Bab 73. Bully

125K 12.8K 968
                                    


"Mampus lo, sialan!"

Citra mematung. Air bekas kain pel berpindah pada tubuhnya. Dia memejamkan mata sehingga air keruh itu tidak masuk ke dalam mata.

Lolita menyeringai, menyedekapkan tangan di dada. Pengikut-pengikutnya menyusun rencana untuk mencelakai Citra. Tentu saja, mencari celah agar tidak ada yang mengacaukan rencana mereka.

"Tau kan kesalahan lo apa?" Fuddin menyeringai sembari menatap jijik pada Citra. "Udah puas main-mainnya? Atau setelah bertunangan, lo mau dinikahin juga?" Tambahnya.

Citra menatap mereka berani. "Aku nggak pernah minta ditunangin!" Katanya mengepalkan kedua tangan.

Mereka menggeram. "Alah..., munafik lo!" Lolita berdecak.

Fuddin kembali mendekat pada Citra. Menjambak rambut cewek itu dan mendorong ke dinding toilet. Mereka sengaja mengunci pintu agar tidak ada yang masuk dan melapor pada buku BK.

"Sekali lagi lo jalan sama Kevin. Muka lo yang nggak seberapa ini bakalan rusak!!" Ancam Fuddin sadis.

Citra diam, menahan tangan Fuddin agar tidak kuat menjambak rambutnya. Citra kesakitan, tetapi sebisa mungkin tidak menunjukkan kelemahannya. Citra menutup mulut meski tubuhnya gemetaran, bau busuk mulai menguar dari badannya. Mereka sengaja mencampur dengan telur busuk agar Citra kapok.

"Denger, nggak?!" Fuddin membentak. Citra tetap diam, cowok itu semakin marah, melepas tangannya dari rambut Citra lalu melayangkan tangannya ke wajah cewek itu. Cowok itu menyiksanya.

Citra meringis kesakitan. Pipinya berdenyut kesakitan, Citra merasakan sudut bibirnya robek dan mengeluarkan darah.

Fuddin belum puas. Dia kembali menjambak cewek itu hingga rambut Citra rontok dan berantakan. Kedua mata Citra memerah menahan kesakitan, penglihatannya mulai mengabur. Mereka terbahak senang, memaki dan menyiram sekali lagi dengan air bekas kain pel dari kepalanya.

"Sudah cukup!" Lolita menginterupis. "Dia udah ngerasain apa yang Kevin perbuat sama gue. Ayo, girls!" Ajaknya tenang.

Mereka meninggalkan tempat tersebut. Menyisakan Citra yang sudah menangis sesegukan. Dia kesakitan, tamparan Fuddin tidak seperti anak perempuan. Dia cowok, tenaganya berlipat-lipat kali lebih kuat.

Selalu Fuddin yang menyiksanya, sedangkan Lolita dan yang lain hanya terbahak menonton. Menyuruh Fuddin kembali menyiksa sehingga mereka makin senang.

Kali ini Citra tidak bisa memaafkan mereka. Perlakuan kasar ini sungguh keterlaluan. Cewek itu keluar dari kamar mandi menuju kelas. Tidak peduli lagi pada anak-anak atau siapapun yang melihatnya.

Cewek itu membawa ranselnya keluar setelah mengenakan jaket. Citra pulang meski jam pelajaran belum selesai.

Dia menangis sepanjang jalan. Bau busuk dari tubuhnya semakin menguar dan membuat dirinya sendiri mual. Citra berhenti di tengah jalan yang sepi memuntahkan isi perutnya karena tidak tahan dengan baunya. Citra menyeka wajahnya kasar, setelah itu kembali memacu motornya pulang.

Mereka sudah merencanakan ini ketika Kevin tidak masuk. Cowok itu mengatakan tadi malam bahwa dia memiliki urusan. Citra lengah, dia masih di awasi oleh Lolita selama ini. Dendamnya semakin membara, Kevin lebih memilih cewek sialan itu menjadi tunangan dibandingkan dirinya yang sempurna.

Sekarang Citra tidak memiliki teman lagi. Sejak Citra membela Kevin terang-terangan Jason tidak mau berurusan dengannya lagi. Cowok itu mulai cuek dan sekarang sedang dekat dengan adik kelas.

Sehingga apapun yang terjadi dengannya, Jason tidak mau ikut campur lagi. Cowok itu terlanjur kesal pada Kevin yang tidak bisa mengalah, juga Citra yang lebih memilihnya. Jason menyadari jika cewek itu memiliki perasaan lebih pada Kevin, meskipun cowok itu sering kali menindas tetap saja rasa itu tetap bernaung untuknya.

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang