Bab 76. Troublemaker

126K 14.4K 1.2K
                                    

Sebelumnya, buat semua readers, EX, thanks banget viewsnya udah banyak hehe. Tanpa keantusiaaan kalian, cerita ini nggak lebih dari upil yang mengganggu di idung. Pen segera dimusnahkan hahaha

***






Stef buru-buru mengikuti Citra di koridor sekolah. Cewek itu baru saja keluar kelas hendak ke perpustakaan. Seminggu sudah berlalu sejak Citra di-bully. Dia tidak pernah lagi mendapatkan ancaman apapun.

Seolah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Lolita dan teman-temannya tidak pernah bertemu dengannya lagi. Mereka menghilang bagai ditelan bumi. Tetapi setidaknya Citra aman untuk sekarang.

Dia juga tidak pernah bertemu lagi dengan Kevin. Sejak pertemuan mereka hari itu, dia benar-benar menghilang. Clara juga meminta Kevin untuk tidak menemuinya lagi, sehingga cowok itu mengalah untuk kali ini.

Jujur saja, dalam hati Citra sangat sedih. Sudah terbiasa dengan kehadiran Kevin, tetapi sekarang cowok itu menghilang entah kemana. Berulang kali hendak menelpon, tetapi perkataan Clara mengurungkan niatnya.

Jadilah Citra tidak pernah lagi main ponsel. Dia lebih sering meninggalkan di rumah ketika sekolah. Atau hanya memendem di tasnya saja. Barangkali ada yang penting dari Clara atau tante Sani.

"Cit!" Stef menghentikan langkah Citra. "Tunggu, Cit." Lanjutnya.

Citra menoleh, Stef berdecak malas. Berjalan beriringan di samping Citra yang kembali melangkah. "Apa?" Tanyanya pelan.

"Lo kenapa nggak pernah bareng Kevin lagi? Lo beneran nggak peduli lagi sama dia?" Tanya Stef mengernyit. Citra langsung diam. Mengalihkan pandangannya karena wajahnya langsung muram. Citra menggeleng pelan, tidak berani mengangkat kepalanya lagi. "Apa, Cit?" Stef bertanya geram. "Lo nggak peduli sama Kevin lagi?" Cowok itu menggeram. "Kalau lo nggak tahu keadaan Kevin sekarang, lo bener-bener kejam, Cit!"

Citra menoleh. "Kevin kenapa?" Tanyanya mencicit, dalam sekejap perasaannya semakin tidak karuan.

Stef mengatur nafasnya. Berbicara pelan-pelan agar emosi tidak tercampur di dalamnya. "Fuddin hampir mati dihajar Kevin." Citra melebarkan mata. "Demi lo! Dia nggak terima Fuddin bully elo!" Citra menahan nafas. "Keluarga Fuddin laporin Kevin ke polisi."

Citra berhenti tiba-tiba. "Di mana dia sekarang?" Nafasnya tercekat.

Stef menggeleng. "Sekarang lo nggak bisa ketemu Kevin." Citra mengerutkan dahi. "Besok lo bisa nemuin dia di kantor polisi habis pemeriksaan."

"Pemeriksaan?" Citra melebarkan mata tidak percaya.

Stef mengangguk membenarkan. "Atas penuduhan penganiayaan! Si babi Fuddin patah tulang sampe harus dibawa ke luar negeri sama keluarganya." Stef berdecak. "Lo tahu sendirilah gimana si curut arab satu itu kalau udah ngamuk!"

"Stef..." Kedua mata Citra memerah.

"Besok, Cit. Lo temui Kevin itu jam empat sore." Citra sedih, Clara melarangnya bertemu dengannya lagi. Stef tersenyum menenangkan. "Seenggaknya lo masih ada buat nyemangatin dia, Cit." Kevin menepuk bahunya. "Kevin beneran cinta sama elo. Dia belain lo dari banci sialan itu!"

Setelah itu Stef berlalu meninggalkan Citra. Cewek itu sama sekali tidak memiliki semangat lagi. Pikirannya melangnangbuana pada Kevin yang entah bagaimana keadaannya sekarang.

Citra pasrah pada larangan yang diberikannya pada Kevin. Dia tidak peduli lagi apa yang akan terjadi padanya setelah ini. Citra hanya ingin bertemu dengannya, memastikan Kevin baik-baik saja.

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang