Bab 7. Risau

242K 18.5K 199
                                    

Seminggu sudah berlalu sejak insiden di jalan raya. Citra sama sekali tidak terpengaruh dengan semua cara Kevin menarik perhatiannya. Dia tetap tenang seperti Citra selama ini, fokus pada tumpukan buku tebal yang selalu mengelilinginya.

Kevin makin tak terkendali. Ada saja ulah yang dilakukan sehingga sekarang dia menjadi sangat terkenal di sekolah. Hampir tiap hari berantem dengan kelas lain, mendapat surat panggilan dari sekolah, bahkan dari polisi karena melanggar peraturan berlalu lintas.

Tetapi tetap saja cowok itu tidak kapok. Makin menjadi-jadi setiap harinya. Marah-marah gaje dan merusak apa aja yang mengganggu.

Seperti saat ini. Citra mencengkeram kedua tangan tangannya hingga memutih, sudah jam tiga sore. Jadwal sekolah sudah berakhir dari satu jam yang lalu. Hanya ada beberapa anak-anak lagi yang sibuk dengan kegiatan ekstrakulikuler.

Seharusnya perpustakaan tutup dari satu jam yang lalu. Tetapi keberadaan Kevin menunda penutupan perpustakaan. Kevin tidur di salah satu sudut perpustakaan, Citra mengetahuinya ketika sejak pagi cowok itu menyusup pada jam pertama. Kelas Citra tidak ada guru, sehingga dia menghabiskan waktu di perpustakaan, kebetulan jadwalnya membantu ibu Halimah.

Saat Citra menyusun buku yang berserakan, dia melihat Kevin tidur di tempat biasa. Tetapi dia tidak berani membangunkannya untuk kembali ke kelas.

Citra sudah biasa melihatnya tidur selama pelajaran berlangsung, jauh sebelum kedekatan mereka. Tetapi cowok itu tahu diri, keluar setelah waktunya pulang. Meskipun dia yang keluar paling akhir dari sana setelah cewek itu. Setidaknya tidak mengganggu ketertiban jadwal tutup perpustakaan.

Tidak pernah sekali pun membuat Citra kewalahan, mereka hanya sekedar mengetahui, bukan mengenal.

Citra menggeleng cuek melihat Kevin keluar dengan wajah baru bangun. Melenggang santai lalu sesaat kemudian menghilang. Citra yakin dia melompat dari pagar tembok tinggi di samping perpustakaan.

Namun kali ini Kevin sangat keterlaluan. Hingga selesai pelajaran sekolah, dia masih tidur di sana. Sama sekali tidak bangun meskipun itu sebentar untuk ke kamar mandi atau mengisi perut ketika istirahat sedang berlangsung.

Citra menoleh ke arah Kevin yang sedang tidur. Hendak membangunkan tapi dia tidak berani. Kevin bisa saja berbuat nekat dan masalah kembali bertambah.

Semua jendela sudah ditutupi dengan gorden, beberapa lampu di bagian perpustakaan yang luas sudah dimatikan. Serta monitor di depan Citra sudah padam sejak satu jam yang lalu. Sungguh, Citra hanya menunggu Kevin bangun saat ini, sehingga dia bisa pulang setelahnya.

Mengenyahkan ego setelah berfikir keras, Citra berdiri dan menghampiri Kevin. Dia menatap cowok itu tidur pulas seperti tidak terganggu sedikit pun dengan posisinya yang hanya beralaskan kursi panjang yang sempit.

Wajahnya damai, kedua tangannya disilangkan di dada. Citra tertegun, cowok itu sangat berbeda jauh pada saat emosi. Auranya mencekam dan Citra tidak berani menatap lama.

"S...su...sudah so...sore..." Citra mencicit.

"Leher lo patah kalau ganggu tidur gue!" Kevin seperti mengigau. Sama sekali tidak bergerak meski itu di bagian matanya sekalipun. Citra mengigil ketakutan, Kevin berandalan telah kembali. Tidak ada lagi Kevin santai seperti yang mendekatinya selama ini.

Citra memutar tubuhnya, lalu kembali ke kursinya. Dia menutup pintu dan menguncinya, karena penjaga sekolah akan berkeliling jika sudah sore. Citra akan mendapat masalah lagi jika ketahuan penjaga sekolah karena membiarkan siswa tidur di dalam perpustakaan. Menyalahkan cewek itu dan tentu saja surat peringatan langsung melayang pada orang tuanya.

Merasa bosan. Citra memainkan ponsel, menggulir malas sembari menyandarkan kepala di atas meja. Berharap Kevin segera bangun dan mereka kembali. Citra takut jika mamanya sudah kembali namun tidak menemukannya di rumah.

Atau mamanya belum kembali, namun adiknya kelaparan di rumah sendirian. Zen pasti mencari-carinya. Meskipun sudah terbiasa tinggal sendirian di rumah, tapi mereka tidak pernah meninggalkannya hingga malam tanpa kabar begini.

Zen tidak memiliki ponsel, satu-satunya cara menghubunginya dengan mengirim pesan pada tetangga mereka. Cewek itu langsung mengirim pesan bahwa dia terlambat pulang kali ini.

Zen memang sering di rumah tante Sani, tetangga mereka yang memiliki anak seusia Zen, Darto namanya. Mereka sering belajar bersama, dan Zen juga sering menginap di sana jika mamanya tidak ada serta Citra memiliki keperluan sekolah. Misalnya seperti study tour ketika kelas dua maupun ikut camping.



***

Jakarta, 23.05.18



Yuhui.... update lagi. Masih EX aja ya. Yang lain beluman :(


Seperti biasa. 


Kevin gak pernah bikin hidup Citra tenang.


Caper-caper najong.


Kemarin si Bangke bikin ulah di jalan.


Sekarang di ruang perpus.


Hayo tebak... 


Besok dimana lagi doi bikin ulang :D :D :D


a. di kelas 


b. di rumah


c. di jalan lagi


d. berantem sama Jason


e. (Isi sendiri)



Follow ig :

ila_dira

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang