Bab 54. Pendek. Bawel. Penakut

137K 11.7K 570
                                    

"Satu minggu lagi, Kevin. Jangan temui dia lagi!!"

Lucas menggeram marah. Kevin tidak pernah mendengarkan perkataannya. Lelaki paruh baya itu mendapatkan laporan dari anak buahnya jika Kevin tetap menemui Citra. Sepertinya cewek itu tidak keberatan dengan putranya dan hubungan mereka makin dekat dari sebelumnya.

Kevin mengangkat kaki ke atas meja, tidak sopan di depan orang tuanya. Mengorek telinga lalu menggaruk-garuk kepala bagian belakang.

"Dengar, nggak, kalau papa ngomong?!" Lucas marah. "Nggak pernah sopan sama orang tua!" Lanjutnya emosi.

Kevin mengangkat kepala. "Apa masalahnya?" Tanyanya santai.

"Kamu anak tidak tahu di untung!" Lucas mengumpat. "Papa akan buat keluarga gadis itu menderita!" Ancamnya. "Besok Clara akan dipecat dari pekerjaannya, dan beasiswa gadis itu akan papa cabut!!"

Cowok itu mulai terpancing. "Apa masalahnya dengan Citra?!"

"Dia nggak pantes buat kamu! Asal usulnya tidak jelas. Dia hanya anak tiri dan sama sekali tidak memiliki apa-apa." Itu bukan suara Lucas. Melisa ikut menyeruakan ketidaksetujuannya. Wanita duduk di samping suaminya, masih menatap tajam pada Kevin penuh ancaman.

"Setidaknya dia memiliki hati yang tulus." Sindir Kevin santai. Kembali tenang dan tidak terusik dengan caci maki Melisa.

"Tahu apa kamu tentang hati? Yakin kamu dia tulus suka sama kamu?" Melisa terkekeh mengejek. "Dia masih remaja, belum mengenal dunia luas. Ruang lingkupnya hanya sebatas sekolah dan rumah, mana mungkin dia langsung menunjukkan dirinya yang sesungguhnya?!"

"Dia apa adanya." Kevin tetap membela dengan tenang. Intonasi suara datar tanpa amarah di dalamnya.

"Lolita jauh lebih baik. Dari keluarga terpandang, keluarganya berpendidikan." Ucap Melisa lagi. "Minggu depan acara pertunangan kamu. Kami harap kamu datang dan tidak mengecewakan keluarga." Lalu wanita itu menyeringai. "Hentikan hubunganmu sekarang, dari pada nanti kamu menyakitinya."

"Kalian yang menyakitinya."

"Kevin!!"

"Saya nggak mau datang!" Ucapnya beranjak dari sana. Kedua orang tuanya menggeram, tetapi Kevin sama sekali tidak peduli. Cowok itu memutar tubuhnya menghadap kedua orang tuanya. "Kembalikan kakak saya. Maka saya akan mau bertunangan dengan Lolita!"

Lucas dan Melisa mengepalkan tangan masing-masing. Makin berang melihat tingkah laku Kevin yang sudah diluar batas. Cowok itu menutup pintu pelan, seolah mengejek kedua orang tuanya.

***


Citra menengadahkan kepala. Berusaha menggapai buku yang terletak di rak tinggi. Cewek itu melompat-lompat, tetap saja tidak bisa meraihnya. Dia meringis, tidak ada yang bisa dijadikan alat untuk membantunya lebih tinggi. Citra tidak kuat memindahkan kursi panjang atau meja ke sudut ruangan perpustakaan.

Jalan satu-satunya mengangkat kursi yang biasa di duduki yang terletak di dekat pintu perpustakaan. Sekali lagi mencoba melompat, tetap saja tidak bisa. Tetapi Citra tidak menyerah begitu saja.

Dia terpekik, tubuhnya melayang makin tinggi. Refleks meraih apa yang bisa digapainya. Citra menoleh ke bawah, dia memegang kepala seseorang. "Turunin aku." Ucapnya. "Vin..."

"Dasar pendek!" Umpat Kevin mengabaikannya. Mengangkat kaki Citra sehingga cewek itu jauh lebih tinggi darinya. "Cepet ambilin bukunya."

Citra mengerucutkan bibir, Kevin mendekatkannya pada rak sehingga Citra memegang rak sembari mengambil buku yang di inginkannya.

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang