Bab 49. Tak Beralasan

135K 12K 284
                                    


Kevin merangkul Citra setelah mereka tiba di bandara Soehatta. Sisa-sisa liburan masih tercetak di wajah masing-masing, sehingga beberapa kali tersenyum dan terkekeh pelan. Mereka masih seperti sebeumnya, sama sekali tidak membawa apa-apa selain pakaian yang masih melekat di tubuh masing-masing.

Citra mengenakan pakaiannya waktu itu. Meninggalkan semua pemberian Kevin di sana. Dia hanya meminjam, bukan hak milik. Tentu saja Citra menolak ketika Kevin menyuruhnya membawa serta.

Andrew sedih dengan kepergian mereka, tetapi lelaki tua itu cukup pintar untuk menyembunyikannya. Citra melihat sinar di kedua iris Andrew mulai meredup. Lelaki yang awalnya dikira seperti mafia, ternyata kakek yang sangat baik dan pengertian.

Meskipun mereka tidak pernah berbicara khusus, namun Citra melihat ketulusan ketika Andrew memanggil namanya.

"Mau makan dulu?"

Citra menggeleng. "Langsung pulang aja."

"Makan di rumah kamu?" Kevin menggodanya.

Citra langsung menggeleng. "Nggak." Katanya.

Cowo itu meringis. "Nggak masalah." Dia mengangkat bahu.

Cewek itu mencibir, membiarkan Kevin mengelus-elus rambutnya lembut.

"Kevin, lo udah kembali?"

Mereka menoleh pada asal suara. Citra mengernyit dan menatap diam-diam cewek di depan mereka. Berbeda dengan Kevin yang terlihat tidak senang dengan kedatangannya. Mendengkus dan raut wajahnya kecut.

"Kenapa lo ada di sini?" Tanyanya kesal. Sama sekali tidak mengendurkan rangkulannya dari Citra meski cewek itu menurunkan tangannya.

"Gue disuruh sama tante." Jawabnya jujur. Memandang cewek di samping Kevin, lalu beralih pada lengan Kevin di bahu Citra.

Kevin mendengkus lagi. "Mending lo pulang sekarang!" Suruhnya dingin.

Cewek itu menggeleng. "Gue mau jemput lo. Siapa cewek ini? Kenapa kalian sedekat itu?!" Tambahnya penasaran. Dia cukup terganggu dengan pemandangan intim tersebut.

Kevin meringis, menoleh pada Citra yang sudah menundukkan kepala. "Lo nggak perlu tahu!"

"Gue berhak tahu, Kevin. Gue calon tunangan lo!!" Cewek itu berteriak frustasi. Citra yang masih menunduk terkejut dan mengangkat kepala. Dia langsung mundur, melepas lengan Kevin dari bahunya lalu pergi. Terlalu syok sehingga rasanya tubuhnya melayang-layang dan tidak berpijak pada bumi.

"Citra!" Kevin mengejarnya. Meraih lengan cewek itu dan memutar tubuhnya. "Aku anter kamu pulang!"

"Jangan. Kamu sudah dijemput." Kata Citra pelan.

"Sialan, Cit! Jangan bikin aku marah!!" Kevin mulai emosi. Citra mulai ketakutan, Kevin telah kembali kehabitatnya. Dia membiarkan cowok itu menyeretnya dan mengabaikan cewek di belakang mereka terus berteriak.

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam. Terutama Citra, sama sekali tidak merespon perkataan Kevin lagi. Mengabaikan cowok itu sehingga dia mencengkeram setir kuat, siap meremukkan benda lingkaran tersebut.

Tidak peduli semarah apa Kevin karena mengabaikannya. Citra langsung turun dan mengucapkan terima kasih ketika mereka tiba di depan gang rumahnya. Kevin memanggil sekali lagi, cewek itu malah mempercepat langkahnya tanpa menoleh kembali ke belakang.

Kevin tidak mau mengalah. Mengejar Citra melalui gang sempit tersebut. Cewek itu membuka pintu dengan kesusahan. Sekali lagi memutar kunci lalu menutup cepat, tidak memberikan Kevin mengejarnya.

"Cit!" Kevin memanggil dari luar. Di sana masih sepi, tentu saja. Belum banyak yang kembali dari liburannya. Begitu juga dengan Clara dan Zen, kemarin mendapat telpon jika mereka kembali sekitar beberapa hari lagi. Zen ijin dari sekolahnya. Absen beberapa hari karena keadaan neneknya belum stabil.

Citra tersentak, panggilan Kevin makin melemah. Cewek itu terlihat sangat labil sekarang. Entah untuk apa dia seperti itu, berperan sebagai pacar yang cemburu. Citra menggeleng, tidak seharusnya seperti ini. Citra tidak berhak, dia bukan siapa-siapa Kevin, pastinya. Lebih parah, mereka sudah mantan.

Suara Kevin tidak terdengar lagi. Citra tidak begitu memikirkannya. Dia berbaring di tempat tidurnya, memejamkan mata untuk menetralkan jantungnya yang berdetak begitu cepat.

Ini salah. Citra terus menggumankan kalimat itu. Tidak seharusnya. Tidak sepantasnya. Citra tidak memiliki alasan seperti ini.




***

Jakarta, 25.07.18

Hayoloh, Citcit kenapa tuh? 😂😂

Yang mau masuk gc masih bisa ya. Silahkan di add salah satu.

0823 4484 7762 - aya
0822 3151 9534 - agnes
0823 6304 5938 - Dira

Follo ig. ila_dira

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang