.
.
.#-#-#
" Jadi seperti itulah ceritanya."
Arina baru saja mengakhiri ceritanya tentang pembersihan Red yang dilakukan oleh CIA. Ia menjelaskan bahwa sebenarnya kedatangan Red tidak ada sangkut pautnya dengan dirinya, hanya saja pada akhirnya pria itu harus berurusan dengan Arina dan membuat semuanya selesai di tangannya.
" Jadi, kau masuk klub eksklusif itu dengan penyamaran?" tanya Richard dengan nada takjub.
" Ya. Sayangnya wajah penyamaranku sudah tersebar di kalangan para mafia itu. Banyak orang yang mengejarku sekarang. Entah untuk dibunuh atau mereka ingin merekrutku sebagai bagian dari mereka. Kemarin aku juga mendapat informasi bahwa rumor kedatanganku ke New York sudah tersebar. Entah mereka mencariku sebagai Arina atau Nadin, dua-duanya adalah buron yang dikejar banyak kalangan. Nadin adalah sosok berpengaruh yang berhasil mengatur rute pasar gelap, sedangkan aku sebagai Arina adalah musuh besar yang menghantuinya."
Xavier menekan pangkal hidungnya frustrasi, begitu pula Shirley yang memijat pelipisnya pelan.
" Jadi, dua identitasmu dikejar dua kubu yang berlawanan?"
" Tidak juga. Nadin tentu saja dikejar oleh orang-orang yang memiliki niat jahat. Tapi untuk Arina, dia dikejar oleh dua kubu yang berlawanan. Mereka sama-sama menginginkanku untuk berpihak."
" Lalu kenapa kau bisa ada di sini?" tanya Emily dengan nada heran.
" Aku memiliki hutang pada Brenda lima tahun yang lalu, dan dia ingin aku membayarnya sekarang. Jadi di sinilah aku."
Benar. Sejak awal kedatangan Arina di sini adalah dengan tujuan itu. Membayar hutangnya pada Brenda setelah wanita itu menangkap putranya sendiri karena berani menyelinap ke organnisasi Bright. Sebagai ganti telah melepaskan Neron, Arina harus memenuhi satu permintaan Brenda padanya dalam kurun waktu yang tidak ditentukan. Dan ternyata, yang diinginkan Brenda adalah ingin melihat sendiri kemampuan Arina saat melakukan penyelidikan. Wanita itu ingin menggunakan pribadi Arina sebagai bahan penelitiannya dengan memerhatikan semua gerak-gerik dan perilakunya. Jadi itulah mengapa Arina serius menjalani pekerjaannya kali ini. Ia harus segera menyelesaikannya dan pulang untuk mengikuti acara penting di keluarganya.
" Tapi sebenarnya apa hubunganmu dengan Ryuuzaki Aoi? Bukankah dia adalah mantan anggota Black Squad yang kini membentuk organisasi sendiri di London?" tanya Hans.
" Ah, itu," Arina mengusap ujung hidungnya. " Ryuuzaki adalah adik angkatku. Aku diangkat menjadi keluarganya oleh kakek Ryuuzaki saat aku masih kecil. Kami terpisah lama saat orang tua kandungku membawaku pergi. Kami bertemu lagi baru-baru ini."
Arina menarik napas panjang sesaat. " Sudah cukup untuk kisah pribadiku. Kita harus menyelesaikan penyelidikan secepat mungkin. Richard, apa kau sudah mendapat rekaman dari kamera pengawas yang lain pada waktu sebelum dan sesudah kejadian?"
Richard memgangguk. " Ya. Aku berhasil menemukan siapa wanita yang masuk ke kamar itu bersama korban, tapi aku tidak menemukan rekaman dia meninggalkan tempat itu. Aku mengecek setiap rekaman kamera yang berfungsi di gedung itu dan di area sekitarnya, tapi aku tak menemukan wanita itu. Dia tidak pernah keluar dari sana."
" Apa kau mengecek orang- orang yang keluar dari bar dengan membawa muatan besar? Seperti kardus atau semacamnya?" kali ini Emily yang menyahuti penjelasan Richard.
" Aku tidak memerhatikannya. Tapi sepertinya memang ada. Aku akan mencarinya lagi."
" Untuk masalah tim forensik, hasil akhir tidak ditemukan reaksi obat tertentu pada tubuh korban. Dia tidak mengkonsumsi obat apapun. Tapi mereka justru menemukan sisa zat obat-obatan di ujung jarinya. Tim forensik masih menyelidiki hal ini lebih lanjut." Xavier melaporkan hasil dari lab forensik.
![](https://img.wattpad.com/cover/163941367-288-k359177.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Line
Akcja. . . [15+] . . . Hidupnya abu-abu. Itulah yang ia sadari sejak dulu. Dan tidak akan berubah, entah sampai kapan. Karena ia memang tak menginginkan perubahan, dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja. Namun tiba-tiba saja, ia mendapati j...