"Aku nggak biasa." Kata Citra malu. Merasa berlebihan mengenakan gaun.
Kevin melirik Citra dari atas hingga bawah. Dia meringis, cewek itu hanya mengenakan celana jeans dan kaos. Pakaian yang masih dikenakannya ketika mengantar Clara dan Zen. Citra ternyata belum menggantinya.
"Ya sudah, kamu pake kaos aku." Kevin membuka pintu lain. Menyodorkan kaos berlengan pendek padanya. Tapi dia meringis, merasa kurang cocok, kaos itu terlalu panjang di tubuh Citra yang hanya sedadanya.
Kembali mengambil kaos berlengan panjang.Lebih parah, lengannya kepanjangan. Kevin kembali mengambil yang lain. Lebih baik dari sebelumnya. Sebuah kemeja vintage yang dipadukan dengan gaya modern. Citra menerima ragu, lalu Kevin mendorongnya keluar dari sana. "Cepet. Keburu malem." Katanya menambahkan.
Citra mengangguk, Kevin kembali menunjukkan pintu kamar mandi. Di sana Citra menyadari betapa udiknya dia. Sama sekali tidak tahu apa-apa. Dia hanya melihat interior rumah semewah itu di internet dan televisi. Dia mengira gampang seperti yang dilihatnya di dunia maya selama ini.
Tetapi ketika berada di sana secara langsung. Citra tergagap. Demam panggung dan kampungan. Ndeso akut!
Selesai mandi, Citra hanya mengganti baju. Dia keluar dari kamar mandi. Dilihatnya Kevin ada di balkon kamarnya, sudah mengganti pakaiannya dari yang tadi. Dia terlihat lebih segar, yang berarti Kevin lebih dulu selesai mandi dari dirinya.
Citra menghampiri Kevin di balkon. Dia berdiri di samping Kevin. Cowok itu menoleh padanya. Citra sudah segar dan rapi.
"Ini rumah kamu?" Citra bertanya setelah mereka diam beberapa saat di sana.
"Kakek aku." Jawab Kevin mengoreksi.
Citra mengangguk paham. Memandang ke alam bebas. Mereka disungguhi pemandangan yang sangat indah. Pantai dan beberapa bangunan berjajar di sana. Rumah itu lebih tepatnya disebut Mansion, lebih tinggi daripada bangunan-bangunan lain di pinggir pantai yang lebih rendah. Sedangkan mansion yang mereka tinggali berada di dataran tinggi.
"Ayo." Kata Kevin lagi.
Citra mengernyit, tetapi Kevin menarik tangannya. Keduanya keluar dari bangunan tinggi itu. Mereka disambut beberapa orang berseragam, lalu mempersilahkan masuk ke dalam mobil jeep.
Citra menghirup udara segar. Mereka melewati alam yang masih asri. Sepanjang mata memandang, Citra tersenyum tipis. Baru pernah merasakan ke tempat seindah ini.
Kevin memasuki basement bangunan. Mereka keluar dari sana melalui lift. Cewek itu berhenti lalu menggeleng pelan.
"Kenapa?" Tanya Kevin.
"Aku nggak bawa apa-apa buat beli pakaian." Jawabnya polos. "Aku mau pulang." Pintanya melalui tatapannya yang sendu.
Kevin gemas. "Ayo, Cit." Ajaknya. Cewek itu bersikukuh, sehingga Kevin merangkul bahunya. Citra sangat canggung, Kevin membawanya memasuki department store.
Cowok itu menunjukkan beberapa pakaian untuk Citra. Cewek itu tidak biasa mengenakannya, sehingga menggeleng dan mencari model lain. Gaya angkuh Kevin membuat Citra meringis. Dia asal mengambil begitu saja pakaian di sana, seorang pegawai wanita mengikuti dari belakang. Siap menerima apa saja yang diberikan oleh cowok itu.
Citra berdiri dan melihat-lihat pakaian di menekin. Tanpa sengaja ekor matanya melihat nominal harga yang tertera di sana. Pupilnya membulat, sudah menduga tetapi tidak tahu jika harganya bikin sesak nafas.
Cewek itu menghampiri Kevin. Menghentikan cowok itu agar tidak mengambil lagi. "Udah." Katanya pelan.
"Kenapa?" Tanya Kevin masih memilih pakaian. Dia juga membeli untuknya sendiri, salah memang tidak membawa apa-apa dari rumah. Hanya membawa badan saja.
"Kita cari di tempat lain aja." Katanya meringis. "Di pasar." Citra tidak mau membebani Kevin. Meskipun cowok itu yang membawanya, tetap saja Citra tidak pantas mengambil kesempatan. "Nanti utang aku makin banyak." Lanjutnya mencicit.
"Bawa kamu ke sini siapa?" Kevin menatap tajam Citra.
"Kamu."
"Yang bertanggung jawab siapa?" Kevin kembali bertanyaa.
"Ha-harusnya kamu." Citra menjawab takut-takut.
Kevin mendengkus. "Sekali lagi kamu bikin catatan yang aku kasih ke kamu. Aku datengin rumah kamu, robek semua buku catatan utang kamu." Citra bersemu. Kevin mengetahui jika dia selalu mencatat semua harga dan barang yang diberikan cowok itu.
"Aku bukan siapa-siapa kamu. Aku nggak berhak nerima pemberian kamu." Jelasnya bersusah payah.
"Kamu... Mantan."
Citra langsung diam. Lalu melanjutkan lagi. "Karena mantan. Harusnya nggak boleh."
"Bawel!" Kevin berdecak. "Udah selesai." Katanya. Merangkul kembali cewek itu ke kasir, menusap-usap rambutnya lembut. Membuat Citra hampir melumer di lantai.
Selesai membeli pakaian, cowok itu membawanya pergi entah kemana. Citra hanya ikut saja. Meskipun beberapa saat yang lalu melotot tidak percaya. Kevin membeli pakaian hampir satu koper besar untuknya. Ada juga beberapa sepatu dan yang lainnya.
Sekarang pakaian-pakaian itu berada di jok belakang mobil jeep Kevin.
Citra menoleh, mereka berhenti di sebuah parkiran cafe. Kevin turun lebih dulu, Citra mengekor dari belakang. Cowok itu memilih tempat di area outdoor. Banyak pengunjung bersantai di sana, di pinggir pantai yang indah. Semilir angin menggoyang-goyangkan rambut Citra, dia merapikan ikat rambutnya. Menguncir semua sehingga hanya anak rambutnya saja yang menari-nari.
Kevin memesan makanan untuk mereka. Dia tersenyum tipis pada pegawai tersebut. Lalu setelahnya Kevin berdehem menarik perhatian Citra.
"Kenapa kamu bawa aku ke sini?" Tanya cewek itu menyelidik.
***
Jakarta, 04.07.18
Sibangke bikin anak orang melumer aja ekwkwk...
Mantan terindah, bukkk 😂😂😂
Pertanyaan.
Apa jawaban sibangke?
a. Diem
b. Main game
c. Jelasin secara ambigu (Sibangke kan suka ambigu😂)
d. Jelasin panjang lebar
e. (Isi Sendiri)
Follow ig.
ila_dira
Novel.dira
KAMU SEDANG MEMBACA
EX [TERBIT]
Teen FictionSUPAYA NGGAK BINGUNG, BACA SESUAI URUTAN! 1. CRAZY POSSESSIVE (TERBIT) - SELF PUBLISH, PESAN DI GUA AJA - 2. EX (TERBIT) - ADA DI GRAMEDIA - 3. HIS GIRLFRIEND (TERBIT) - ADA DI GRAMEDIA - 4. QUEEN (PROSES TERBIT) SPIN OF YANG BERHUBUNGAN DENGAN HG D...