Line -42-

415 39 2
                                    


.
.
.

#-#-#

Semua orang di ruangan itu hanya menatap ke satu arah. Layar proyektor besar yang baru saja selesai menampilkan sebuah video berdurasi beberapa menit. Ryuu menautkan jemarinya, menggunakannya untuk menopang dagu di atas meja. Tidak tampak reaksi yang berarti di wajahnya.

" Kami menemukan video ini di ponsel Jordan. Sepertinya dia berniat mengirim video ancaman pada Neron setelah berhasil memanggil Arina ke sana. Tapi rencananya gagal karena ternyata Arina sangat di luar perkiraannya."

Radith menjelaskan dengan cepat. Tampak sekali ia benar-benar penasaran dengan penjelasan orang-orang yang juga ada di ruangan itu, orang-orang yang ia yakini tahu tentang sisi rahasia Arina. Ya, mereka baru saja melihat video perkelahian antara Arina dengan anak buah Edmond dan Jordan yang terjadi beberapa jam yang lalu.

Shougo hanya diam, begitu pula Neron yang sama sekali tidak mengalihkan tatapan dari layar. Adler dan Farren beda lagi, keduanya terlihat terkejut setengah mati melihat kemampuan Arina melawan orang-orang itu. Apalagi Jean dan Rio yang sudah melongo parah di tempat masing-masing hingga tayangan itu berakhir.

" Apa polisi mau menjadikan video itu sebagai salah satu barang bukti?" tanya Ryuu tanpa menoleh.

Semua mata seketika tertuju pada Ryuu yang masih tidak menunjukkan ekspresi apapun.

" Mungkin akan digunakan sebagai bukti penculikan di bagian awal. Aku nggak tahu apa Pak Hari akan memotong videonya atau tidak."

" Siapa saja yang sudah melihat selain kita dan Pak Hari?" tanya Ryuu lagi.

" Pak Darka,  juga Pak Bayu yang akan menjadi hakim untuk kasus ini."

Ryuu manggut-manggut, lalu bangkit dari duduknya.

" Apa ada polisi yang berjaga di rumah sakit sekarang?" tanya Ryuu lagi.

Orang-orang di ruangan itu menatap Ryuu heran. Mereka jelas menunggu komentar gadis itu tentang rekaman yang baru saja mereka lihat, tapi Ryuu justru terlihat tak acuh akan hal itu.

" Ya, ada beberapa polisi yang menjaga Natha, Arsa, dan Nara."

" Kak Rin?"

Radith mengedikkan dagu ke arah Shougo dan Neron yang masih bergeming di tempat masing-masing. " Mereka tadi bilang kalau mereka sendiri yang akan menjaga Arina."

Ryuu tersenyum sekilas. " Kalian nggak perlu ke sana," ujarnya pada Shougo dan Neron.

Setelah berkata dengan nada datar, Ryuu beranjak pergi dari ruangan. Ia benar-benar mengabaikan rasa penasaran yang sudah meliputi orang-orang itu. Ryuu memang tidak pernah berniat menjelaskan apapun tentang keadaan Arina. Karena baginya, yang terjadi pada Arina beberapa saat lalu, sosok lain yang seolah mengubah wanita itu, semuanya adalah kebenaran tentang Arina yang sejak dulu disembunyikan. Entah itu oleh orang yang memang pernah melihatnya-Zero, nenek Arina, ayah Arina, atau Jamie-, ataupun orang-orang yang belum pernah melihat, namun tidak ingin melihatnya-Darka-. Dan Ryuu, membenci sikap orang-orang yang tidak bisa menerima kenyataan sisi buruk yang dimiliki Arina itu.

" Biar gue yang nyetir."

Ryuu yang masih berdiri di samping mobilnya menoleh. Di sana, Jean merebut kunci mobilnya dan tanpa permisi masuk ke kursi kemudi. Ryuu tak melarang dan justru membuka pintu samping dan duduk di sebelah Jean tanpa protes.

Lagi-lagi tanpa permisi, Jean menyalakan mesin dan menjalankan mobil keluar dari area gedung Black Hawk. Ia melirik sekilas ke arah Ryuu, lantas kembali fokus menatap jalan. Seolah paham ke mana tujuan Ryuu, ia melajukan mobil tanpa bertanya arah pada gadis di sebelahnya.

Death Line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang