Line -34-

433 35 0
                                    


.
.
.

#-#-#

" Aku mau berhenti."

Gerakan Chandra yang tengah membuka-buka berkas di depannya terhenti. Sedangkan Shougo dan Darka yang duduk di sofa menatap terkejut pada Arina yang baru saja angkat bicara.

" Berhenti?"

Arina diam, tak menatap ketiga orang yang memerhatikannya. Helaan napas berat lolos dari bibirnya, lalu sebelah tangannya terangkat menekan pelan pelipisnya yang terasa nyeri.

" Aku akan mengembalikan semuanya. Kafe, toko kue, dan dokumen tentang warisan itu. Semuanya. Aku akan berhenti."

Darka menatap tajam Arina, sudah bersiap memuntahkan lahar panasnya kalau saja Shougo tidak menahannya saat akan bangkit dari sofa.

" Kenapa?" tanya Chandra tenang. Meski begitu, sorot mata tak setujunya menusuk sosok Arina.

Diam. Arina lagi-lagi tidak menjawab pertanyaan yang ditujukan padanya. Memicingkan matanya erat, gadis itu bergeming di tempatnya.

" Nggak bisa, Rin. Sejak awal kamu nggak bisa menarik keputusan ini. Sejak kamu menandatangani dokumen itu, kamu nggak bisa melepaskan tanggung jawab akan hal ini. Walaupun kamu sangat ingin pergi."

Arina melayangkan tatapan bertanya pada Darka. Pria itu tampaknya sudah bisa mengendalikan emosinya sekarang. Terbukti dari suaranya yang terdengar tenang.

" Ini. Baru saja sampai ke rumahku kemarin sore. Kamu bisa membacanya sekarang."

Darka menyodorkan sebuah amplop besar berisi file berkas. Arina menariknya mendekat dan mulai mengeluarkannya. Dibacanya saksama dokumen yang diberikan Darka, lalu beberapa detik setelahnya hanya ada suara terkesiap milik Arina, yang memandang tak percaya berkas di tangannya.

" Nggak. Nggak bisa! Batalkan!"

Arina melempar dokumen itu ke meja, matanya nyalang ke arah Darka yang duduk tenang.

" Nggak bisa, Rin. Itu sudah keputusan Nyonya Kouko setelah kamu bersedia menandatangani dokumen warisan itu. Keluarga Sakurai melakukan rapat untuk memasukkanmu dan Daniel ke dalam anggota keluarga mereka. Dan semua anggota keluarga Sakurai sudah menyetujui hal ini.

" Itu dokumen resmi yang menyatakan kamu sebagai salah satu pewaris sah keluarga Sakurai dari pihak Pak Zero selain Youren dan Daniel. Kamu berhak mendapat bagian saham dari aset keluarga dan beberapa wewenang khusus. Juga, kamu mendapat tugas untuk memastikan keselamatan pewaris utama keluarga Sakurai, Ryuuzaki Aoi, dan mempersiapkannya untuk memegang tanggung jawab sebagai kepala keluarga Sakurai ke depannya. Itu keputusan yang diambil sesuai kesepakatan seluruh anggota keluarga besar Sakurai."

Penjelasan panjang dari Darka berhasil membungkam Arina. Gadis itu hanya bisa menghela napas pasrah saat membaca sekali lagi dokumen penting itu. Semua orang mengaturnya. Ya, sejak awal Arina memang selalu berada dalam kuasa orang lain. Dan ia selalu tidak bisa menyangkal apapun.

" Apa aku bisa mengajukan syarat untuk dokumen ini?" tanya Arina.

" Apa itu? Aku akan menyampaikannya pada Nyonya Kouko." Shougo yang menjawab.

" Biarkan aku. Biarkan aku melakukan apapun sesukaku."

#-#-#

Sepertinya malam ini memang malam penuh kejutan bagi orang-orang yang menjadi tamu makan malam Pak Hari. Mulai dari sosok misterius Arina, lalu hubungannya-entah apa itu- dengan Ryuu. Kemudian tentang siapa Avena sebenarnya, ditambah dengan kehadiran sosok beberapa orang yang tidak diketahui tujuan mereka berkumpul di sini. Kenapa Arina bisa memanggil keluarga Arya untuk datang kemari? Belum lagi keberadaan John West beserta istrinya juga membuat tanda tanya di kepala orang-orang. Lengkap dengan kedatangan Chandra dan Darka yang notabene adalah orang terkenal di bidang profesi masing-masing. Sebenarnya apa yang tengah terjadi sekarang?

Death Line Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang