya bandit penculik anak.

Kevin meraih tangan Citra dan menggengam erat. Tahu pasti apa yang terjadi sekarang. Perlahan, mereka melangkah pelan tapi pasti. Citra yang masih kebingungan hanya bisa mengikuti dari samping.

"Akhirnya kamu ingat pulang juga!" Suara dingin lelaki menyambut kedatangan mereka. Meskipun hanya tiga orang yang berada di ruangan tersebut, tetapi auranya sangat berbeda.

Kevin mendengkus. Lalu menoleh pada Citra di sampingnya, cewek itu semakin mengeratkan pegangan tangan mereka. "Kamu ke kamar duluan. Nanti aku menyusul." Bisiknya pelan pada cewek tersebut.

Citra menoleh tidak mengerti. Tatapan Kevin melunak sehingga dia akhirnya mengangguk pelan.

"Biarkan dia di sini, Kevin!" Suara wanita itu meninggi. Tetapi Kevin mengacuhkannya, mengangguk kembali pada Citra yang menoleh lagi. "Dia harus tahu mulai sekarang!"

"Ma!" Kevin memperingati. Citra terkejut sehingga berhenti melangkah, wanita itu ibunya Kevin. Tetapi tidak mirip, Citra takut-takut menatapnya. Jenis wanita sosialita yang angkuh dan sombong. "Apa sekarang?"

Wanita itu bernama Melisa, dia mendengkus kesal. "Kamu masih bertanya setelah membuat kekacauan ini?" Tanyanya sarkastik.

"Jangan mengurusi hidupku, ma!" Katanya dingin. Dia kembali menoleh pada Citra, menyuruhnya pergi lebih dahulu. Cewek itu kebingungan harus menurut pada siapa. Orang tua tidak boleh dibantah.

"Dimana letak sopan santunmu sebagai anak?!" Lelaki lain menyahut. Andrew hanya diam, melirik sekilas pada anaknya. Ayah Kevin.

Citra kembali melangkah buru-buru keluar dari ruangan tersebut. Dia mengurung diri di kamar, membungkus tubuhnya dengan selimut. Entah mengapa, Citra merasa hal yang tidak biasa. Ada yang tidak beres dengan kedatangan orang tua cowok itu.

Pikiran Citra menerawang jauh. Dia duduk di tepi ranjang sambil menatap cemas pintu kamar tersebut. Tidak tahu berapa lama dia menunggu, Citra merasa waktu begitu lambat berputar.

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang