Line -3-

1.3K 68 1
                                    


Hai, haiii... Arina meluncur! Selamat membaca! ^_^

.
.
.

#-#-#

Arina kini mengetahui semuanya. Tentang siapa sebenarnya Ryuuzaki Zero, seorang kakek yang menjadi tetangga neneknya dulu. Tentang insiden kematian Raiden dan Ami, sepasang suami istri yang sudah dianggap sebagai paman dan bibinya sendiri oleh Arina. Juga tentang hilangnya Youren Miika, putri tunggal Raiden yang selamat dari kebakaran itu. Arya juga menceritakan kebenaran di balik insiden itu pada Arina, sehingga Arina bisa menyimpulkan apa yang harus ia lakukan untuk mencari Youren setelahnya.

" Aku sudah menghubungi keluarga Pak Zero dan menjelaskan semuanya, dan mereka bilang ingin bertemu denganmu."

Darka menjelaskan. Arina yang duduk di depan pria itu menggelengkan kepala. " Nggak bisa sekarang. Kita cuma bisa minta bantuan mereka untuk saat ini karena aku nggak bisa pergi ke manapun. Kalau mereka memang bersedia mencari Youren, sebaiknya mereka mencarinya sekarang. Aku serahkan pencarian itu pada mereka."

" Kenapa begitu? Bukannya kamu juga ingin mencarinya?"

Arina terdiam sesaat mendengar ucapan Arya. Benar, dia juga ingin ikut mencari Youren, tapi keadaannya sekarang benar-benar tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu. Dia masih punya tanggung jawab lain yang harus ditanggungnya.

" Aku nggak bisa ke mana-mana. Sekarang bahkan masih beberapa bulan setelah meninggalnya ayahku. Aku masih harus menjaga ibuku dan Arsa di rumah. Aku nggak bisa meninggalkan mereka."

Dua pria itu seketika bungkam, menyadari kesalahan mereka yang mendesak Arina untuk mengikuti keinginan mereka. Mereka ingat alasan kenapa mereka baru mendatangi Arina sekarang adalah karena ayah Arina sudah meninggal, dan Darka berpikir mereka akan mudah bertemu Arina. Ayah Arina memang terkenal keras dan tidak mengizinkan siapapun untuk bertemu dengan anaknya kecuali untuk hal-hal yang menurutnya penting untuk masa depan putrinya, karena itu Arya tidak pernah bisa bertemu Arina sebelum ini. Bagaimana bisa Arya menemui Arina saat ayah gadis itu selalu muncul di setiap tempat di mana Arina berada? Ayahnya selalu mengawasi gadis itu di manapun. Dan Arya sama sekali tak punya kesempatan untuk mendekat.

" Ah, benar. Mengenai ibumu, bagaimana keadaannya?" tanya Darka akhirnya.

" Ibu baru merintis usaha, nerima pesanan kue. Masih belum terlalu banyak pelanggan, sih."

" Maaf kalau perkataan Om nyinggung kamu. Tapi beberapa aset Pak Zero yang diberikan buat kamu, salah satunya ada bangunan ruko yang masih disewakan sampai sekarang. Lokasinya sangat strategis dan nggak jauh dari rumahmu. Kamu bisa menggunakannya sekarang kalau kamu mau."

" Maksud Om, bangunan itu bisa dipakai buat ibuku?"

Darka mengangguk. Merasa bersyukur karena Arina adalah gadis cerdas. Jadi dia tidak perlu menjelaskan panjang lebar tentang maksud perkataannya.

Arina terlihat memikirkan tawaran Darka. Kalau memang ibunya bisa membuka toko di tempat itu, pasti akan lebih mudah buat mereka menjalankan bisnis itu. Tapi...

" Modalnya?" tanya Arina.

" Uang sewa bangunan itu setelah Pak Zero meninggal sudah menjadi hakmu. Om membuatkan rekening khusus untuk penghasilan setiap aset peninggalan beliau, dan toko itu punyamu. Jadi kamu sudah punya modal dari uang sewa sebelumnya."

" Apa aku benar boleh menggunakannya?"

Arina hanya memikirkan ibu dan adiknya sekarang. Kakak pertamanya memang sudah menikah, tapi ia tidak mungkin meminta bantuannya karena sang kakak sendiri telah menjadi tanggung jawab suaminya. Lalu kakak keduanya, perempuan yang sudah masuk tahun terakhir kuliahnya itu juga tidak bisa diandalkan. Jadi Arina berusaha mendapatkan bantuan untuk kehidupan ibu dan adiknya.

Death Line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang