Bab 39. Ruang Dosa

162K 13.1K 515
                                    

 "Kemana?"

"Ke party." Citra mengerutkan dahi. "Ayo." Kembali menarik tangan cewek tersebut. Meraih pundaknya lalu merangkul seperti biasa. Mereka mengunjungi sebuah bangunan tinggi, Citra, menelusuri lorong-lorong dan di sambut hangat oleh beberapa wanita berpakaian minim serta lelaki bertubuh besar.

Citra tidak tahu party apa yang dimaksud oleh Kevin. Karen cewek itu tidak menemukan balon-balon di sekitaran sana. Dia tahunya kalau ada party, sekitaran lokasi dipasang balon-balon atau hiasan dinding berwarna senada.

Kevin membuka pintu, suara menggelegar memasuki gendang telinga Citra. Cewek itu mengerutkan dahi, Kevin tetap santai seperti biasa. Keduanya telah sampai di party yang dimaksud oleh cowok tersebut. Citra terkejut bukan main, makin merapat pada Kevin di sampingnya. Dia tak berani melihat mengedarkan pandangannya. Banyak hal tak lazim yang ditemuinya di sana sejak menginjakkan kaki di dalam ruangan remang-remang tersebut.

Seumur hidupnya, Citra baru kali ini memasuki ruangan penuh dosa tersebut. Dia tidak tahu bagaimana persis aslinya. Ternyata tidak semudah yang dia tonton selama ini. Aura penuh dosa bertebaran di sana, tetapi para pengunjung malah terlihat sangat bangga.

"Ayo pulang." Bisik Citra yang sama sekali tidak didengar oleh cowok itu. Dia menundukkan tubuhnya, lalu sesaat kemudian menggeleng menolak ajakan Citra untuk kembali.

"Kevin." Citra mendongak. Melihat seorang cowok yang sepertinya seumuran dengan mereka. "Gue kira lo nggak datang, bro."

"Selow." Balas Kevin singkat. Mereka berbasa basi sedikit.

"Siapa nih?" Cowok itu mengernyit melihat Citra di samping Kevin.

"Cewek gue." Sejak kemarin Kevin selalu mengaku-ngaku yang bukan-bukan tentang hubungan mereka. Padahal mereka kan sudah mantan.

Citra tidak mendengar begitu jelas apa yang mereka bicarakan. Telinganya penuh sehingga hanya bunyi dentuman saja yang terngiang-ngiang di pendengaran.

"Lo mau minum apa? Silahkan." Nelson mempersilahkannya. Teman Kevin yang menyapanya tadi. Sedangkan yang satu lagi sudah pergi entah kemana. Citra tidak tahu namanya, meskipun sudah berkenalan, dia tidak mendengar. "Gue ngecek yang lain dulu. Tar gue samperin kalo udah pada ngumpul!" Lalu cowok itu pergi meninggalkan mereka.

"Mantan." Kata Citra mengingatkan setelah Nelson pergi.

Kevin meringis, merangkul Citra dan menutup wajah cewek itu dengan telapak tangannya.

Kevin duduk di kursi bar. Menarik tangan Citra lalu menempatkan di antara kedua kakinya, cewek itu berdiri di atas kakinya sendiri. Tangan kiri Kevin memeluk pinggang Citra, menunjukkan jika cewek itu miliknya. Dia sekali lagi mengedarkan pandangannya takut-takut, langsung menoleh jika menemukan hal yang tak lazim.

Citra melihat gelas di meja bartender. Kevin hendak meraihnya, namun Citra menghentikannya. "Jangan minum." Pintanya.

Kevin menoleh. Citra berharap untuk didengarkan kali ini. Cowok itu mengangkat gelasnya, Citra tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikannya. Kevin selalu semena-mena. Melakukan apapun yang di inginkan tanpa ada yang bisa menghentikannya.

"Orange jus dua."

Citra mendongak, Kevin mengedipkan mata padanya. Dia meletakkan kembali gelasnya di atas meja bartender. Citra balas tersenyum, menempatkan kedua tangannya di bahu Kevin. Cowok itu terkekeh, semakin mendekap pinggang cewek tersebut. Mengecup dahinya lalu mereka berhenti ketika bartender mengangsurkan dua gelas orange jus untuk mereka.

Citra terkejut. Bulu romanya berdiri. Apa-apan itu Kevin mencium keningnya. Seketika cewek itu menatap horror. Berusaha melepas tangan Kevin yang melingkar di pinggangnya. Kevin tentu saja menolak, semakin merapatkan tubuh mereka.

Kevin memberikan satu gelas untuk Citra, dan gelas yang lain untuknya. "Aman. Nggak ada alkoholnya." Bisik Kevin di telinganya.

Citra kembali menatap ragu. Kevin sudah menenggak isinya, dan sepertinya benar. Tidak ada aroma menusuk selain dari aroma sari buah. Citra menatap isinya sekali lagi, lalu menyesap pelan.

Merasa isinya sama seperti jus biasanya. Cewek itu baru berani minum banyak. Kevin terkekeh, lucu melihat cewek polos itu.

Beberapa saat kemudian musik berhenti, namun suara mendengung tetap mengitari pendengaran Citra. Cowok yang tadi menyapa mereka berada di atas panggung, menyapa orang di sana dan tergelak.

Dia terlihat sangat senang. Memberikan beberapa patah kata. Mengumumkan jika mereka bersenang-senang di sana. Entah bersenang-senang jenis apa ini. Citra sendiri merasa sangat tidak nyaman berada di tempat seperti itu.

Banyak cewek memamerkan tubuh mereka. Mengenakan pakaian seadanya dan sepatu tinggi-tinggi. Wajah mereka putih, lalu sekeliling mata dilingkari gari berwarna hitam. Tak lupa dengan iris masing-masing berwarna-warni seperti halnya mata ular.

Mereka tidak marah ketika cowok di samping masing-masing meraba tubuh mereka. Mencium di mana saja bagian tubuhnya, serta meremas di bagian-bagian tertentu. Sama sekali tidak malu dilihat yang lain.

Seharusnya mereka mencari tempat private. Sehingga apapun yang mereka lakukan, tidak ada yang melihat.

Cita makin bergidik ngeri. Ternyata seperti ini hidup di dunia malam.

Cewek itu tersentak. Suara teriakan cowok itu menggelegar. Lalu suara soarakan memenuhi ruangan tersebut, disusul dentuman musik lebih meriah lagi. Mereka bersorak gembira, kembali menari entah gaya apa.

Citra menoleh pada Kevin di depannya. Melotot tidak percaya jika Kevin menyukai tempat seperti itu.

Ketika cowok itu kembali merapatkan tubuh mereka yang semakin longgar. Citra memekik tidak nyaman. Kevin memutar tubuhnya, menempatkan Citra duduk di kursi yang lebih rendah antara bartender dan tubuhnya.

Ketika Citra menoleh, seorang cowok mengedipkan mata padanya. Cewek itu makin sesak nafas. Tidak sabar keluar dari tempat laknat tersebut.

Kevin turun dari kursinya, langsung melayangkan kepalan tangannya pada wajah cowok itu.

Citra terpekik. Dalam sekejap keadaan ricuh di sekitar mereka. Cowok itu hendak balas menerjang, tapi orang-orang di sekitarnya menahan tubuhnya.

"Kenapa?" Nelson datang lagi unruk mengecek keributan tersebut. Kevin tidak menjawab, "Ck! Lo keluar dari sini!" Lanjutnya pada cowok kurang ajar itu.

Suara musik tak berhenti, cowok itu diseret dua orang bertubuk kekar keluar. Nelson tidak perlu mengetahui secara detail jika Kevin sudah berulah.

Sudah pasti ada sebabnya.

Kevin mendekat pada Citra yang gemetaran, berusaha menahan air matanya agar tidak meluruh. "Cewek lo aman. Jangan takut, dia udah keluar." Nelson menenangkan. Lalu mengajak mereka ke ruangan lain.

Citra menundukkan kepala, membiarkan Kevin menarik tangannya.

***

Jakarta, 08.07.18

Citra dijual sama sibangke gampang banget tuh kwkwkwkw.

Pertanyaan.

Sibangke bawa Citcit ke tempat dugem. Pastinya itu tempat serem. Seremnya kek gimana?

a. Orang ngasih obat perangsang. Trus mereka bikin debay😳

b. Citcit ikut joget-joget. Hassekkk... Goyang sampe lawbad!😂

c. Sibangke cium Citcit.

d. Ada cewek goda sibangke.

e. (Isi Sendiri)

Follow ig.
ila_dira
Novel.dira


Pst... Bedewe cerita ini masih panjang keknya.

Siapa nih yang udah bosen? 😆

EX [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang